Mohon tunggu...
Farah Nur Faridah
Farah Nur Faridah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Farah is a fourth-year Biology student at Diponegoro University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Desa Berkelanjutan dengan Pupuk Organik Cair dari Limbah Kulit Bawang Merah

5 Agustus 2023   00:30 Diperbarui: 5 Agustus 2023   00:43 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Klampok yang terletak di Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes merupakan salah satu sentra penghasil bawang merah yang umumnya diolah menjadi bawang merah goreng. Dalam proses pembuatannya, dihasilkan limbah organik berupa kulit bawang merah yang langsung dibuang karena secara umum dianggap sudah tidak memiliki nilai guna lagi. Pembuangan kulit bawang merah tanpa adanya proses pengolahan ini menyebabkan jumlah limbah yang berada di tempat pembuangan meningkat. Pada kesempatan ini, kami Tim II KKN UNDIP menawarkan solusi dari permasalah tersebut berupa pembuatan pupuk organik cair (POC) menggunakan limbah kulit bawang merah.

Pupuk Organik Cair (POC) merupakan  larutan yang dihasilkan dari pembusukan bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, limbah agroindustri, maupun kotoran hewan yang memiliki kandungan lebih dari satu unsur hara. Pada pembuatan pupuk organik cair ini digunakan limbah kulit bawang merah yang memiliki kandungan unsur hara berupa Kalium, Magnesium, Fosfor,  dan Besi yang bersifat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, kulit bawang merah juga memiliki hormon auksin yang berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan tumbuhan dengan memicu pemanjangan sel di daerah pucuk batang maupun akar. Pupuk organik cair juga bermanfaat untuk menjaga kesuburan serta pH tanah, tidak memiliki efek samping negatif, dan tidak membunuh bakteri maupun jamur yang bersifat baik untuk tanaman.

Kegiatan sosialisasi dan demonstrasi pembuatan pupuk organik cair menggunakan limbah kulit bawang merah dilaksanakan pada 25 Juli 2023 di Balai Desa Klampok. Berbagai kalangan masyarakat seperti anggota PKK, pegiat UMKM, dan pengurus BUMDES memerhatikan pemaparan materi maupun demonstrasi pembuatan pupuk organik cair dengan antusias.  Pada kegiatan ini, peserta mendapatkan selebaran mengenai pupuk organik cair sebagai petunjuk pembuatan pupuk secara mandiri dan diakhiri dengan pemberian produk pupuk organik cair dari limbah kulit bawang merah yang telah siap digunakan. 

Dalam proses pembuatan pupuk organik cair, dibutuhkan bahan berupa air cucian beras 1 liter, EM4 pertanian 20 ml, gula merah 60 gram, kulit bawang merah 1 genggam, air sumur 300 ml. Adapun alat yang digunakan adalah selang, botol 1.5 liter, botol kecil, gelas ukur, corong, saringan, pisau, batang pengaduk, dan baskom. Cara pembuatan pupuk ini diawali dengan membolongi tutup botol sebesar diameter selang kemudian selang dimasukkan ke dalam tutup botol. Setelah itu, panaskan 60 gram gula dalam 300 ml air sumur hingga mendidih. Setelah itu, kulit bawang merah dicacah menggunakan blender hingga halus. Air gula yang telah ditiriskan, cacahan kulit bawang, EM4, dan air cucian beras dicampurkan ke dalam baskom dan diaduk hingga merata. Letakkan corong pada mulut botol, kemudian tuangkan campuran larutan ke dalam botol. Botol ditutup menggunakan tutup yang telah diberi selang, kemudian ujung selang dimasukkan ke dalam botol kecil yang berisi air agar gas yang diproduksi selama fermentasi dapat keluar dari botol. Botol kemudian disimpan pada tempat yang sejuk selama 14-20 hari atau hingga beraroma seperti tape. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Ketika pupuk organik cair sudah disimpan selama 14-29 hari, tutup botol dibuka kemudian pupuk disaring sehingga cacahan kulit bawang merah dan larutan pupuk terpisah. Cacahan kulit bawang merah dapat digunakan sebagai pupuk padat dengan menyimpannya di atas tanah pada pot tanaman. Sebelum pupuk organik cair yang telah terfermentasi digunakan, diperlukan penambahan air dengan perbangingan air : POC = 5 : 1. Pupuk dapat diaplikasikan pada tanaman dengan menyemprotkan bagian daun, bunga, dan batang atau disiramkan pada tanah. 

Kulit bawang merah ternyata memiliki nilai ekonimi serta nilai guna yang tinggi. Dengan memanfaatkan limbah kulit bawang merah menjadi pupuk organik cair,  maka secara tidak langsung kita telah mengurangi jumlah produksi limbah, meingkatkan kebesihan desa, mendukung pertanian organik yang ramah lingkungan, mengurangi penggunaan pupuk kimia, meningkatkan kesuburan tanah, dan meningkatkan produktivitas tanaman hingga pertanian. 

Penulis:

Farah Nur Faridah

Program Studi S-1 Biologi

Fakultas Sains dan Matematika

Universitas Diponegoro

KKN Tim II Universitas Diponegoro

Dosen Pembimbing Lapangan: Apip, S.E., M.Si

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun