Dalam dunia yang serba cepat ini, kecantikan instan atau yang lebih dikenal dengan istilah "fast beauty" semakin populer. Konsep fast beauty menawarkan solusi praktis untuk mendapatkan penampilan yang cantik dalam waktu singkat, dengan produk-produk yang menjanjikan hasil langsung. Namun, meskipun fast beauty tampak seperti inovasi yang mempermudah kehidupan, ada kekhawatiran yang mendalam tentang dampak jangka panjangnya dalam banyak hal.
Fast beauty memanfaatkan kebutuhan konsumen yang ingin hasil cepat. Di tengah kesibukan hidup yang serba terburu-buru, banyak yang mencari produk yang menawarkan hasil instan, seperti masker yang mengklaim mencerahkan kulit dalam waktu singkat atau serum yang menyamarkan kerutan dalam hitungan menit. Produk-produk seperti ini menjadi sangat menarik bagi mereka yang menginginkan solusi praktis tanpa harus menghabiskan waktu berjam-jam untuk perawatan. Namun, meskipun hasilnya tampak memuaskan dalam jangka pendek, banyak dari produk fast beauty ini yang tidak mempertimbangkan kesehatan kulit dalam jangka panjang.
fast beauty sering kali melibatkan penggunaan bahan-bahan yang kuat untuk menciptakan efek instan. Meskipun produk ini mungkin tampak efektif dalam jangka pendek, bahan kimia yang digunakan bisa merusak keseimbangan alami kulit. Dalam beberapa kasus, penggunaan produk yang menjanjikan hasil cepat bisa menyebabkan iritasi, penuaan dini, atau masalah kulit lainnya yang lebih serius. Tanpa perawatan yang lebih mendalam dan berbasis pada kebutuhan kulit, konsumen bisa terjebak dalam lingkaran konsumsi produk yang tidak benar-benar memberikan manfaat jangka panjang.
Di balik klaim "keajaiban instan" ini, sering kali yang terabaikan adalah kesejahteraan konsumen itu sendiri. Fast beauty lebih banyak mengutamakan keuntungan finansial dari perusahaan-perusahaan kecantikan, dengan menciptakan produk yang mengandalkan hasil cepat namun kurang memperhatikan keamanan dan keberlanjutan. Dalam banyak kasus, perusahaan-perusahaan ini mendorong konsumen untuk membeli lebih banyak produk, menciptakan ketergantungan tanpa memberikan perawatan yang benar-benar mendalam dan bermanfaat bagi kulit. Tidak hanya itu mereka juga memperkerjakan buruh/ karyawan dengan gaji di bawah standar dan tidak sebanding dengan pendapatan Perusahaan dan Terus mendorong  para pekerja untuk terus membuat produk baru.
fenomena fast beauty ini juga berdampak buruk bagi industry kecantikan lokal. banyak produk fast beauty yang berasal dari Cina dengan harga yang lebih terjangkau dan pemasaran yang agresif membuat mereka lebih mudah menguasai pasar.  Hal ini memang menimbulkan tantangan besar bagi merek lokal di Indonesia. Banyak produk cina yang tidak memiliki brand sehingga mereka menggunakan image brand negara lain untuk menjual produk tersebut. Semakin banyak peminat produk dari cina sama saja  melariskan peran impor yang merusak pasar lokal.  Padahal banyak produk lokal yang kualitasnya tidak kalah bagus dengan produk cina. Bahkan, banyak Perusahaan lokal yang gulung tikar karena hal ini.
meskipun fast beauty menawarkan kenyamanan dan solusi praktis, kita harus sadar akan potensi dampak negatif yang ditimbulkan. Kecantikan sejati tidak dapat dicapai dalam semalam, dan perawatan kulit yang berkelanjutan jauh lebih penting daripada hasil instan yang hanya bersifat sementara. Sebagai konsumen yang bijak, kita harus kritis terhadap klaim yang berlebihan dan lebih memilih produk yang mendukung kesehatan kulit jangka panjang, bukan yang sekadar memberikan kepuasan sesaat. Selain itu, kita harus mendukung brand lokal supaya industri kecantikan di Indonesia semakin maju.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI