[caption id="attachment_332873" align="aligncenter" width="582" caption="Ilustrasi/Kompasiana (Kompas.com)"][/caption]
Korban scammer lagi, kali ini bukan karena terpikat oleh photo bule ganteng tapi kasihan pada anak si bule. Modusnya, scammer titip uang jutaan dollar dari Afganistan untuk masa depan sang anak.
Kemarin siang saya mendapat pesan lewat Kompasiana dari seorang wanita bernama "Paula" (samaran).Β Mengisahkan bagaimana ia ditipu oleh scammer. Selama ini iaΒ tak begitu mengerti kejahatan dunia maya.
Inilah kisah Paula yang telah saya edit :
Dear mba Fey,
Saya telah tertipu oleh orang yang baru saya kenal pada awal April 2014 melalui Facebook. Namanya Patrick Hawkins, mengaku duda anak satu. Beberapa hari kemudian dia mengatakan ingin menitip uang ke Indonesia demi masa depan anaknya yang masih kecil.
Awalnya saya keberatan dengan permintaan Patrick tapi karena saya kasihan dengan masa depan anaknya saya pun menerima. Laludia minta alamat, nomor telepon dan nama lengkap saya. Katanya identitas saya sudah diberikan kepada bagian pengiriman uang dengan tracking number : uls33xxxxx. Paket dikirim dari Kabul Afganistan pada tanggal 12 April 2014 dan transit di bandara Ngurah Ray, Bali tanggal 14 April 2014.
Lalu ada orang yang menelpon mengaku agent diplomat bernama Jimmy Cole. Ia mengatakan bahwa paketsudah sampai di Indonesia tetapi transit di Bali. Tak lama ada seorang perempuan yang mengaku custom bandara Bali bernama Eva menelpon saya, Katanya untuk mengeluarkan paket tersebut saya disuruh transfer uang sebesar 10 juta rupiah. Awalnya saya tak mau tetapi si agent diplomat meyakinkan saya, bahwa semua biaya akan diganti setelah paket tersebut diterima dirumah saya.
Tak lama kemudian Eva menelpon dan menurunkan biaya untuk menebus paket tersebut menjadi 8 juta rupiahtetapi saya tidak punya uang. Akhirnya sepakat dengan biaya 5 juta rupiah yang harus di transfer ke :
Nama Bank : BCA
Nomo Akun : 660-017-5414
Atas nama : Dian Anggraeni
Sayapun segera mentransfer uang yang diminta. Saat itu saya tak curiga karena telpon orang yang mengaku dari custom Bali tersebut masih aktif dan saya masih chatting dengan Patrick tapi pada hari Senin lalu telpon sudah tak aktif. Sayapun baru sadar telah ditipu.
Saya memang agak awam mengenai Facebook dan tidak mengetahui informasi tentang penipuan seperti itu. Saya hanya berpikir, anaknya Patrick masih kecil dan istrinya sudah meninggal. Niat saya hanya ingin menolong saja karena saya juga punya anak yang masih kecil.
Data data komplotan scammer :
Patrick Hawkins , no telpon : +12099207859 dan + 447546362851
Eva, mengaku petugas bandara Bali, telpon : 083894780162
Pertanyaan dari Paula :
- Apakah para scammer itu bisa di lacak?
- Apakah photo itu asli atau palsu
- Apakah rekeningnya bisa diblokir?
- Apa yang harus saya lakukan?
Jawaban penulis atas pertanyaan Paula :
- Scammer sulit dilacak keberadaannya karena dia menggunakan forwarding number dari Skype dan Free UK number. Dia bisa saja ada di Malaysia atau di Indonesia.
- Scammer tak pernah menggunakan photo asli, jelas itu photo curian. Saya coba melacak photo tsb lewat Google image tapi tak berhasil. Artinya scammer menggunakan photo curian orang tak terkenal.
- Rekening bank bisa diblokir tapi biasanya uang sudah diambil begitu korban transfer.Blokir bisa pertelpon tapi hanya blokir sementara sambil menunggu korban menyerahkan surat laporan polisi.
- Bisa melapor kepolisi tapi tak bisa berharap uang akan kembali.
Kesimpulan penulis atas kisah Paula :
- Website βhttp://www.ulsexpresscourier.comβ palsu alias abal abal
- No telpon PartrickΒ UK + 447546362851 , kode +447Β adalah free UK number atau forwarding number. Apa itu free UK number, silahkan baca tulisan saya DISINI
- No telpon Patrick USA +12099207859, dari Skype namanya Get Number bisa di baca DISINI
- Menu menu di website tersebut tak bisa dibuka
- Alamat kantor ULS Express Courier palsu karena alamat tersebut adalah kantor perusahaan konsultan β McKinsey and Companyβ
- Jimmy Cole = Patrick Hawkins karena ciri suara scammersΒ kebanyakan mirip atau dia temannya juga.
- Eva dan Dian Anggraeni adalah budak budak scammers yang tega menipu bangsanya sendiri.
Sungguh saya sedih karena sampai detik ini masih saja ada korban korban scammers local dan international.Padahal dari tahun 2010 saya sudah sering menulis tentang scammers. Kadang saya bertanya, mengapa banyak wanita Indonesia mudah terpedaya oleh photo ganteng dan kata kata manis dari orang asing yang tak pernah memperlihatkan wujud aslinya?
Saya tak dapat menyalahkan Paula yang tak mengerti kejahatan dunia maya dan kebaikannya dimanfaatkan oleh komplotan scammers. Terima kasih untuk Paula yang mau berbagi kisahnya.
Salam Waspada,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H