Jumat Pon kali ini, suasana Perpustakaan SMA Negeri 9 Yogyakarta terasa berbeda. Dalam kegiatan Jagongan Buku Jemuwah Pon #Edisi 4, buku Kisah Seekor Camar dan Kucing yang Mengajarinya Terbang karya Luis Seplveda menjadi topik utama yang dibahas. Pesan-pesan moral yang terkandung dalam cerita ini mengajak peserta untuk merenung lebih dalam tentang persahabatan, keberanian, dan tanggung jawab.
Cerita ini bermula dari seekor camar betina bernama Kengah yang terperangkap dalam tumpahan minyak di lautan. Sebelum meninggal, ia meminta seekor kucing bernama Zorba untuk menjaga telurnya. Zorbas, dengan tekad dan kesetiaan, bersumpah akan menjaga telur tersebut, merawat anak camar yang lahir, dan yang terpenting, mengajarinya terbang.
Peserta diskusi tampak terkesan dengan cara Zorbas, seekor kucing yang secara naluriah berbeda dari seekor burung, mengambil tanggung jawab besar untuk menjaga Fortuna, si anak camar. Ini adalah cerita tentang rasa tanggung jawab yang melampaui batas-batas yang biasa kita pahami. Bagaimana seekor kucing, yang biasanya memangsa burung, justru melindungi dan membimbingnya, menyajikan pelajaran tentang keikhlasan dan keberanian dalam memenuhi janji.
Dalam sesi diskusi, peserta menyoroti banyak momen penting dalam buku ini, salah satunya adalah saat Zorbas dan kawan-kawannya sesama kucing harus memutar otak untuk mengajari Fortuna terbang. Kisah ini menjadi simbol bahwa sering kali kita menghadapi tantangan yang tampaknya di luar kemampuan kita, namun dengan kerja sama dan tekad, semua bisa diatasi.
Buku ini juga mengajarkan tentang keberanian dalam menghadapi ketidakpastian. Fortuna, yang awalnya merasa takut terbang, akhirnya menemukan keberanian untuk melebarkan sayapnya, lepas landas dari kenyamanan sarang yang ia anggap sebagai rumah. Sebuah metafora yang dalam tentang pentingnya percaya pada diri sendiri, bahkan ketika kita berada dalam situasi yang asing dan menakutkan.
Diskusi berlangsung penuh dengan perasaan hangat dan reflektif. Buku ini tidak hanya menyajikan dongeng yang manis, tetapi juga menyuguhkan refleksi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Peserta diskusi merasa terinspirasi, terutama karena buku ini mengajarkan bahwa kebaikan dan keberanian bisa datang dari siapa saja, dan bahwa janji adalah sesuatu yang harus dipegang teguh, tak peduli betapa sulitnya.
Acara Jagongan Buku Jemuwah Pon kali ini berhasil membawa peserta masuk ke dalam dunia penuh keajaiban dan pelajaran hidup yang kuat. Tidak hanya meninggalkan kesan yang mendalam, tetapi juga mengajak peserta untuk merenungkan nilai-nilai kemanusiaan yang ada dalam setiap halaman buku. Dengan penuh semangat, peserta meninggalkan perpustakaan membawa pelajaran berharga: bahwa tanggung jawab dan persahabatan sejati tidak mengenal batas.
SMA Negeri 9 Yogyakarta melalui kegiatan ini terus berusaha menghidupkan semangat literasi dan kebersamaan, menjadikan setiap buku sebagai jendela yang memperluas cakrawala pemikiran para pembacanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H