Mohon tunggu...
Fajar Hardiansyah Subais Fajar Hardiansyah Subais
Fajar Hardiansyah Subais Fajar Hardiansyah Subais Mohon Tunggu... pegawai negeri -

www.urbancikarang.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

RIM BlackBerry Vs Nasionalisme Indonesia 2.0

19 September 2011   01:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:50 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignleft" width="360" caption="Sumber :Detik.Com"][/caption] Ketika membuka media online pagi ini dan membaca beberapa berita, hati saya tergelitik dengan lagi-lagi berita mengenai Research in Motion (RIM) selaku produsen BlackBerry yang sedang naik daun di Indonesia dengan kemunculan tipe barunya Blackberry Bold 9900 atau yang lebih dikenal dengan nama Dakota. Betapa tidak, masyarakat di Indonesia berbondong-bondong melakukan pre-order produk ini dan laris manis bak kacang rebus, pelanggan rela antri dan memadati mal-mal yang menjadi titik penjualan para operator telekomunikasi selular. Momen ini menjadi kembali menghangatkan "kasus" BlackBerry di Indonesia yang (belum) selesai. Sudah saatnya nasionalisme kita membela bangsa kita sendiri Indonesia, walaupun kita pengguna BlackBerry kita tidak boleh membela RIM dengan "ngotot". Berhembus kabar bahwa RIM lebih memilih negara tetangga Singapura untuk membangun server node mereka ketimbang di Indonesia, entah apa yang ada dipikiran para punggawa perusahaan yang bermarkas di Kanada ini sehingga mereka begitu enggan berinvestasi di Indonesia. Operator seluler di Indonesia telah menyurati Kementerian Komunikasi dan Informatika yang digawangi Tifatul Sembiring agar mendesak RIM segera membangun server mereka di Indonesia. Apa pasal? Keberadaan server di Indonesia dapat menurunkan tarif BlackBerry hingga 50%. Bayangkan, apabila kita rata-rata yang berlangganan bulanan BlackBerry Rp.100.000 tarif itu bisa dipangkas setengahnya, karena trafik-nya tidak perlu keluar negeri. Kabar RIM lebih memilih Singapura untuk menempatkan node server ketimbang Indonesia, membuat bangsa kita kecewa 2 (dua) kali. Ya 2 kali, yang pertama adalah ketika BlackBerry lebih memilih berinvestasi di Malaysia untuk membangun pabrik mereka untuk wilayah Asia. Padahal data menunjukkan, bahwa Indonesia adalah pelanggan terbesar BlackBerry di Asia Tenggara. Selain itu, kehadiran server di Indonesia, dapat menjadikan kualitas layanan kepada pelanggan jauh lebih baik. Karena selama ini gangguan bisa dialami oleh dua sebab, karena operator atau RIM itu sendiri. Kalau sudah jaringan trouble dari RIM, operator hanya bisa bingung menjawab complain dari pengguna. Karena operator sendiri tidak bisa berbuat banyak, selain menunggu dari RIM. Bangsa yang seperti apa kita di mata para pembesar RIM sebenarnya? Bangsa terkorupsi? Bangsa yang berbelit birokrasinya? Sebuah alasan klasik bukan? Kementerian Komunikasi Informatika dan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan justru bekerja sama membuka jalan untuk birokrasi perijinan itu. Kabar lain berhembus, apabila RIM jadi membuka pabriknya di Malaysia, maka Kementerian Perindustrian dan Perdagangan akan memberlakukan pajak maksimal 200% produknya yang masuk ke Indonesia. Alasannya karena dimanapun BlackBerry dibuat, harganya tetap sama, pajak yang berlaku selama ini rendah karena Indonesia melihat BlackBerry resmi masih didatangkan dari negara jauh seperti Kanada atau Meksiko sehingga memberikan insentif pajak rendah untuk  "memancing" agar RIM mau berinvestasi di Indonesia, sekaligus membantu operator Indonesia. Nyatanya, bangsa kita dikecewakan. Kita bangsa yang besar, bangsa kita tidak boleh "dipermainkan" oleh kapitalisasi global ala RIM BlackBerry. Bangsa kita pengguna BlackBerry terbesar se Asia Tenggara. Lalu apa yang dapat kita perbuat, kita bisa mendukung upaya pemerintah. Dengan Memboikot atau Menghentikan Menggunakan BlackBerry? Tentu tidak. Kita bisa berupaya dengan sama-sama menyuarakan di dunia online untuk "mendesak" RIM membangun servernya di Indonesia, tentu kita sangat diuntungkan, karena selain tarif murah, kita bisa mudah melakukan komplain dengan mudah apabila ada masalah tanpa harus menunggu kabar dari Kanada. Apa yang saya sampaikan disini adalah sebuah opini untuk membantu bangsa kita, seburuk apapun bangsa kita, ini rumah kita, serusak apapun rumah kita, kitalah yang harus membantu merenovasi, kalau bukan kita, siapa lagi yang akan menolong bangsa kita?

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun