Mohon tunggu...
Adik Wibowo
Adik Wibowo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Beyond Blogging

Salam! Saya Adik Wibowo, berlabuh di pelabuhan terakhir yaitu Home Sweet Home sambil belajar berliterasi, ngomong di depan kelas untuk trainee perhotelan kapal pesiar dan english MedWist, sarasehan di pendopo bersama komunitas seni budaya. Mengembara selama belasan tahun menjelajah dunia terfasilitasi lantaran menjadi kru kapal pesiar bidang perhotelan. Adalah sangat tidak fair apabila kenangan, pengalaman itu hilang tertelan masa begitu saja. Di sini ingin hati berbagi literasi agar tetap menginspirasi atau menambah perspektif terhadap perjalanan, pengalaman maupun sudut pandang. Terimakasih kepada semua yang telah membaca setiap teks - semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Laut Perspektif Anak MedWist

24 Desember 2023   23:14 Diperbarui: 25 Desember 2023   05:01 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Laut adalah kebebasan tak terhingga dan ombaknya mengajarkan ketabahan untuk menghadapi kehidupan".

Pernyataan Arif ini mengajakku untuk flash back ke puluhan tahun silam. Aku hidup di geladak pesiar menjelajah laut. Diriku sempat pada posisi terombang-ambing di rutinitas pekerjaan sebagai seorang kru. Terdapat kesempatan untuk banyak belajar dari situasi-situasi kritis yang muncul. Aku berbenah diri tiap kali langkah kaki berasa tidak pada rel kehidupan yang dipanutkan. Ternyata di tengah lautan manapun masih ada sebuah tempat untukku bersimpuh. Di ruangan yang didesain khusus sebagai crew mosque, di koridor samping kamar yang bisa digelar sajadah, di tengah ruangan dalam kamar yang kupakai untuk mendirikan sholat, tentunya di saat room mate tidak sedang di kamar karena menjalani shift pekerjaan. Ternyata masih ada kesempatan bagi orang yang ingin memaksa dirinya sendiri untuk berbuat lebih baik daripada hari kemarin.

Obrolan sore usai kelas MedWist disusul celetukannya Sifa. "Laut bukan hanya tempat menghasilkan banyak air. Tetapi sebuah tempat dimana menjadikan pribadi pecundang menjadi pemberani. 

 Menurut Sifa, di lautlah kakaknya yang bernama Dimas Sahara menunjukkan kepada keluarga tentang anak seorang bakul mie ayam yang takut bermimpi menjadi orang besar tiba-tiba menjadi pemuda tangguh menjunjung nama keluarga dengan sukses di kapal pesiar.  Berharap disertai ikhtiar Sifa menunjukkan jiwa petualangannya untuk menerjang ombak di lautan kehidupan. Biar menjadi seperti kakaknya yang bisa membanggakan orang tua. Menjadi pemuda yang keluar dari kampung. Bertebaran di muka bumi baik di darat maupun laut untuk menjemput karunia-Nya.

Laut menurut Arum adalah ilustrasi kehidupan. "Ombaknya yang besar seperti cobaan hidup dan anginnya seperti nikmat hidup". Perempuan sebaya Sifa dan sekampung bernama Arum ini makin hari makin matang pula, seiring ilmu bahasa Inggris dan perhotelan kapal pesiar yang diserapnya di MedWist.

Memang betul bahwa sifat di kehidupan ini selalu dua sisi yang saling melengkapi. Ada cobaan ada nikmat. Begitu kita mengenal senang bersamaan kita tahu apa itu duka. Saat ada panjang muncul pendek. Tinggi dan rendah saling mengisi. Jadi sepelik apapun situasi saat kita itu di pekerjaan dalam kapal pesiar akan ada situasi yang menjadi sebuah nikmat untuk didapati.

***

Siang itu Pendopo MedWist tetap jadi wahana rilek buat ngopi, berdialektika menapaki masa di antara  pelatihan untuk menjadi seorang yang kompeten di bidang perhotelan kapal pesiar. Sebagian ngobrol, sebagian komat-kamit menghafal formula bahasa Inggris, sebagian kawan bertanya jawab tentang ketrampilan. Sebagian chilling out bermain billard, genjrang-genjreng dengan gitar akustik. Aku di antara penanya dan penjawab. Aku mengambil pelajaran banyak dari statement mereka yang liar dalam perspektif. Atau lebih pasnya dalam pengembaraan mereka tentang sebuah istilah.

Panji mengirim jepretan kamera HP nya berupa secarik kertas dengan tulisan tangan sebagai berikut, "Laut diam dan menenangkan, tetapi bergerak mematikan".

Okhy sendiri menganggap bahwa, "laut itu sebuah tempat yang terdiri dari air dengan kehidupan baik di dalam dan di luarnya". Masing-masing memiliki keindahan dan kedahsyatan sendiri-sendiri. Sang Maha Pencipta sangat detail untuk kedua kehidupan tersebut. Di dasar laut yang paling dalam pun tak luput dari perhitunganNya. Nalar maupun kekuatan manusia mungkin tak sampai menyentuh dasar kehidupan laut, dan manusia hanya perlu mempertebal keimanannya. Gusti Allah menciptakan semua itu tidak ada yang tidak akan sia-sia. Semua menjadi nikmat. Dan semua makhluk yang diciptakan di dalam laut pun bertasbih kepada Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun