Pendidikan merupakan pondasi awal untuk memanusiakan manusia menjadi cerdas dan bijaksana. Kecerdasan manusia tergantung pada pendidik yang memiliki pemahaman kreatif, produktif dan inovatif dengan bertanggung jawab (profesional), ketulusan mengabdi, dan memaksimalkan fasilitas yang tersedia. Pendidik bertanggun jawab terhadap perubahan Kurikulum mulai berlakunya KTSP - Kurikulum Merdeka Belajar menjadi instruksi mentri pendidikan dan kebudayaan sebagai konsep belajar dalam ruang kelas yang berlaku untuk semua Sekolah.Â
Sekolah menerapkan kurikulum Merdeka Belajar di daerah 3T, menjadi perhatian serius bagi pendidik kepada peserta didik karena belum ada ukuran atau kajian khusus dan pemetaan dari kualitas pendidikan dan fasilitas mengajar yang kurang sesuai.
Oktavianus Dawa, S.Pd, seorang pendidik muda yang mengabdi di SMP dan SMK Panenggo Ede, Desa Delu Depa, Kecamatan Kodi Bangedo, meng-ajarkan mata pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Oktavianus Dawa, sapaan akrapnya Bung VD(Vian Dawa), turut prihatin kepada generasi milenial terkhusus generasi kodi, dari sisi Sumber Daya Manusia yang perlu ditingkatkan untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan pantas.
Bung VD (Vian Dawa) dalam perjalanan menuju sekolah, terhalang hujan lebat sehingga, memilih berteduh di gubuk pinggir jalan. Gubuk itu, memberinya kesempatan bercerita bersama anak sekolah atau pelajar dengan berbagi pemahaman tanpa melihat dari latar pendidikan mereka. Dirinya, sangat antusias menjalankan tanggung jawab sebagai pendidik dan berkomitmen memberikan dampat positif lewat pendekatan persuasif dan edukatif sehingga, ruang kelas hanya salah satu dari sebagian kecil dalam proses belajar.
Pendididikan karakter dan intelektual yang menjadi harapan VBL selaku Gubernur NTT, merupakan tanggung jawab pemerintah dan pendidik untuk melengkapi fasilitas belajar supaya, mencapai target dengan cara merubah proses belajar agar peserta didik memiliki pemahaman yang baik terhadap mata pelajaran yang berlangsung. Tetapi, dengan berlakunya waktu masuk sekolah jam 05:00 Wita, menjadi kosentrasi serius bahwa, sekolah di Sumba khusus kodi, jarak sekolah dengan tempat tinggal peserta didik, cuaca dan kendaraan yang terbatas menjadi kendala utama.
Oleh karena itu, Harus selalu berpikir kesiapan generasi terhadap tantangan global dan perlu meningkatkan kualitas belajar, kualitas pendidikan dan fasilitas yang belum maksimal.
Sumba harus sadar pentingnya pendidikan untuk memaksimalkan sumber daya yang ada. Sumba harus berubah kebiasaan, tradisi dan otoritas yang tidak produktif dan relevan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H