[caption id="" align="aligncenter" width="594" caption="Selebrasi Piscitella setelah assist untuk Bojan menit 89. Debut si Nomor 40 di Olimpico ditutup spesial dengan skor 4-0 ke gawang Inter"][/caption] Francesco Totti adalah la bandiera alias bendera klub As Roma. Itu fakta. Total 266 gol dalam 487 laga dengan jersey Giallorossi bukan saja membuatnya jadi top skor sepanjang masa bagi klub, tapi sekaligus menjadikan beliau legenda hidup, yang jadi inspirasi bagi semua keluarga besar pemain maupun tifosi klub serigala ibukota. Bukan saja bagi Roma, dengan 211 gol, beliau jadi yang teratas dalam daftar top skor Serie A untuk satu-satunya klub, melewati rekor Gunnar Nordahl punya Ac Milan. Tak berlebihan jika pemain baru Miralem Pjanic memujanya sebagai dewa-nya calcio. Ya, Totti adalah Roma dan Roma adalah Totti selama hampir dua dekade terakhir. Totti is the king of ancient Roma! Tadi malam, Stadio Olimpico menjamu tim kota Milan yang mulai bangkit di paruh kedua musim 2011-2012 ini. Pertarungan tadi malam adalah pembuktian dua mantan penguasa Serie A pasca calciopoli. Selama 5 musim terakhir keduanya sudah bertarung 22 laga dengan total 73 gol. Internazionale masih unggul dengan 40 gol. Statistik sebelum laga memang menjagokan tim tamu, apalagi rekor Tinkerman pelatih Inter selalu bagus setiap melawan Roma. Meski Ranieri pernah melatih Roma pada musim 2009-2011, ratio kemenangan tim Ranieri adalah 54%. Tentu saja laga yang emosional bagi putra Roma yang masuk usia pensiun ini. Tapi yaa..Ranieri mesti berdiri di sisi Inter kali ini. Hasilnya? Kita semua tahu, serigala ibukota mencabik-cabik si ular besar dari Milano dengan skor telak 4 gol tanpa balas. Totti memberi assist untuk gol sundulan Juan di menit 13, lalu dua kali Fabio Borini menjungkalkan bek-bek Inter sebelum cetak gol-gol cantik di menit 41 dan 48. Terakhir, Bojan Krkic yang baru masuk menit 73 gantikan Erik Lamela menutup pesta di hadapan 37.000 tifosi dengan gol cantik mengecoh sekitar 3 bek Inter di menit 89. Roma memang sangat superior tadi malam. Dengan shots 12 (on goal 6) dan penguasaan bola 67% Inter hanya bisa menggeliat dengan shots 4 (on goal 2). Terakhir kali Roma bisa superior begini lawan Inter adalah pada saat...ahh, maaf..sebaiknya aku lupakan saja kapan histori itu. Hehehe. Kemenangan tadi malam memang begitu spesial, setelah pekan lalu Roma merana 4 gol di kandang Cagliari. Ini momen kebangkitan. Tapi bukan itu yang betul-betul menarik perhatianku untuk membuat posting pagi ini. Adalah gol penutup Bojan yang betul-betul spesial. Bukan karena ia gesit di sela-sela 3 bek Inter di batas kotak penalti mereka, juga cara dia menahan crossing separuh lambung dari sisi kanan pertahanan Inter. Adalah si pembuat assist yang betul-betul spesial untuk diingat. Dia adalah junior dari tim primavera As Roma berusia 18 tahun 10 bulan, masuk tim utama dalam laga tadi malam gantikan Viviani yang cedera, dan baru masuk menit 80 gantikan si man of the match Fabio Borini. Dia adalah sang debutan spesial bernama GIAMMARIO PISCITELLA. Debutnya ke tim utama sebenarnya tidak terlalu fantastis, karena sebentar lagi ia genap 19 tahun. Bandingkan dengan Totti yang debut pada usia 16,5 tahun! Tapi menurutku, debut Piscitella lebih spesial daripada debut Totti. Ini dia alasannya. Saat Totti debut pada 28 Maret 1993 dalam laga away ke kandang Brescia dan menang 2-0, si Giammario masih bayi merah berusia 4 hari!! Aku sampai tulis #fakta ini di akun twitterku @fianpaju dengan mention akun @romaindonesia dan tralalaaa..puluhan akun Romanisti me-retweet #fakta itu. Rekor untuk timeline-ku sejak kenal twitter. Hehehe. Saat Totti debut Roma menang 2-0 di hadapan tifosi Brescia, sedangkan debut Piscitella lebih spesial. Ia memberi assist, Roma menang 4-0 dan itu di hadapan tifosi rumah Olimpico. Debut di rumah lebih spesial bukan? Ia baru 9 menit di lapangan saat pertama kali membuat keajaiban. Ahh, saluto Mario... (nama panggilannya Mario nggak ya? ahh..whatever lah..). Ada lagi yang lebih spesial. Skor telak 4-0 seperti sengaja disuguhkan untuk menyambut Piscitella, karena ia pertama kali debut di Serie A dengan jersey merah nomor 40. Ahaii..nomor 40 dan skor 4-0 bukankah itu sesuatu...? Apalagi dia melakukan debut itu dengan main bersama sang idola Totti! Piscitella masih perlu kesempatan bermain lebih banyak. Aku senang Luis Enrique percaya sama lebih banyak youngsters Roma. Semoga di sisa musim ini dia makin sering main, meski mungkin dari bangku cadangan. Tak apalah. Entahlah, feeling-ku mungkin terpengaruh euforia, tapi sepertinya dia bakal jadi pemain besar dalam sejarah Roma. Mungkin dia bakal jadi capitano futuro setelah era Daniele De Rossi yang pekan ini resmi perpanjang kontrak hingga 5 tahun ke depan (Grazie Daniele..!!). Anak bau kencur kata teman-teman Romanisti via Twitter. Iya sih, tapi kesan pertama dia begitu menggoda, selanjutnya terserah Piscitella lahh...Benvenuto, Giammario...Ti Amo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H