Mohon tunggu...
Fitri Handayani
Fitri Handayani Mohon Tunggu... Lainnya - guru bahasa Jawa

suka baca buku dan chibi maruko-chan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menguatkan Literasi dan Kearifan Lokal di Era Digital

11 September 2024   14:05 Diperbarui: 11 September 2024   14:14 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru dan karyawan SMA N 9 Yogyakarta dalam Podcast Budaya II, Selasa 10/9/2024 (Dok. Candra Maulida)

SMA Negeri 9 Yogyakarta kembali menggelar Podcast Budaya, kali ini dengan tema "Sastra dan Literasi dalam Membangun Kearifan Lokal di Era Digital." Acara yang berlangsung pada Selasa, 10 September 2024, tersebut diselenggarakan sekaligus untuk memperingati Hari Literasi. Podcast ini menjadi kesempatan bagi guru dan karyawan sekolah untuk memperluas wawasan literasi budaya, dengan fokus pada pemanfaatan teknologi dalam pelestarian kearifan lokal.

Podcast yang dipandu oleh Dwi Afriyanto, M.Pd., sebagai moderator, berjalan dengan penuh antusias. Dengan penguasaan materi dan kemampuan menghidupkan diskusi, membawa suasana menjadi lebih interaktif dan mengalir. Dengan gaya moderasi yang ringan, ia mampu menjembatani para peserta dengan narasumber utama, Yohanes Adhi Satiyoko, seorang peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Yohanes dikenal atas risetnya tentang bahasa, sastra, dan literasi, serta kontribusinya dalam mengkaji kearifan lokal di era digital.

Dalam paparan yang menarik perhatian, Yohanes menekankan bahwa literasi saat ini bukan hanya tentang membaca dan menulis. "Di era digital ini, literasi memiliki fungsi lebih luas sebagai alat untuk menjaga identitas dan kearifan lokal kita," ujarnya. Teknologi, menurut Yohanes, bisa menjadi sarana efektif untuk melestarikan budaya, jika digunakan dengan benar.

Diskusi yang dipimpin oleh Dwi Afriyanto semakin menarik ketika Yohanes mulai memaparkan beberapa praktik yang bisa diterapkan dalam pembelajaran. Para guru diajak untuk mengintegrasikan literasi digital dengan sastra tradisional, seperti melalui pembuatan konten kreatif tentang cerita rakyat atau penggunaan media sosial untuk menyebarkan nilai-nilai budaya lokal. "Kita tidak harus selalu berpikir besar, kearifan lokal bisa diwujudkan dalam aktivitas sehari-hari, misalnya dengan mendokumentasikan cerita-cerita lokal melalui platform digital," jelas Yohanes.

Dwi Afriyanto berhasil menggiring diskusi ke arah yang lebih praktis dengan bertanya tentang langkah-langkah konkret yang dapat diterapkan di sekolah. Ia juga membuka ruang bagi peserta untuk berbagi pengalaman dalam mengajarkan literasi budaya. Para peserta, terutama guru, tampak bersemangat berbagi kendala dan solusi yang mereka temukan dalam proses menggabungkan nilai-nilai budaya lokal dengan pembelajaran berbasis teknologi.

Acara berlangsung dinamis dengan sesi tanya jawab yang penuh antusiasme. Para peserta tampak terinspirasi, tidak hanya oleh materi yang disampaikan, tetapi juga oleh diskusi yang hidup berkat peran Dwi sebagai moderator yang mendorong keterlibatan aktif semua pihak.

Kesuksesan Podcast Budaya II ini tidak hanya memperkuat posisi SMA Negeri 9 Yogyakarta sebagai sekolah yang peduli akan budaya dan literasi, tetapi juga sebagai institusi yang terus mendorong pengembangan diri para guru dan karyawannya di bidang seni dan budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun