Penggunaan perangkat teknologi seperti komputer, smartphone atau tablet telah mengalami peningkatan yang sangat tinggi. Hal itu juga berbanding lurus dengan kebutuhan jaringan internet itu sendiri. Selain itu, banyak hal yang dapat dilakukan, dan media sosial adalah salah satu fitur yang paling sering digunakan oleh pengguna internet saat ini. Dalam Muhammad Robith Adani (2020) Media sosial adalah media daring yang digunakan untuk kebutuhan komunikasi jarak jauh, proses interaksi antara user satu dengan user lain, serta mendapatkan sebuah informasi melalui perangkat aplikasi khusus menggunakan jaringan internet. Tujuan dari adanya social media sendiri adalah sebagai sarana komunikasi untuk menghubungkan antar pengguna dengan cakupan wilayah yang sangat luas. Agar pengguna media sosial (medsos) lebih mudah dan cepat, dibutuhkan koneksi internet yang stabil dan cepat. Anda tidak perlu lagi menghubungi orang lain melalui kabel telepon atau alat komunikasi tradisional. Cukup dengan mengakses media sosial, anda dapat terhubung dengan banyak orang, membuat forum, diskusi bersama, mengunggah aktivitas keseharian anda, dan lain sebagainya.
Dalam penggunaan media sosial tak selalu buruk namun juga ada hal negatif dalam pendidikan. Misalnya, seperti siswa/mahasiswa yang akan semakin malas belajar dan mengandalkan internet. Selain itu juga akan merasa kecanduan, internet dengan segala informasi dan hiburan yang tersedia dapat membuat banyak orang enggan untuk berhenti. Saat ini banyak pula siswa yang kecanduan bermain game online atau ada juga yang kecanduan bermain media sosial. Dampaknya adalah siswa menjadi malas untuk belajar dan menunda-nunda dalam mengerjakan tugas. Hal tersebut yang membuat siswa tidak terlepas  dalam pemakaian gawai.
Pemakaian gawai tidak selalu baik, namun gawai juga dibutuhkan para siswa untuk menunjang pembelajaran. Seperti yang dijelaskan dalam Farhan Aldino Santoso (2020) menurut Trianto (2010) pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran dalam makna kompleks adalah sadar diri seorang guru untuk membelajarkaan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu peran gawai (gadget) sangat penting untuk mempermudah seorang pendidik menyalurkan berbagai macam-macam materi kepada peserta didiknya guna memperoleh sumber-sumber informasi maupun bentuk materi yang dibutuhkan.
Contohnya seperti saya sendiri atau penggunaan gawai di dalam rumah saya, dengan kondisi yang seperti ini, gawai sangat dibutuhkan karena semua serba online, dalam perkuliahan bahkan sampai memesan makanan pun secara online, namun juga terdapat hal negatifnya seperti keluarga saya yang hampir menggunakan gawai 24 jam, hal  tersebut juga yang memicu kurangnya komunikasi antara keluarga. Namun, dengan kondisi yang seperti ini juga terkadang saya juga butuh hiburan seperti bermain Instagram, facebook, tiktok untuk menghilangkan rasa bosan.
Di dalam persekolahan, bagaimana sebaiknya pihak sekolah mengatur pemakaian gawai? Menurut saya, untuk  masa pandemic covid-19 seperti ini sekolah dapat mengizinkan para siswa menggunakan  gawai karena gawai atau gadget itu dapat menunjang proses pembelajaran siswa. Serta hal tersebut sangat memudahkan para siswa untuk dapat mengerjan tugas-tugas yang ada.
Menurut saya, HP sangatlah membantu untuk menunjang perkuliahan saya. Seperti menggunakan media WhatsApp, zoom, google meet dan lain sebagainya. Jika saya tidak mempunyai HP maka saya tidak bisa mengikuti perkuliahan daring seperti saat ini. Selain itu juga sisi positif dengan menggunakan gawai atau Hp saya bisa  mengerjakan tugas-tugas kuliah serta dengan gawai saya bisa membuka bisnis kecil-kecilan. Untuk penggunaan HP sehari-hari saya bisa mencapai kurang lebih selama 12 jam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H