Mohon tunggu...
Pianologi
Pianologi Mohon Tunggu... Pengacara - Suka numerology

__ sedang menunaikan ibadah mengetik kata.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Mengapa Luis Suarez Menolak Patrice Evra?

11 Februari 2012   16:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:46 1601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Meski banyak pihak berharap kedua pemain ini berdamai sebelum laga, tetapi Luis Suarez enggan menjabat tangan Patrice Evra. Tetap ada ruang emosional dalam Sepakbola yang mengindustri, bukan?

Manchester (Inggris) 11 Feb 2012 : Luis Suarez menolak menjabat tangan Patrice Evra sebelum kick-off laga antara Manchester United vs Liverpool di Old Trafford (Foto: Matthew Peters/Getty Images) Tampaknya luka kecewa Luis Suarez belum sembuh. Aku coba memakluminya. Dihukum tak boleh tampil 8 pertandingan karena Patrice Evra 'cerewet' melaporkan adanya 7 kali hinaan "negro" dalam laga tahun lalu, tanpa sedikitpun mendengar pembelaan Luis bahwa kata2 itu adalah reaksi atas sebutan "latino" dari Patrice, tentu saja Luis kecewa, dan seluruh punggawa Liverpool dan fans the Reds di seluruh dunia. Tidak heran, saat Man. United takluk 2-1 di Anfield beberapa pekan lalu dalam laga Piala FA, seluruh stadion berteriak huuuu...setiap kali Patrice kuasai bola. Dan lihatlah puas wajah Luis kala itu. Tak ada yang lebih hepi dari Luis malam itu. Barusan di Old Trafford, hasil akhir berbalik ke sisi Patrice. OhhTak ada yang lebih hepi darinya. Dia malah secara provokatif berselebrasi di samping Luis yang berjalan gontai keluar lapangan setelah timnya takluk 2-1. Luis memang cetak gol, tetapi apalah gunanya karena Rooney merayakan penampilan ke-350 bersama Man. United dengan 2 gol? Hampir saja terjadi insiden tawuran ala liga Indonesia karena teman2 Luis yang tak terima Patrice selebrasi lebay begitu. Semuanya bermula sebelum laga dimulai. Sesi saling jabat tangan sebelum laga sungguh emosional. Luis membiarkan tangan Patrice galau di udara saat dia langsung skip ke tangan De Gea. Patrice hanya sempat separuh maksa mencengkeram lengan Luis dan dikibas begitu saja. Ohh, dua pemain pro ini belum berdamai rupanya. Padahal sebelum laga bahkan Kenny Dalglish jamin bahwa Luis bakal salaman dengan Patrice. Tampaknya persoalan emosional adalah sisi lain sepakbola yang telah mengindustri. Barangkali bakal ada banyak kecaman bagi Luis setelah adegan malam ini. Mungkin juga kecaman bagi Patrice yang coba provokasi di akhir laga. Dalam banyak kesempatan Luis sering bilang bahwa persoalan dalam lapangan sebaiknya berhenti sejak tiup panjang wasit. Tetapi Patrice yang merasa begitu terhina memilih membawanya ke meja komisi disiplin. Dan isu rasisme itu telah menghukum Luis 8 laga tak boleh tampil. FA berlebihan? Patrice berlebihan? Atau Luis yang tak bisa mengontrol kata-katanya? Entahlah... Barangkali bagi Luis permusuhan dengan Patrice memang tak bakal ada damai semenjak Patrice sendiri yang pertama melontarkan hinaan "latino". Bukankah Latino juga merupakan ras tersendiri? Lalu kenapa hanya Negro yang dibela? Apakah sejarah panjang perbudakan Negro yang membuat ras Eropa begitu merasa bersalah dan perlu terus-menerus memulihkan luka Negro dengan menghukum siapa saja yang menghina Negro meskipun tak sedikit juga Negro yang mulai duluan? Maaf, sebutan Negro dariku tanpa tendensi apa-apa, hanya menyebut ras begitu saja. [caption id="" align="aligncenter" width="594" caption="Patrice Evra merayakan kemenangan Man United sementara Luis Suarez berjalan keluar lapangan usai laga Manchester United vs Liverpool di Old Trafford (Foto: Matthew Peters/Getty Images)"][/caption] Tampaknya bagi Suarez hasil malam ini tak penting. Yang penting baginya mungkin memberikan pelajaran kepada Patrice bahwa memaafkan itu tidak mudah, apalagi melupakan. Dan tampaknya Patrice sendiri pun belum memaafkan Luis sepenuhnya. Lihat saja provokasi darinya usai laga. Bukankah itu bisa saja membuat perseteruan makin sulit didamaikan? Jadi dua-duanya sama saja, dan semua kita perlu lihat dari sisi Luis sekaligus sisi Patrice. Lihatlah betapa tajam mata Patrice mengawasi pergerakan Luis dalam laga tadi. [caption id="" align="aligncenter" width="594" caption="Patrice Evra menyundul bola menjauh dari Luis Suarez dalam laga Manchester United vs Liverpool di Old Trafford pada 11 Feb 2012 (Foto: Shaun Botterill/Getty Images)"][/caption] Aku berharap kubu Man. United maupun kubu Liverpool melakukan upaya damai antara klub, tanpa melibatkan otoritas sepakbola Inggris. Atau lebih baik lagi tak perlu libatkan klub. Cukup beberapa sahabat Luis dan Patrice bersama2 mencari moment yang tepat supaya keduanya berjabat tangan dan berpelukan. Entah itu sambil ngopi atau minum2 wine atau bir di hari-hari rehat pertandingan. Atau perlukah bantuan damai dari kucing Anfield? Ehh... Salam damai untuk semua pecinta sepakbola. Fans Man. United dan Liverpool di Indonesia tetap saling jabat damai ya...

(Ps: Untuk Raquella, bilangin kakak Luis-mu dong jangan dendam begitu, hehehe. YNWA!)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun