Beberapa hari lalu, seorang teman datang bertamu ke rumah. Teman saya ini masuk kategori penikmat teknologi komputer. Untuk kalangan kami, dia inilah yang paling pertama menikmati teknologi terbaru, dan yang lain menyusul kemudian. Informasi soal teknologi terbaru selalu dia dapat lebih dulu karena profesinya sebagai teknisi komputer sekaligus owner di salah satu toko komputer di Palangka Raya.
Saat bertamu di rumah, dia menemukan saya sedang asik membaca di depan komputer. Spontan saya dengar dia ngomong: "Hari gini, masih pakai Windows XP?", sambil ketawa, nada ngejeklah... hehehe. Nah, ini dia, komentar kawan inilah yang menjadi inspiratif untuk melayangkan tulisan ini. Memang, komputer PC saya masih menggunakan Windows XP dan Ubuntu 14.04.
Bukan soal Baru dan Mahalnya, Tapi Fungsinya
Sejak beralih dari mesin ketik manual, tahun 1996, dan pertama sekali menggunakan komputer saya mengenal komputer yang belum menggunakan harddisk. Waktu itu masih menggunakan Flopy A dan B. Saat itu saya mulai menggunakan aplikasi Lotus 123 dan WordStar yang masih layar hitam itu. Mengolah kata dan operasi matematika, itu yang paling sering digunakan, dan fungsi itu ada dalam Lotus 123 dan WordStar. Tahun 1999, mulailah saya kenal komputer yang sudah menggunakan harddisk yang ukurannya sangat kecil, sebesar 172MB, dan berkenalan dengan Windows 3.1. Pengelohan kata yang saya gunakan adalah Word Perfect (WP). Versi WP yang saya gunakan terakhir kali adalah WP 10. Kemudian, secara bertahap, mulailah menggunakan Windows 95, Windows 98, Windows ME, Windows 2000 dan akhirnya menggunakan Windows XP. Tahun 2005, pernah mencoba Windows Vista yang menurut saya sangat berat. Lalu kemudian mengenal Windows 7 dan Windows 8.
Dari sekian Windows Operating System (OS), saya lebih jatuh cinta pada Windows XP, meskipun layanan Support untuk Win XP ini telah ditutup oleh Microsoft. Yang menjadi kata kunci untuk saya adalah "tahu fungsinya" dan "nyaman untuk digunakan". Bagi mereka yang tidak terlalu fanatik dengan dua kalimat ini akan menjadi pengikut setia produk Windows dan tentu saja akan mengikuti juga perkembangan perangkat keras komputer. Tidak heran bila hampir setiap kali diluncurkan Windows OS, tidak sedikit orang yang juga meng-upgrade perangkat kerasnya. Seiring dengan itu, mahalnya juga makin ngikut.
Tahun 2007, saya membeli komputer PC yang sampai saat ini saya pakai. Lumayan juga harganya saat itu. Saya beli di Palangka Raya dengan harga 7,5 juta dengan spek seperti terlihat pada gambar berikut. Dengan spesifikasi Komputer ini, saya coba berbagai OS, yang terakhir saya coba install sendiri Windows 8. Dari segi perfomance dan daya tariknya, sangat variatiflah penilaiannya. Namun, yang paling nyaman adalah Windows XP. Mengapa? Kinerja Komputernya sangat baik dan cepat. Alasan lain yang sangat penting adalah banyak aplikasi yang dulu pernah saya beli, dan sekarang sudah discontinue pembuatannya, tidak kompatibel dengan OS lainnya selain Windows XP. Sayang juga kan, kalau kita sudah punya aplikasi berbayar, lalu harus dibuang setelah mengganti OS.
[caption id="attachment_352331" align="aligncenter" width="569" caption="Dokpri: Secreenshoot (SS). Pada tahun 2007, spek ini sudah masuk kategori bagus dan cepat."][/caption]
[caption id="attachment_352336" align="aligncenter" width="564" caption="Dokpri(SS): Soal Microsoft Office, masih terinstal mulai dari Office 2003 s.d. Office 2010. Tinggal pilih kan?"]
Selain aplikasi-aplikasi berbayar lainnya, ada alah satu aplikasi yang sangat berharga dan susah untuk saya tinggalkan yakni perpustakaan mini Filsafat yang terinstal di Komputer saya ini.
[caption id="attachment_352333" align="aligncenter" width="567" caption="Dokpri (SS). Perpustakaan Mini Filsafat dan sekarang susah mendapatkan versi Desktop terbaru."]
Yang Dicintai, Pasti Dijaga Dengan Baik