[caption id="attachment_334557" align="aligncenter" width="512" caption="Dok. Pri"][/caption]
Saya, anda, dia, kalian dan mereka berhak menjadi Presiden Republik Indonesia. Apapun itu suku, ras, dan agama Saya, anda, dia, kalian dan mereka memiliki hak yang sama dimata hukum tanpa kecuali berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam waktu yang tidak lama lagi, bangsa Indonesia akan melakukan pesta demokrasi untuk kedua kalinya pada tahun ini yaitu pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Pemberitaan di media masapun sibuk dengan berita-berita seputar calon-calon presiden, visi misi seorang calon presiden, rekam jejak seorang calon presiden, koalisi antar partai, calon wakil presiden yang dibidik calon presiden dan partai pendukungnya dan sebagainya. Pro dan kontrapun terjadi, antar pendukung calon presiden yang satu dengan calon presiden lainnya.
Pemberitaan di media masa yang dipenuhi berita seputar pilpres membuat rakyat Indonesia tidak ketinggalan hebohnya berbicara hal yang sama. Pilprel menjadi topik yang paling hangat dan menghangatkan membuat sebahagian orang atau kelompok gerah luar biasa. Itu hal yang biasa dan bukan sesuatu yang aneh wujud dari kemajemukan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari kebesaran dan kekayaan bangsa Indonesia.
Pro dan kontra itu adalah hal yang biasa. Tapi jangan sampai merusak nilai-nilai demokrasi dan nilai-nilai luhur keBhinneka Tunggal Ika an bangsa ini. Siapapun berhak jadi presiden, tapi jangan sampai pro dan kontra itu mengabaikan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Â Jangan sampai menghilangkan dan merusak hak orang lain, tidak merendahkan dan meremehkan orang lain, tetap menghargai orang lain, tidak menghina orang lain dan sebagainya. Jika itu terjadi, bukan kebaikan bangsa yang akan diperoleh, tapi kerusakan bangsa yang akan didapatkan dan yang akan menginjak-injak rasa persatuan dan persatuan keutuhan berbangsa. Memang betul kita berada di negara demokrasi reformasi siapapun boleh bersuara mengemukan pendapat, tapi tetap dengan cara-cara yang bijaksana. Jangan sampai demokrasi kebablasan hanya bingkai tanpa isi yang terjadi, sudah pasti keburukan yang akan dialami oleh bangsa Indonesia yang kita cintai ini. Apakah anda mau merusak bangsa anda sendiri? Jika anda tetap melakukan pro dan kontra yang berlebihan dan tidak bijaksana, berarti andalah pengkhianat bangsa Indonesia ini.
Saya yakin bahwa siapapun itu, dalam mengemukakan pendapat berniat baik dengan tujuan yang baik demi terwujudnya Negara yang dipimpin oleh orang yang tepat yang mampu mewujudkan cita-cita besar proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia. Tapi kita harus ingat bahwa niat baik untuk mencapai tujuan yang baik, harus melalui cara-cara yang baik pula tanpa dapat ditawar sedikitpun.
Andapun berhak menjadi presiden berdasarkan Undang-Undang. Catatan yang paling penting adalah anda seorang Kepala Negara di Negara yang Berbhinneka Tunggal Ika yang memiliki dasar Negara Pancasila. Anda adalah Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia -Â http://politik.kompasiana.com/2014/04/29/presiden-negara-kesatuan-republik-indonesia-652248.html .
Ketapang, 03 Mei 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H