Mohon tunggu...
Fian Fian
Fian Fian Mohon Tunggu... Jurnalis - Si vis pacem, para bellum

Qui ascendit sine labore, descendit sine honore

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rasionalisasi HI Islam sebagai Proyek Modernis dan Politikus HI

26 Oktober 2019   21:59 Diperbarui: 26 Oktober 2019   22:17 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


Melihat Perjanjian Westphalia (1648) yang menandai berakhirnya perang antar Protestan dan Katolik. Adapun hukum realis dalam Islam telah diatur dalam al-Qur'an dan syari'at yang tentu dengan syarat-syarat tertentu terutama dalam mewujudkan perang dan bagaimana hubungan luar negeri dengan Negara lain.

Ketika muncul modernitas, dunia kehilangan kepercayaan umat. Maka dalam Islam timbul 2 respon:

-Reaktif = Kubu yang menganjurkan untuk berintegrasi dengan modernitas

-Defensif= Kubu yang menolak modernitas

Lini sosial boleh dimodernisasi, namun hukum tsawabit dilarang mengalami modernisasi.

Menurut pendapat Archaya Buzan, ulama Islam telah berusaha untuk melakukan persatuan dan regionalisasi di Asia seperti halnya Nassir di Mesir yang mengusahakan Pan Arabisme.

Rasionalisai Islam sebagai Proyek Modernis

-Asr al-Nahda (Renaissance) seperti yang dilaksanakan oleh al-Afghani dan Muhammad Abduh. 

Dilaksanakan melalui rasionalisasi dan penemuan ilmiah, keduanya mutlak dilaksanakan dengan adanya kompabilitas Islam dan akal.

Reaksi Islamis muncul dan bangkit kembali di abad 20, Islamisasi muncul akibat kegagalan ideologi sekuler. Beberapa politikus HI yang muncul ialah:

  • Muhammad Baqir Sadi, pendiri ideology Partai Dawa Islam di Irak
  • Abu Ala al-Maududi, Pendiri Revivalis Islam Jamaat et Islami, partai di Pakistan
  • Sayyid Qutb, intelektual persaudaraan muslim Mesir
  • Ali Syariati, Sosiolog dan Revolusioner Iran
  • Ayatollah Ruhullah Khomeini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun