Baru-baru ini beredar foto Presiden Jokowi bersama seorang bule wanita memakai bikini. Dalam foto tersebut terlihat presiden sedang memegang handphone. Pada caption foto tertulis, "para bule pun tak segan untuk selfie bersama Jokowi."
Kemudian banyak yang luput dari perhatian perihal foto yang sudah beredar di media daring tersebut. Ada yang menganggap hal tersebut biasa saja karena wanita tersebut adalah turis mancanegara.
Menurut saya, jika dikaji Jokowi adalah sebagai presiden RI, tentu tidak bisa disimpulkan sesingkat itu.
Pertama, Jokowi adalah presiden. Gerak-gerik dan perkataannya selayaknya harus menampilkan sosok pemimpin. Untuk mendekatkan diri kepada masyarakat tentu sah-sah saja.
Namun, jika itu kemudian tidak diikuti dengan budaya ketimuran yang sudah kita anut, tentu itu tidak sesuai dengan yang semestinya.
Kedua, Jokowi haruslah lebih jeli melihat situasi. Busana minim yang dipakai oleh bule tersebut harusnya membuat Jokowi berpikir dua kali untuk berswafoto, meskipun konteksnya adalah sekadar berfoto.
Dampak yang akan ditimbulkan selayaknya sudah dipikirkan. Kalau kemudian foto ini viral dan mendapat tanggapan sinis dari masyarakat, tentunya malah menghadirkan kegaduhan.
Ketiga, paspampres Jokowi apakah tidak serta merta memilah terlebih dahulu siapa saja yang hendak berswafoto dengan presiden.
Saya pernah membaca berita mengenai kunjungan presiden Jokowi ke daerah. Saat itu paspampres sangat selektif dalam memilah warga yang ingin berfoto. Dari ratusan atau ribuan orang yang akan dipilih hanya beberapa orang. Bisa dibilang seperti undian.
Lantas, dalam kasus ini kenapa yang dipilih turis wanita berpakaian minim tersebut? Apakah karena berpakaian terbuka menjadikannya silap? Entahlah, semoga saja tidak demikian.
Presiden adalah pemimpin sekaligus warga negara nomor satu di sebuah negara. Sebagai pemimpin, presiden pasti akan mendapat perhatian dan sorotan publik yang sangat besar. Ucapan dan gerak-geriknya juga pasti akan mendapat perhatian secara luas.