Mohon tunggu...
fia Makkiyah
fia Makkiyah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guru dan Bimbingan Konseling (BK) Ibarat Sepasang Sandal

5 Maret 2017   16:11 Diperbarui: 5 Maret 2017   16:24 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

                Allah menciptakan langit dan bumi, begitupun Allah ciptakan surga dan Neraka, baik dan buruk. Demikian pula yang pasti ditemui ada orang baik dan buruk. Dari situlah manusia dibebani berfikir, berfikir untuk memilah antara kebaikan dan keburukan. Manusia dibimbing menjadi orang baik dan meng-Islah-kan manusia lainnya, sebagimana Rasulullah diutus agar membimbing kaumnya dari kesesatan Jahiliyah pada kedamaian agama Islam dan Iman. 

Maka dari situlah muncullah istilah Manfaat, menjadi pribadi yang bermanfaat baik pada diri sendiri atau orang lain. Dan yang paling dekat untuk menjadi baik dan meng-Islah-kan orang lain adalah profesi guru. Karena proses Tarbiyah (pendidikan) terus melekat dalam profesi guru. Seorang Guru yang baik tidak hanya sebagai “Mudarris” akan tetapi juga sebagai “Murobby” yaitu pendidik yang tidak hanya menyentuh lahiriyah muridnya akan tetapi menembus relung bathiniyah muridnya.

                Jika difikir secara logika, sebenarnya profesi guru sangatlah berat karena seorang guru dipandang dari segala sisinya, berbeda dengan seorang Dokter yang hanya dipandang dari segi kepintaran dan kejeniusannya. Sebagaimana yang dikemukakan Moh. Surya (1997 tentang peranan guru di sekolah, keluarga dan masyarakat. Di sekolah guru berperan sebagai perancang pembelajaran, pengelola pembelajaran, penilai hasil pembelajaran peserta didik, pengarah pembelajaran dan pembimbing peserta didik. 

Sedangkan dalam keluarga, guru berperan sebagai pendidik dalm keluarga (Family educator). Sementara itu di masyarakat, guru berperan sebagai Pembina masyarakat (social developer), penemu masyarakat (Social innovator) dan agen masyarakat (Social Agent).  Di pandang dari segi pribadinya (Self oriented) seorang guru berperan sebagai: 1)pekerja social (social worker), 2) pelajar dan ilmuwan 3) Orang tua 4)Model keteladanan 5)  pemberi keselamatan bagi setiap peserta didik.

                Oleh karena itu, sebenarnya masing-masing dari pribadi guru tidak hanya sebagai penyampai materi, namun juga berperan aktif dan berkontribusi dalam kepentingan efektifitas dan efisien pelayanan Bimbimbingan konseling di sekolah. Sehingga guru dan Bimbingan konseling bukanlah dua hal yang terpisah atau jalan sendiri-sendiri.

 Akan tetapi keduanya berjalan beriringan ibarat sepasang sandal karena dalam batas-batas tertentu guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi muridnya sehingga muncullah keterikatan di antara kedua belah pihak. Dan hal inilah yang paling penting dalam pendidikan. Dalam dunia islam dikenal dengan istilah Rabithohdari kata Rabatha : menghubungkan. Dan sebuah ikatan Rabithoh itu tidak akan terjalin jika Guru atau pendidik tidak memahami kondisi peserta didiknya. Wina Sanjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing yang baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya.

Dari urain panjang diatas dapat meluruskan kesalahpahaman yang selama ini masih umum di dunia pendidikan kita bahwa guru dan Bimbingan konseling itu dua hal yang terpisahkan. Dibeberapa sekolah yang memiliki guru BK khusus, maka guru mata pelajaran bersikap acuh terhadap kondisi muridnya dan melimpahkannya pada guru BK. Pendidikan kita akan berkembang lebih baik jikalau setiap guru menyadari bahwa dirinya sebagai pembimbing sekaligus konselor bagi peserta didiknya. Guru adalah BK dan BK adalah Guru. Keduanya berjalan beriringan ibarat sepasang sandal. jika hal ini diterapkan maka pasti tidak kita jumpai lagi siswa yang berani pada gurunya, akan tetapi rasa hormat yang muncul diantara mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun