Mohon tunggu...
Z Amrullah
Z Amrullah Mohon Tunggu... profesional -

Lives & Works in Singapore, Graduated from Department of Architecture Gadjah Mada University Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Orkestra Emosi

6 Desember 2012   01:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:07 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Asap mengepul dari mulut yang lebih banyak diam di antara mereka
Lama lama makin cepat hembusan-hembusannya
Yang lebih sabar, berdiri di sebelahnya sambil memintal-mintal kain bajunya
Matanya mencari celah untuk mengisi pemikiran
Di hadapan mereka berdua duduk yang paling muda
Dia yang selalu mengutarakan berbagai teori dan pendapat, terutama kepada yang duduk di sampingnya
Tak jauh dari mereka, semua huruf demi huruf dituliskan yang tak pernah berbicara
Tapi telinganya merangkul semua suara
Marah selalu terdengar dari yang berjalan mondar mandir
Ia paling tahu semua permasalahan
Yang hadir menyejukkan cuma seorang
Kakinya selalu digoyang-goyangkan
Sebuah pemikiran berhasil diselipkan di antara kemarahan
Satu teori langsung tumbang
Sunyi...
Huruf huruf menanti
Kaki tak lagi bergoyang
Puntung rokok di injak pelan
Asap terhembus panjang
Langkah kaki terhenti
Mereka perlahan menghilang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun