Perkenalanku dengan mbak Jeany di awali dengan komentar di salah satu Tulisan Mas RW judulnya "Ada Apa Dengan Penghuni Kompasiana", di tulisan itu saya memberi komentar dan si penulispun menjawab dengan pantun, tiba-tiba datang kompasianer Jeany memberikan komentar juga, akhirnya kita bertiga saling berkomentar, rame banget tuh lapak.
Saya bilang ke mbak Jeany, "Kalau mau lebih akrab yuk berinbox ria". Dia pun menyetujuinya. Kita berdua selalu berinbox, tiada hari tanpa canda dan tawa sama Mbak Jeany. Orangnya ramah dan baik hati, segala sesuatu pasti dia ceritakan ke aku, begitu pun aku selalu menceritakan masalahku ke mbak Jeany. Mulai dari ini itu sampailah ke TTM. Pokoknya seru deh. Cuma bedanya dia berteman di dunia maya bisa mendarat di dunia nyata, sedangkan aku cuma main-main aja di dunia maya. Di Inbox itu biasanya kita saling ledek, kalau sudah bercerita ke yang hot-hot tanpa tedeng aling-aling lagi kita berdua bahas, ujung-ujungnya ngakak deh, ah pokoknya indah sekali persahabatan ini.
Sebenarnya saya bersahabat dengan siapa saja, tidak hanya dengan mbak Jeany, sudah banyak kompasianer yang berinbox ria dan memang menjadikan pertemanan ini sangat dekat. Bahkan curhat saya dengan seorang kompasianer malah menjadikan sebuah karya yang sangat bagus. Makasih ya buat tulisannya.
Kalau saya lagi sibuk bekerja, dia suka kirim inbox, "katanya teman kok aku di cuekin sih". Aku jawab "Aku lagi sibuk sayangku". Begitu juga sebaliknya kalau inbox ku ngak di balas aku panggil "Wooooiiii kok inboxku di diemin". Pasti dia akan jawab "Bentar mbak Ita lagi on sama yayang, entar aku ceritain ya". Aku nunggu seharian tuh mau dengan curhatnya mbak Jeany.
Tapi beberapa hari ini, inboxku kosong sudah 10 yang saya kirim tidak pernah berbalas. Terakhir dia komentar di tulisanku, setelah itu tiada kabar berita. Tentu saja sebagai sahabat hatiku gundah, aku cari informasi kesana-kemasi mengenai keadaan sahabatku Mbak Jeany. Akhirnya aku dapat nomor telepon dia dari seorang kompasianer.
Aku coba kirim sms, "kok inboxku ngak di balas, kemana aja sih jeng".
Dari sms itu ada jawaban "Ibu, saya supirnya Non Jeany Smith. Non Jeany kecelakaan, sekarang keadaanya belum sadar, dan siang ini di bawa ke Singapura untuk perawatan, rencananya mau di bawa ke USA" kata pak supirnya mbak Jeany.
Lututku bergetar, kaget, air mata mengalir deras, aku menangis. Ternyata sahabat baik ku, sedang berjuang melawan maut. Aku hanya bisa berdoa, seandainya saya tahu dari kemarin dirimu di rawat di rumah sakit Jakarta, pastilah saya datang, akan saya kenalkan dirimu dengan ke 2 putriku dan suamiku. Supaya kita menjadi sahabat di dunia maya dan nyata, tapi takdir berkata lain.
Mbak JEany sayangku, aku hanya bisa berdoa untuk kesembuhanmu. Semoga Allah memberikan yang terbaik buat dirimu, aku di sini hanya bisa menunggu dan berdoa. Kalau dirimu sudah sembuh balas inboxku ya sayang.
Teman-teman kompasianer, mohon doanya ya untuk kesembuhan Mbak Jeany, bila selama berteman mbak Jeany ada salah-salah kata mohon di maafkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H