Keadaan ekonomi yang tidak konstan menjadi salah satu kendala di perekonomian yang berdampak pada konsumsi yang tidak stabil, karena kebutuhan yang banyak dan ekonomi yang minim. Konsumsi sendiri adalah suatu kegiaan manusia mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan.
Faktor-fakror yang mempengaruhi konsumsi, besar kecilnya konsumsi yang dilakukan seseorang dipengaruhi oleh:
- Pendapatan
- Perkiraan harga dimasa mendatang
- Harga barang yang bersangkutan
- Iklan
- Ketersediaan barang dan jasa
- Selera
- Mode
- Jumlah keluarga
- Lingkungan sosial budaya.
Konsumsi Menurut Para Ahli Ekonomi Makro
Kebanyakan orang beranggapan bahwa konsumsi dan pengeluaran adalah factor utama yang berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Namun anggapan tersebut sebenanrnya kurang tepat karena yang lebih berperan dalam pertumbuhna ekonomi sebenarnya adalah saving dan prosuksi.
Hal ini dapat dijelaskan melalui perumpamaan bahwa jika hanya melakukan kegiatan konsumsi yaitu membeli rumah, mobil dan sebagainya, maka hanya akan menambah jumlah tagihan kredit dan beban pembayaran. Keadaan ini akan berbanding terbalik apabila melakukan penghematan uang dengan cara menyimpan dan menggunakannya sebagai modal untuk membuka suatu bisnis atau usaha. Dengan adanya hal tersebut, selain kita mengkonsumsi kita juga bisa memproduksi. Maka dari itu, setiap konsumsi seharusnya di barengi dengan prosuksi.
Contoh kecil, masalah susu yang sangat minim yang di produksi oleh PT Frisian Flag Indonesia, jumlah produsen susu local masih minim dengan total sekitar 20% dari kebutuhan nasional. Dampaknya, hingga saat ini, kekurangan tersebut membuat Indonesia mengimpor susu sebanyak 80%. Dan pasokan yang diterima selama ini mayoritas dari pulau jawa, yakni jawa barat, jawa tengah, dan jawa timur. Dan yang paling banyak ialah dari jawa barat karena yang paling dekat dan telah bekerja sama pada PT Frisian Flag tersebut.
Rendahnya produsen susu lokal ini disebabkan oleh beberapa kendala, yakni kepemilikan sapi yang sedikit dengan dengan rata-rata peternak hanya memiliki 3-5 ekor sapi, dan ketersediaan pakar hijau yang terbatas sebagai penenu kualitas dari susu.
Dari segi fasilitas FFI telah menyediakan pendingin. Ketika susu telah terkumpul langsung di latakkan dalam pendingin. Sedangkan dari segi kuantitas, FFI telah bekerja sama dengan peternak lokal untuk meningkatkan mutu pakan dan beberapa ide dan inovasi-inovasi yang mendukung.
Dalam hal demikian, banyak masalah yang terjadi pada maslah komsumsi dan prosuksi, dimana daya tarik mengkonsumsi lebih tinggi dari memproduksi. Hingga menyebabkan yerjadi impor dari negara lain, untuk memenuhi konsumsi.
- Fungsi Konsumsi
Menurut J. M Keynes, tingkat konsumsi seseorang atau rumah tangga ditentukan oleh pendapatannya, tapi ada beberapa factor lain yang mempengaruhi konsumsi.
- Faktor objektif, yaitu faktor yang secara umum diakui sebagai faktor yang mempengaruhi konsumsi. Faktor objektif dibagi menjadi 3 yaitu:
- Harga
Perubahan harga yang cukup besar akan menyebabkan perubahan daya beli masyarakat yang besar pula. Artinya naik turunnya harga umum yang cukup besar akan merugubah pendapatan rill dan nilai rill uang yang cukup besar pula.
- Kebijakan Fiskal
Pajak sangat mempengaruhi besarnya pendapatan yang digunakan untuk konsumsi. Semakin besar tariff pajak yang berlaku terhadap barang dan jasa, semakin tingi pula harga tersebut.
- Suku Bunga
Faktor yang menarik seseorang untu menabung adalah suku bunga. Semakin besar suku bunga tabungan, semakin besar pula imbalan jasa yang diberikan oleh bank. Jadi besar kecilnya suku bunga mempengaruhi keputusan kosumsi seseorang.
- Faktor Subjektif
Faktor yang berasal dari kondisi yang dialami oleh setiap orang. Faktor subjektif di bagi menjadi 2 yaitu:
- Sikap hati-hati
Seorang konsumen berusaha untuk lebih hati- hati dalam membelanjakan uang dengan cara mengurangi konsumsi dengan menyisihkan sebagian pendapatan untuk menghadapi kesulitan dimasa yang akan datang.
- Kekayaan (warisan) yang dimiliki
Seseorang yang mempunyai warisan atau tabunganakan menggunakan sebagian besar pendapatannya untuk konsumsi. Dan sebaliknya, seseorang yang tidak memiiki kekayaan warisan atau tabungan akan lebih memilih untuk menyisihkan pendapannya dalam tabungan.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H