Cinta adalah sesuatu hal yang sangat kita butuhkan dalam hidup ini. Tidak ada satu pun manusia yang bisa bertahan hidup tanpa cinta. Cinta memiliki manfaat yang sangat luar biasa dalam menguatkan seseorang menjalani problema hidup.
Setidaknya, itulah yang Saya rasakan dalam perjalanan mengejar cita-cita melanjutkan pendidikan ke negeri kanguru, Australia. Setelah mendapatkan sponsor dan diterima di universitas pada bulan Desember 2020 lalu, Saya kemudian melengkapi berbagai dokumen yang dibutuhkan untuk dapat berangkat menuju Australia.Â
Salah satu dokumen yang sangat penting adalah visa. Saya yang berdomisili di daerah yang sedikit terpencil megalami sedikit masalah dalam mengurus visa ini.Â
Saya tidak tahu bagaimana mengurus visa dan kemana Saya harus pergi. Saya kemudian mencoba menghubungi seorang teman yang terlebih dahulu mendapatkan beasiswa. Atas bantuan dan dukungannya, Saya pun akhirnya bisa mendapatkan kontak agen yang mengurus visa.
Setelah melampirkan berbagai dokumen yang diminta oleh agen, Saya kemudian diminta untuk membayar dan melakukan tes kesehatan (medical check-up). Sang agen kemudian menetapkan tempat melakukan medical check-up.Â
Sayangnya, lokasinya lumayan jauh (230 km) dari tempat tinggal Saya. Kalau tidak ada covid, sebenarnya tidak ada masalah bagi Saya melakukan medical check-up di lokasi tersebut.
Situasi pandemi ini membuat Saya sangat terbebani dan sedikit takut mengingat situasi covid di lokasi tersebut agak parah. Setelah beberapa hari agak stress sampai gak bisa tidur memikirkan strategi ke sana dan apa yang bakal terjadi kalo Saya pergi ke sana, mertua Saya kemudian mengatakan bahwa dia beserta isteri dan anak-anak Saya akan ikut menenami Saya sampai ke kota.Â
Meskipun terkesan sederhana, namun tindakan ini sangat membantu saya melalui proses ini. Akhirnya kami pun berangkat ke kota tujuan bersama-sama dengan membawa kendaraan pribadi mertua, dan Saya bisa menjalani tes kesehatan dengan baik.
Setelah tertunda beberapa bulan akibat Australia menutup negara mereka, akhirnya Saya mendapatkan ijin masuk ke Australia. Perjuangan mendapatkan ijin ini pun sangat tidak mudah.Â
Saya berhasil mendapatkan ijin ini karena cinta dari para supervisor (pembimbing), terutama principal supervisor, yang sangat luar biasa, memberikan upaya sehingga Saya bisa masuk ke Australia, dan memotivasi supaya tidak putus asa (Waktu itu Saya sudah hampir menyerah).
Saat ditolak pertama kali masuk ke Australia, Supervisor Saya lebih berupaya keras lagi dalam percobaan berikutnya, hingga akhirnya Saya diijinkan masuk.