Judul: Buku latihan soal MANTAPPU JIWA
Penulis: Jerome Polin Sijabat
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Tebal halaman: 224
Tahun terbit: Agustus 2019
ISBN: 978-602-063-242-1
"Pada awalnya, kita yang membuat mimpi. Tapi setelah itu, mimpi yang akan 'membuat' kita. Mimpi tidak dapat diwujudkan dengan instan,melainkan dengan air mata, doa,keringat,konsisten,determinasi,dan kerja keras". (Hal 99)
Jerome polin lahir di keluarga biasa, dengan ayahnya sebagai pendeta dan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Lahir dengan kondisi sekeliling yang sedang terjadi kerusuhan yang membuat perekonomian semakin menurun. Untuk itu, ayah jerome akhirnya memutuskan untuk pindah dari Jakarta ke Surabaya.
Saat disurabaya jerome besekolah di IPH yang merupakan sekolah internasional,
jerome masuk sekolah dengan bantuan beasiswa. Saat disini pula awal mula impiannya muncul, jerome ingin bisa pergi ke luar negri.
"Aku tahu mimpiku layak dibayar sebegitu tinggi oleh keringat dan kerja keras. Aku tahu mimpiku layak diperjuangkan. Dan tidak ada yang bisa memperjuangkannya selain diriku sendiri" #rumusjerome (hal 26) karena jerome sangat tahu diri, jika mimpinya itu sangat besar dan tidak mungkin kedua orang tuanya akan mengiyakannya, jadi jalan satu-satunya agar bisa  pergi keluar negeri adalah dengan berkuliah diluar negeri.
Dari awal rencananya sudah sangat matang, dan ia memfokuskan Matematika sebagai tujuannya, belajar mati-matian bahkan sampai buku matematika selalu dibawanya kemanapun. Saat masuk SMA jerome sudah mulai mencari-cari universitas yang memiliki beasiswa S1 full.
Persiapan yang sudah matang ternyata tidak membuatnya berhasil lolos masuk universitas dengan beasiswa, padahal dia sudah sangat percaya diri dengan ujian tes nya bahwa dia akan bisa menyelesaikannya dengan mudah, tapi ternyata tidak. Bingung harus melakukan apalagi, kecewa pasti, bahkan hampir putus asa. "Jangan-jangan Roma yang kutuju bukan Roma yang tuhan sediakan bagiku".(hal 38)
Namun tidak lama setelah itu. Bang ian, abang nya jerome memberi tahu jika ada beasiswa ke jepang. Mendengar itu jerome langsung mencari tahu dan mempersiapkan semuanya, dan berharap semoga kali ini berhasil. Setelah sekian banyak ujian yang diikutinya, setelahnya dia mendapat kabar bahwa dia berhasil mendapatkan beasiswa itu.
"Aku sadar belum tentu Roma yang aku tuju adalah Roma' terbaik' yang Tuhan sediakan buatku. Singapura dan negara-negara lain yang pernah kulirik harus kulewati dengan penuh perjuangan dan kekecewaan. Berkali-kali aku mempertanyakan maksud Tuhan, tak jarang rasanya ingin menyerah. Tapi dengan usaha tanpa henti yang dibalut dengan doa tak putus, Tuhan pasti menyediakan Roma 'terbaik' untuk umat-nya".