Mohon tunggu...
Fia Nurul chusna
Fia Nurul chusna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas Jambi

mahasiswa administrasi pendidikan 2017

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Pendidikan dan Mobilitas Sosial dalam Masyarakat

27 April 2021   06:41 Diperbarui: 27 April 2021   06:47 1510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989, Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Pada dasarnya pendidikan itu adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan sebuah suasana belajar dan pembelajaran peserta didik untuk mengembangkan potensinya agar memiliki nilai keagamaan, pengendalian diri, akhlak yang bagus,kecerdasannya serta pengembangan diri dalam lingkungan masyarakat. Sedangkan dalam Anis Musyarifah menurut Kornblum 1988, mobilitas sosial adalah perpindahan individu, keluarga atau kelompok sosial dari lapisan satu ke lapisan sosial lainnya. Misalnya seorang anak atau keluarga yang sederhana mengenyam sekolah sampai kejenjang yang lebih tinggi, sehingga anak memiliki pengetahuan tentang pendidikan, serta bisa menggunakan pengetahuannya untuk berwirausaha sehingga ia bisa menjadi orang yang sukses.

Sebagian masyarakat modern atau yang telah tinggal di perkotaan, pendidikan merupakan salah satu peranan kunci mencapai tujuan sosial. Masyarkat sekitar serta orang tua telah menyiapkan anggaran besar-besaran untuk anaknya untuk mengenyam pendidikan setingi-tingginya. Berbicara tentang fungsi dan peranan pendidikan dalam masyarakat ada bermacam-macam pendapat. Dalam Pujeexperience (2018) menurut Wuradji (1988) menyatakan bahwa pendidikan sebagai lembaga konservatif mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut: (1) Fungsi sosialisasi, (2) Fungsi kontrol sosial, (3) Fungsi pelestarian budaya Masyarakat, (4) Fungsi latihan dan pengembangan tenaga kerja, (5) Fungsi seleksi dan alokasi, (6) Fungsi pendidikan dan perubahan sosial, (7) Fungsi reproduksi budaya, (8) Fungsi difusi kultural, (9) Fungsi peningkatan sosial, dan (10) Fungsi modifikasi sosial.

Namun berbeda dengan sebagian masyarakat dalam sekitar saya, khususnya masih dalam lingkup pedesaan. Yang menganggap bahwa pendidikan tidak begitu penting, sehingga banyak sekali anak-anak yang tidak mengenyam pendidikan dengan baik. Bahkan anak-anak banyak yang hanya lulusan sekolah dasar dan setelahnya bekerja. Masyarakat menganggap bahwa sekolah tinggi-tinggi tidak begitu penting karena mereka menganggap bahwa sekolah tinggi pun nanti juga akan bekerja. Masyarakat sekitar saya masih menggunakan kesetaraan gender di mana perempuan juga banyak yang tidak diizinkan kesekolah karena akhirnya akan menikah dan mengurus rumah tangga.

Berbeda dengan keluarga saya, karena ayah saya merupakan salah satu anak yang dulu disekolahkan oleh keluarga angkatnya sampai menjadi guru maka ayah saya sangat menanggap penting pendidikan, beliau sangat menginginkan anak-anaknya bisa mengnyam pendidikan yang lebih baik dari beliau, karena dengan pendidikan beliau menganggap bahwa dengan pendidikan anak-anaknya akan bisa merubah taraf hidupnya. Dengan pendidikan pula berharap bisa mengambil keputusan dengan sangat baik karena memiliki wawasan yang luas. Dan di dalam keluarga besar ayah saya pun sangat mendukung pendidikan dengan dibuktikan nya banyak yang sampai mencapai perguruan tinggi. Namun, berbeda dengan keluarga besar dari ibu saya, mereka tidak menuntut banyak dari pendidikan atau lebih mudah disebut sekolah, bahkan banyak keluarga dari ibu saya yang bekerja sebagai TKW/TKI.

Dengan apa yang telah saya jelaskan di atas, banyak dari masyarakat sekitar yang menganggap keluarga saya adalah keluarga terdidik karena kekukuhan ayah saya yang berusaha menjadikan anak-anaknya sebagai sarjana, dan sebagian keluarga saya (kakak) telah menjadi guru. Pada dasarnya banyak masyarakat khususnya orang tua ingin anaknya bisa mencapai ke sarjana, namun apa yang telah saya jelaskan sebelumnya, bahwa bekerja lebih menguntungkan dan kondisi ekonomi dan pengaruh lingkungan anak tersebut.

 Ketika masyarakat menanggap pendidikan tidak begitu penting, saya bersyukur karena keluarga saya berbeda. Pendidikan adalah hal yang sangat penting, itu yang diterapkan dalam keluarga saya, karena dengan pendidikan bisa memanusiakan manusia atau dengan kata lain dapat menjadikan manusia lebih baik. Mendapatkan wawasan/pengetahuan yang luas serta dapat berbicara dengan baik dengan apa yang telah didapatnya. sehingga mengenyam sekolah dasar hingga sarjana itu adalah penting.

Pada dasarnya pendidikan itu merupakan hal yang sangat penting, karena dengan pendidikan dapat mengubah taraf hidup bagi seseorang. Namun berbeda dengan masyarakat di sekitar saya khususnya di pedesaan tempat saya tinggal, karena disebabkan ekonomi yang tidak mendukung, pengaruh lingkungan atau pergaulan anak, kesetaraan gender membuat masyarakat menganggap bahwa pendidikan tidak begitu penting. Tidak menafikan bahwa masyarakat sekitar saya mendukung anaknya untuk bekerja sehingga bisa menghasilkan uang tetapi tidak mendukung anaknya untuk bisa mengenyam dunia pendidikan.

REFERENSI

Musyarifah, Anis. 2018. Mobilitas Sosial Dalam Pendidikan. Skripsi

Pujeexperience. 2018. Peranan Pendidikan Dalam Kehidupan Masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun