Mohon tunggu...
Andreas Kadhafi Muktafian
Andreas Kadhafi Muktafian Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Mengenali, Memahami, & Mencermati Setiap Motivasi Yang Kita Miliki Yang Paling Mendasar. Jadikanlah Hal itu Sebagai Keabsahan dalam Berpikir, bertindak & Berperilaku, untuk Mengatasi Semua Kesulitan & Tantangan, Belajar Dari Setiap Kegagalan Yang Paling Terkecil Sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi Menyambut Pergantian Tahun 2013: Menunggu Pesta Burung Gagak & Nazar

31 Desember 2013   21:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:18 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13885211081095429558

[caption id="attachment_312828" align="aligncenter" width="546" caption="Ilustrasi/ Admin (Kompas.com)"][/caption] Puisi Menyambut Pergantian Tahun 2013 "Negeri Yang Penuh Derita" Warta ini hari tak berbeda dengan sebelumnya Tiada kunjung melegakan setiap permasalahan Bahkan terkesan berlari & menghindar Jauhi setiap beranda kasus Membahagiakan duniawi dengan tipu muslihat Tepi-tepi kubur ramai ditutupi Berlomba & berjuang untuk sebuah kursi Dengan dipenuhi ambisi Berusaha berdesak-desak memperebutkan Baik dengan lebam membengkak Demi sebuah popularitas & kekuasaan Memperbaiki Rantai-rantai hidup Bukan untuk pengorbanan Tapi demi pundi - pundi kekayaan Sengaja terbelit hutang untuk perang urat-urat syaraf Pesta masih berlangsung Walau titian hidup sampai di penghujung Tentu tidak disini Jelas ditengah sana Ditepi tengah-tengah lumpur dosa Burung Gagak & Burung Nazar Akan segera memulai pesta Tentu, disini menunggu pesta dibuka Melihat kejutan kelak Disini sedang menanti Babak baru dari pesata sang gagak & nazar Hingar bingar & kecongakan Gelak para babi berdasi Akan berubah menjadi malu Dari Tingkah badut-badut istana Berusaha mentampik dengan isu Menutup kebenaran Tunggu.. Menunggu.. Badut - badut istana Saling melempar kesalahan Ampas hidangan pesta nazar & gagak Akan menjadi hangat yang terhidangkan Untuk rakyat jelata Untuk rakyat tertindas Untuk rakyat , buruh & tani Hidangan yang teristimewa Dengan aroma istana kristal Akan spesial tersaji dengan bumbu pedas dengan ditaburi rempah kepahitan mungkin akhirnya akan dinikmati bagi istana. Akhir pesta nazar & gagak bagi badut istana Hidup resah matipun akan susah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun