Mohon tunggu...
Fi anggi
Fi anggi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Untuk memenuhi tugas Ekonomi Mikro Dan Makro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Self Esteem terhadap Remaja Korban Bullying

5 Mei 2023   12:39 Diperbarui: 5 Mei 2023   12:48 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kegiatan sosial yang dijalani remaja khususnya anak didik di lingkungan sekolah merupakan sebuah aktivitas yang ditujukan untuk mendorong kepribadian anak menjadi seseorang yang berkarakter. Namun, tidak semua kegiatan sosial memiliki efek positif, justru memberikan dampak negatif yang traumatis. Seperti adanya aktivitas bullying yang membuat remaja menjadi traumatis untuk ikut bergabung dalam sebuah aktivitas kegiatan sosial.

Aktivitas bullying yang dirasakan oleh remaja awal menjadi sebuah momok yang membuat pencarian jati diri tidak berkembang. Hal ini mendorong bimbingan dan motivasi dari orang tua maupun guru untuk membantu membangun self esteem remaja. Bullying memiliki kontribusi dalam pengembangan intelektual maupun kecerdasan sosial seorang remaja.

Pengembangan kecerdasan bisa dibangun melalui self esteem yang ditanamkan sejak kecil. Apalagi jika memiliki lingkungan sosial yang terlampau sempit. Remaja akan cenderung mengucilkan diri bahwa menjauhi lingkungan sosial termasuk didalam rumah.

Maslow menunjukkan dalam membangun self esteem dibutuhkan pemahaman untuk membangkitkan rasa percaya diri, memiliki penghargaan diri, mampu meyakini potensi diri dalam berkreatifitas pada kehadirannya dalam lingkungan sosial.

Menurut Boyle, norma kelompok yang melakukan bullying merupakan ciri self esteem yang bersifat negatif. Hal ini merujuk pada salah persepsi akan self esteem yang dibangun, sehingga mendorong kepribadian remaja menjadi cenderung negatif.

Dalam teori psikologi, Adler mengacu self esteem sebagai cara seorang remaja untuk menutupi kekurangan yang dimiliki dalam jangka waktu Panjang dan mempertahankan untuk membentuk menjadi sebuah perasaan inferioritas yang tepat. Perasaan tersebut membantu remaha untuk berjuang melawan bullying dan bangkit dari rasa trauma yang dirasakan.

Self esteem yang tinggi menjadi sebuah obat akan penyakit atau ancaman yang menyerang seorang individu dalam segala batas lingkungan sosial. Sehingga, adanya dorongan maupun dukungan dari pihak terdekat maupun orang yang bisa memberikan perhatian adalah salah satu jalan yang memberikan penguat akan tertanamnya self esteem yang positif.

Sebaliknya, ketika seorang individu memiliki lingkungan keluarga yang negatif, individu remaja tersebut akan secara langsung membangun self esteem negatif dan berusaha mendominasi individu yang masih naif.

Bagaimana cara terbaik membangun self esteem positif ? Dalam lingkungan sosial yang negatif, bullying merupakan salah satu konsep tradisi negatif yang diwariskan generasi remaja yang mendominasi setiap waktu.

Cara membangun self esteem dalam segi positif adalah dengan menetapkan tujuan dalam sebuah lingkungan. Penetapan tujuan memiliki kontribusi dalam respons sosial yang akan diperoleh. Sehingga interaksi sosial harus lebih dianjurkan daripada interaksi yang bersifat memerintah.

Self esteem tidak bisa dibangun jika remaja mengucilkan diri dan menjauhi lingkungan yang ingin membantu. Sehingga perlu adanya kepekaan lingkungan sekitar untuk memahami ciri self esteem rendah untuk diselesaikan dan dibangun seperti semula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun