Mohon tunggu...
fichri ramadan
fichri ramadan Mohon Tunggu... Wiraswasta - penulis ilmu pengetahuan

mahasiswa Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makna Sebuah Kehilangan

2 Oktober 2021   20:35 Diperbarui: 2 Oktober 2021   20:38 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia merupakan makhluk yang hidup di bumi. Manusia bersifat sosial, artinya makhluk ini dibentuk saling membutuhkan. Membutuhkan bukan berarti berkecanduan, namun lebih kearah berdampingan. Manusia membutuhkan seseorang disekitarnya untuk mengarunggi kehidupan di dunia. 

Jaman sekarang bukan hanya sesosok individu lain melainkan teknologi berperan dibutuhkan manusia. Namun dalam tulisan kali ini, penulis akan membahas manusia yang membutuhkan individu lain.

Menyangkut judul diatas "Makna Sebuah Kehilangan", manusia acap kali merasakan sebuah kehilangan. Ya, benar sekali, kehilangan seakan manjadi sebuah momok menakutkan bagi manusia sendiri apa lagi menyangkut seorang yang di cintai, di sayangi. Berat rasanya ketika kedapatan tahap kehilangan, serasa bangunan yang di bangun kokoh sekejap hanyut, merupakan kekacauan dalam kehidupan. 

Sebagai manusia yang di anugrahi akal oleh Tuhan, insan akan merasakan kegundahan hati dan pikiran jika awal kehilangan terjadi, namun siapa sangka, ternyata hal tersebut terdapat kontroling, penglipur lara pasca kehilangan, apakah itu ?

Mengutip paragraph kedua pada kalimat terakhir, manusia dianugrahi akal, digunakan untuk berfikir, merenungi kejadian yang sudah. Di tambah manusia yang memilki pedoman hidup, memiliki sandaran hidup yakni Tuhan. 

Sebuah kehilangan merupakan bentuk fisik yang nyata bagi manusia yang merasakannya, bahwa ia telah kehilangan seseorang, namun pada hakikatnya sebuah kehilangan bisa jadi berarti itu bukan milikmu hakikatnya, lalu milik siapa ? Tuhan, yang Maha memiliki. 

Tuhan sengaja mengambil miliknya, haknya, karena Dia berkuasa atas apa yang diciptakan. Sering kali manusia tidak berfikir kesana, bahkan biasanya kesal karena apa yang dianggapnya di dunia itu miliknya hilang, padahal sejatinya jika ia mau menyadari, itu bukan miliknya. Ingatlah "Tuhan, tidak pernah mencabut sesuatu dari kita kecuali Dia menggantikannya dengan yang lebih baik. 

Tetapi itu terjadi jika kita bersabar dan ridha dengan segala ketetapan -- Nya".kalimat berkutip merupakan balasan dari manusia yang merasakan kehilangan, lantas bagaimana kamu akan merasa pilu berkelanjutan sedangkan janji Tuhan -- Mu "akan diganti" itu jika kita bersabar dan ridha, yakinlah bahwa Tuhan akan memberikan terbaik pasca kehilangan, ini adalah hikmah, bahwasanya Tuhan yang Maha memilihara sayang terhadap hambanya, anggap saja hujan badai kemudian reda dan datanglah pelangi walau sekejap untuk penglipur lara kedepanya akan datang hari yang cerah.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun