Mohon tunggu...
gladys usdriansyah
gladys usdriansyah Mohon Tunggu... -

PostGraduate of Corporate and Marketing Communications

Selanjutnya

Tutup

Politik

Buaya Mendekati Cicak Menegakkan Kebenaran

4 Mei 2010   06:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:25 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bebrapa hari ini kita melihat diberbagai media mengenai POLRI, baik itu keberhasilan maupun konflik internal dilingkungan POLRI. Keberhasilan POLRI dalam menembak mati Dulmatien merupakan sebuah prestasi yang membangakan, betapa tidak Dulmatien merupakan burunan Internasional yang diburuoleh beberapa Negara karena aksi terror yang dilakukan, aksi Dulmatien ini dihargai Amerika hingga 100 miliar bagi mereka yang dapat membunuh Dulmatien, namun ironisnya mengapa dibalik keberhasilan tersbut POLRI mengalami sebuah masalah didalam institusinya sendiri. Sebenarnarnya ada apa dengan POLRI? Susno Duadiawalnya dikenal dengan julukan buaya akibat dari konfilk antara POLRI dan KPK. Konflik ini lah yang membuat KOMJEN susno dikenal dikalangan masyarakat luas. Susno yang awalnya dibenci dan dicaci masyarkat saat ini dianggapmenjadi sosok malaikat yang mampu menegakan kebenaran. Namun didalam surat pembaca ini saya bertanya-tanya apakah yang dilakukan Susno Duadji ini ini sebenarnya apakah untuk benar-benar menegakan sebuah kebenaran atau hanya sebatas sakit hati atas pencopotan dirinya dari jabatan kepala Bareskrim.

Jika Susno ingin menegakan kebenaran mengapa baru saat ini dia berani mengungkapkan sebuah tindakan melanggar hukum dilingkungan POLRI . namun sesuatu yang mengagetkan saya secari pribadi bukanya Suno pernah mengeluarkan pernyataan tidak ada makelar kasus dilingkungan POLRI lalu mengapa saat inidia mengatakan adanya makelar kasus. Jika ini ada hubunganya dengan sakit hati seorang susno sungguh menodai nilai-nilai demokrasi dinegeri ini. Betapa tidak pemerintah saat ini mencoba menegakan penegakan hukum dengan menempatkan hukum sebagai panglima namun ada seorang panutan masyarakat justru mempermainkan hukum. Pada masa sekarang siapaun memiliki hak yang sama dimuka hukum, jangankan seorang Susno Duadji orang terdekat presiden pun mendapatkan perilaku yang sama dimuka hukum, artinya hukum pada saat ini tidak membedakan siapa dan apa dirinya jika bersalah harus mendapatkan hukuman. Namun semua itu menurut penilaian saya secara pribadi apa yang dilakukan susno merupakan kemajuan bagi POLRI itu sendiri namun alangkah kecewanya ketika KAPOLRI justru memandang bahwa masalah ini merupakan persaingan antar jenderal dilingkungan POLRI yangsudah menjadi sebuah tradisi dilingkungan POLRI. Jika hal ini benar bukankah masyarakat yang akan dirugikan, betapa tidak POLRI merupakan pelindung dan pengayom masyarakat jika POLRI berkonflik dilingkungnya maka masyarakat harus kemana jika berhubungan dengan masalah hukum? Awalnya buaya VS Cicak yang dilontarkan Susno Duadji saat itu membawa nama Susno identik dengan keborokan dilingkungan POLRI betapa tidak dari lontaran tersebut melahirkan sebuah konflik anatara lembaga penegakan hukum di Indonesia, yakni POLRI dan KPK yang mendapatkan perhatian begitu luas dari masyarakat. Susno digambarkan sebagai penegak hukum yang tak patut dipuji sebab bagian dari koruptor. Namun pada saat ini dimana susno menyampaikan laporanya kepada satuan tugas pemberantasan mafia hukum sebagai dewa keadilan dilingkungan POLRI. Namun itu semua merupakan sebuah kemajuan artinya seorang susno yang seorang petinggi POLRI pun mendapatkan perlakuan yang sama dimuka hukum, namun yang membagakan saya secara pribadi laporan Susno kepada satgas ditanggapi dengan santun dan apa yang dilaporkanya diproses dengan tidak mengesampingkan azas praduga tak bersalah. Artinya pelaporan ini menunggu nilai-nilai kebenaran yang ada untuk membuktikaan kebenaranya dan menindak yng bersalah. Jika hal ini terbukti maka apapun yang dilakukaan oleh soerang susno merupakan titik terang dinegeri ini bahwa penegak hukumpun tak luput dari kesalahan. Dari kesalahan inilah penegak hukum yakni POLRI mencoba memperbaiki diri menjadi sebuah pengak kebenaran. Apapun tujuan dan maksud Susno duadji tetap hukumlah yang akan menetukan. Hikmah dari makelar kasus ditubuh POLRI secara tidak langsung akan terjadi sebuah persahabaatan yang bermula dari permusuhan antara buaya dan cicak untuk menegakan kebenaran dinegri ini. Untuk itu saya secara pribadi melalui surat pembaca ini mengajak seluruh komponen negeri ini utuk senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai hukum dengan tidak mengenyampingkan azas praduga tak bersalah demi terciptanya kepastian hukum.Apapun yang terjadi dilingkungan institusi POLRI jadikan lah sebuah acuan untuk menuju supermasi hukum dan reformasi birokasi POLRI. Janganlah karena sebuah masalah kita mencaci dan membenci POLRI. Masih banyak keberhasilan yang dilakukan POLRI untuk keamanan dan ketentraman masyarakat meskipun masih terdapat oknum yang melakukan kesalahan semua ini adalah bagian dari sebuah proses reformasi ditubuh POLRI itu sendiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun