Bukan hal yang luar biasa, namun berharga. Hanya sebuah bibit kecil, namun dapat membawa kehidupan. Demi uang, harta, dan kekayaan, terkadang, beberapa orang menganggapnya remeh.Â
Pohon namanya.
Hanya sebuah benda bening. Mengalir mengikuti jalurnya. Diam tak bergeming. Orang-orang yang tak punya hati, dan hanya memikirkan usahanya, pasti masa bodoh dengan benda ini. Cairan berbahaya dibuangnya begitu saja. Bercampur, mengalir melewati sawah, danau, hingga akhirnya ke laut lepas.
Air namanya.
Dua hal itu, adalah segalanya. Tidak. Bukan segalanya. Tapi, segala-galanya. Melebihi apa pun. Namun, terkadang tangan-tangan tak bertanggung jawab rela mengotori, dan merusaknya hanya untuk sebuah lembaran kertas yang bernilai harganya. Mungkin, karena kertas itu dapat membawa kekuasaan.
Bumi.
Bumi sudah sekarat. Pohon sudah semakin menipis, air jernih sudah susah didapat, dan, udara sudah terkotori. Jadi, apa yang kita lakukan sekarang? Memperbaiki diri, atau semakin mengotori hingga akhirnya Bumi tidak hanya sekarat, namun juga mati?
Mungkin awalnya biasa. Tapi, mengakhiri dengan penyesalan sudah bukan lagi apa-apa.Â
Udara sejuk, air bersih, dan udara segar yang mengisi paru-paru pasti akan dirindukan suatu saat nanti. Harta dan kekayaan memang berharga. Tapi, Hutan, air, dan udara lebih berharga dari itu semua.
Kesadaran diri sendiri adalah kunci utama. Nasehat dan berbagai ucapan peringatan tidak cukup jika diri sendiri tidak membuka hati untuk mendengarkan itu semua.Â
Tidak harus memulai dengan hal besar. Cukup mulai dari menanam tanaman di pekarangan rumah, tidak membuang sampah di sungai, dan hal sederhana lainnya. Nasib Bumi, tergantung pada perilaku kita.