Dalam kelangsungan perkembangan dan pertumbuhan anak, perlu sebuah layanan yang baik, baik di rumah ataupun sekolah. Orang tua harus memberi pelayanan yang baik dan telaten demi perkembangan anaknya kea rah yang lebih baik. Sedangkan di sekolah bukan lagi peran orang tua, melainkan guru di sekolah. Guru bertugas memberi bimbingan dan layanan, guru harus memahami kondisi dan karakter siswanya, sehingga sangat perlu sebuah model pembelajaran berbasis bimbingan dan konseling.
Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara- gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai macam model pembelajaran. Dalam prakteknya, seorang guru harus ingat bahwa suatu model pembelajaran haruslah mempertimbangkan antara kondisi siswa, materi ajar dan media atau fasilitas di sekolah. Karena seorang guru ibarat seorang dokter dan siswa adalah pasiennya, seorang dokter tidak akan memberi resep kepada pasiennya sebelum ia memeriksa keadaan pasiennya dan mendengarkan keluhannya. Barulah setelah itu ia mulai mendiagnosa pasiennya dan memberikan obat yang sesuai dengan kondisi pasiennya.
Begitu juga dengan seorang guru. Guru bukanlah diktatoris namun fasilitator yang harus mempelajari siswanya, sehingga dengan kondisi siswanya ia harus mencari hipotesis untuk mengobati masalah yang didapat oleh siswanya atau mengembangkan potensi siswanya. Banyak sekali pembelajaran yang didesign berbasis bimbingan dan layanan yang dianggap mampu menjadi alternative untuk pembelajaran. Salah satunya model Koperatif (CL, Cooperative Learning). Kegiatan ini adalah pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inquiry. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak – partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4-5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender, karakter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi. Pembelajaran berbasis bimbingan dan layanan ini semata-mata untuk menyesuaikan dengan kondisi siswa dan tidak salah dalam mendiagnosa kebutuhan siswanya. dan masih banyak model pembelajaran lainnya yang berbasis bimbingan dan layanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H