Mohon tunggu...
Fhara Salsabila
Fhara Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa Prodi Hubungan Internasional Angkatan 2021 di Universitas Sriwijaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketidakamanan Manusia di Ruang Lingkup Hubungan Internasional

23 Februari 2023   21:56 Diperbarui: 27 Februari 2023   08:36 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Human insecurity yang secara harafiah diartikan sebagai ketidakamanan manusia. Kebalikan dari human insecurity adalah human security yang dapat diartikan sebagai kemanan manusia, yang pada dasarnya mencangkup hal yang sama di dalamnya. Istilah human security pertama kali digunakan dalam United Nations Development Programme (UNDP) Human Development Report (HDR) pada tahun 1994. Fokusnya objeknya berada pada manusia secara individual atau people centric yang masuk dalam kategori Keamanan Non-Tradisional. Keamanan Tradisional yang fokus pada militer dan perbatasan (border), sedangkan pada Keamanan Non-Tradisional fokus pada masalah wabah penyakit, kemiskinan, pendidikan, isu hak asasi manusia, perdagangan manusia, ancaman konstruksi sosial, masalah imigrasi dan refugees, lalu masalah global warming dan perubahan iklim serta isu sumber energi untuk kehidupan manusia.

Paska Perang Dingin, UNDP kemudian lebih fokus pada keamanan manusia. Perang, persenjataan militer dan isu kedaulatan ternyata memiliki dampak janka panjang contohnya pada perekonomian, food security, kesehatan, lingkungan dan keamanan politik. Melalui konsep human security, seseorang bisa lebih mendalami permasalahan yang terjadi pada manusia di dalamnya. Contohnya pada periode Perang Dunia II, Korea dijajah oleh Jepang di tahun 1910 -- 1945. Jika dilihat dari kacamata traditional security concept, maka bagian yang dianalisis adalah pelanggaran perbatasan, militer dan persenjataan dan isu kedaulatan. Namun, dari perspektif non traditional security concept, kategori human security yang perlu diperhatikan adalah bagaimana perempuan saat penjajahan menjadi korban pemerkosaan tentara jepang, bagaimana perang meghasilkan kemiskinan, bagaimana anak-anak di Korea tidak mendapatkan Pendidikan yang layak dan masyarakat yang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.

Penulis beropini bahwa kemajuan dalam sektor keamanan di ruang lingkup hubungan internasional yang berfokus pada manusia ini merupakan hal yang sangat baik. Kedaulatan negara tentu penting, namun individual dan manusia di dalamnya jauh lebih penting. Awareness dan recognition terhadap human security telah ada sejak tahun 1948 meskipun baru menjadi fokus utama dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa di tahun 1994. Keamanan yang pada mulanya berfokus pada integritas teritorial dan perbatasan, stabilitas politik, kekuatan militer serta perjanjian pertahanan juga stabilitas finansial negara dan ekonomi. Akan tetapi, deklarasi yang dilakukan pada tahun 1948, The Declaration of Human Rights menyatakaan "Disregard and contempt for human rights have resulted in barbarous acts which have outraged the conscience of mankind, and the advent of a world in which human beings shall enjoy freedom of speech and belief and freedom from fear and want has been proclaimed as the highest aspiration of the common people." Yang artinya adalah "Pengabaian dan penghinaan terhadap hak asasi manusia telah mengakibatkan tindakan biadab yang telah membuat marah hati nurani umat manusia dan munculnya dunia dimana manusia akan menikmati kebebasan berbicara dan berkeyakinan serta kebebasan dari rasa takut dan kekurangan telah diproklamasikan sebagai aspirasi tertinggi untuk kelompok masyarakat" yang menjadikan human security menjadi seperti hari ini dan juga merupakan konsep dalam hubungan internasional.

Dalam menyusun penelitin di ruang lingkup hubungan internasional, beberapa isu terbaru dan relevan dengan human security adalah masalah pengungsi atau refugees, lalu pandemi Covid-19 yang terjadi pada akhir tahun 2019 hingga 2022, minimnya Pendidikan di Kawasan Timur Tengah akibat perang dalam jangka panjang dan wabah penyakit HIV/AIDS di Afrika Selatan. Terlepas dari isu-isu, Pendidikan, kelaparan, kemiskinan juga merupakan isu dengan tingkat kejadian paling tinggi di terutama di negara berkembang dan negara dunia ketiga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun