Mohon tunggu...
Alifian Sulaeman
Alifian Sulaeman Mohon Tunggu... Tentara - Membuka lembaran baru

Di mulai dari hal kecil.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pembunuh Berskala Waktu

20 Februari 2020   12:43 Diperbarui: 20 Februari 2020   12:50 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dibelahan dunia manapun pasti tau barang ini, barang yang dibakar lalu dihirup dan dihembuskan ini sudah tak asing dibicarakan. Tidak salah lagi barang itu adalah rokok. Rokok itu penting bagi para pecandunya mungkin ada sebagian orang yang merasa tidak bisa hidup tanpa menghisap tembakau yang dibakar itu. 

Kalangan pemuda dan orang tua adalah penggemar rokok apalagi ditemani oleh secangkir kopi, "nikmat dunia" kata mereka para pecandu. Sebenernya apa sih rokok itu? Dan mengapa roko itu ada? Dan bagaimana asal mulanya?

Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas, daun, atau kulit jagung. Dengan ukuran sebesar kelingking dan panjang 8-10 cm, biasanya dihisap setelah dibakar ukungnya. Berbagai jenis rokok mulai kretek, filter, rokok dengan rasa mentol, hingga rokok elektrik kini mudah ditemukan dan menjadi bagian kehidupan manusia. Namun, sejak kapan manusia mengawali kebiasaan mengisap rokok?

Sejarah rokok dimulai di Amerika Selatan pada 4.000 tahun sebelum masehi. Ketika itu, merokok atau mengunyah tembakau merupakan bagian dari ritual perdukunan. Baru beberapa abad kemudian tembakau diperkenalkan di Eropa. Setelah Cristopher Colombus menjadi orang Eropa pertama yang menemukan tumbuhan tembakau. Bangsa Eropa kemudian membawa tembakau itu berbagai tempat dengan menggunakan kapal laut.

Kemudian, para pelaut meniru kebiasaan suku Aborigin yang menggunakan tembakau untuk merokok dengan cara dipadatkan ke dalam pipa atau cerutu. Tembakau yang terkenal dengan aromanya yang wangi, ternyata tidak hanya bisa dinikmati dengan cara diisap, namun juga dengan cara dihirup. Cara kedua ini dinilai lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan asap rokok. 

Bahkan, dengan menghirup tembakau diyakini dapat menyembuhkan pilek dan mengobati radang hidung. Cara ini banyak digunakan di bangsa-bangsa di Asia, Afrika, Amerika, dan sebagian Eropa. Sebenarnya rokok itu tidak sama sekali menyehatkan karena banyak sekali riset dokter yang menyatakan bahwa rokok itu pemicu berbagai macam penyakit bahkan penyakit mematikan sekalipun bisa diakibatkan dari rokok.

Rokok itu memiliki banyak zat berbahaya yang terkandung didalamnya bahkan jika dihitunh bisa mencapai tiga ribu zat berbahaya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya. Pernahkah anda membayangkan bahwa kandungan zat kimia yang terdapat di dalam sebatang rokok itu berjumlah tiga ribu macam. Tetapi hanya tujuh ratus macam zat saja yang dikenal.

Zat-zat berbahaya itu bisa mengakibatkan tubuh menjadi terjangkit berbagai penyakit berbahaya, seperti penyakit paru-paru, jantung, impotensi, gangguan janin bagi ibu hamil dan banyak lagi akibat rokok yang merugikan.

Meskipun begitu rokok tetap saja menjadi sebuah kebutuhan bagi para pecandunya padahal mereka sudah tahu apa akibatnya, di Indonesia saja sudah diberi peringatan  dan penyakit yang di timbulkan yang dituliskan dibungkus rokok itu. 

Menurut saya sendiri rokok merupakan barang yang tidak baik dikonsumsi oleh manusia bahkan agama islam pun melarang rokok karena bisa merugikan diri para perokok dan dampaknya tidak hanya kepada perokok itu sendiri, orang yang tidak merokok pun bisa terkena imbasnya karena menjadi perokok pasif. Maka dari itu rokok tidak layak dikonsumsi karena banyak memiliki efek negatif dibandingkan efek positif bagi tubuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun