Mohon tunggu...
Fitri Handayani
Fitri Handayani Mohon Tunggu... Lainnya - guru bahasa Jawa

suka baca buku dan chibi maruko-chan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jagongan Buku Jemuwah Pon #Edisi 1: Membumikan Literasi di Sekolah

13 Januari 2024   21:38 Diperbarui: 13 Januari 2024   21:58 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: dokumentasi pribadi Pandji Saputra

Jemuwah Pon 12 Januari 2024 menjadi hari yang istimewa bagi SMA Negeri 9 Yogyakarta dalam upaya membumikan literasi di sekolah. Alih-alih memilih kata "bedah" kegiatan ini dinamai "jagongan". Kata jagongan berasal dari bahasa Jawa yang berarti lelenggahan nalika duwe gawe (duduk-duduk ketika sedang ada acara). Duduk-duduk bukan tanpa maksud.  Jagongan bermakna diskusi dengan tujuan membahas sesuatu hal dengan suasana yang lebih ringan dan santai. Jelas kegiatan ini diadakan dengan harapan budaya literasi di sekolah menjadi suatu hal yang  menyenangkan jauh dari paksaan bukan sebatas menggugurkan tugas sekolah atau pekerjaan. Ndilalah tepat tanggal 12 Januari 2024 adalah pasaran Pon dalam kalender Jawa, maka disepakati kegiatan Jagongan Buku diadakan rutin setiap Jemuwah Pon.

Ruang referensi perpustakaan SMA Negeri 9 Yogyakarta siang itu dipenuhi siswa kelas XI dan XII yang tergabung dalam Remaja Muda Perpustakaan Trappsila (REMPUSTRA) penuh antusias dan juga penasaran dengan kegiatan siang itu. Para siswa duduk berdekatan saling guyon sembari menunggu acara dibuka oleh Fairuz siswi kelas XI yang menjadi pembawa acara. Jagongan Buku Jemuwah Pon Edisi 1 dibuka secara resmi oleh Kepala Perpustakaan SMA Negeri 9 Yogyakarta, Dra. Tri Noor Hidayatie.

Beliau merupakan guru bahasa Prancis yang akrab disapa Madame Tri, menyambut dengan gembira dan mendukung penuh kegiatan yang digagas bersama oleh REMPUSTRA, guru, serta pengelola perpustkaan dalam mengupayakan geliat literasi di SMA Negeri 9 Yogyakarta. "Jagongan Buku Jemuwah Pon ini diharapkan menjadi agenda rutin setiap bulan, sebagai langkah konkret untuk menciptakan budaya literasi yang kuat di lingkungan sekolah kita," ujarnya. "Mari kita bersama-sama meningkatkan minat baca dan diskusi di kalangan siswa dan guru."

sumber gambar: dokumentasi pribadi Pandji Saputra
sumber gambar: dokumentasi pribadi Pandji Saputra

Selepas sambutan Madame, Fairuz menyilakan Bu Dianita Astari, S.Pd. yang merupakan guru mata pelajaran Ekonomi sekaligus pemateri jagongan buku edisi 1 ini untuk memulai acara inti. Dengan santai Bu Dian membuka kegiatan jagongan, mencairkan suasana yang agak sedikit canggung dengan pertanyaan-pertanyaan ringan pada peserta. "Kami (Bukan) Sarjana Kertas"  karya JS Khairen adalah buku yang menjadi topik pada acara jagongan buku kali ini. Buku setebal 372 halaman yang terbit tahun 2019 di Jakarta tersebut merupakan sebuah novel berkisah tentang sekumpulan mahasiswa yang berkuliah di kampus UDEL. Sebuah kampus yang apabila di cari pada mesin pencarian google tidak akan muncul karena reputasinya yang sangat buruk juga status kampus yang barangkali sekedar "direstui" keberadaannya.

Kampus UDEL merupakan sebuah kampus yang menjadi pilihan terkahir bagi orang-orang kepepet untuk berkuliah. Diantaranya ada Ogi dan sahabatnya Ranjau, lalu Gala, kemudian ada Arko, lalu Sania, Juwisa, dan Catherine. Sekumpulan mahasiswa ini memiliki beragam alasan berkuliah. Ada yang karena terpaksa, ada yang memilih kuliah karena ditolak kampus pilihannya sehingga mau tak mau pun kuliah di kampus yang tidak terkenal, dan juga karena ikut-ikutan teman.

 sumber gambar: dokumentasi pribadi Pandji Saputra
 sumber gambar: dokumentasi pribadi Pandji Saputra

Buku yang menarik dan juga relate dengan posisi siswa yang kelak akan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Selain nyambung dengan kondisi siswa isi buku ini dapat memberi sudut pandang pada siswa tentang apa sebenar-benarnya tujuan kuliah. Bagaimana kehidupan berjalan tidak selalu persis yang kita rencanakan dan harapkan. Maka perlu keluasan batin serta pikir dalam menerima dan menyikapi setiap hal yang hadir dalam kehidupan. Terdiri dari 35 Episode, 4 babak dan 1 epilog buku ini disajikan dengan bahasa khas anak muda yang gampang dipahami dengan alur maju. Juga terdapat kutipan setiap akhir episode sehingga dapat membatu untuk lebih masuk meresapi jalan setiap cerita.

Tak terasa satu jam berlalu Bu Dian memandu jagongan penuh antusias. Para siswa mendengarkan dengan khusyuk sembari nyemil dan saling senggol,  nyekikik, atau mesem jika Bu Dian menyampaikan hal yang relate dengan kehidupan mereka atau hal-hal konyol dalam buku tersebut. Semoga suasana ini menjadi awal yang baik dalam perjalanan panjang membumikan budaya literasi di sekolah.

Sampai jumpa di acara Jagongan Buku Jemuwah Pon #Edisi 2.

Salam Literasi!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun