Sudah lama saya mendengar tentang masjid Kubah Emas di kawasan Limo, Depok, baik dari Kompasiana ataupun berita berita online lainnya.Β Rasanya sudah banyak yang tahu sejarah berdirinya masjid terbesar di Asia Tenggara, maka kali ini saya akan menulis pengalaman saya saat berkunjung tadi.
Dok : Pribadi
Sudah beberapa kali berlibur ke Indonesia selalu tak sempat berkunjung kesana. Siang ini tanggal 14 Januari 2014, tanpa rencana tanda diduga saya bisa berkunjung ke masjid Dian Al Mahri bersama anak dan cucukuΒ Bobby dan Mikael. Jam 8 pagi kami berangkat menuju rumah ibu saya di Pulo Mas, dalam perjalanan saya tanya Bobby gimana kalau pulang dari rumah oma kita berkunjung ke masjid Dian Al Mahri? Anakku setuju sekali walau dia sudah pernah berkunjung ke sana bersama keluarganya. Perjalanan dari Pulo Mas menuju Masjid Kubah Emas lumayan jauh tapi hati kami senang sekali.Β Setiap mobil yang masuk dikenakan biaya 3 kali yaitu di gerbang utama 10.000 rupiah, ditempat parkir saat mau keluar 2000 rupiah dan keluar gerbang utama 3000 rupiah. Total satu mobil 15.000 rupiah. Terlihat begitu banyak bus bus wisata dan mobil pribadi datang kesana.
Betapa luasnya lingkungan masjid ini, sejauh mata memandang semua nampak hijau dengan pohon pohon rindang yang terawat rapi dan bersih.Β Setelah parkir mobil, kami mencari toko yang menjual jilbab karena saat memasuki masjid untuk sholat dzuhur semua wanita wajib pakai jilbab.Β Sebentar lagi dzuhur dan kamipun berpisah untukΒ mengambil wudhu ditempat yang sudah disediakan.
Saya menuruni anak tangga kebawah dimana disana ada tempat penitipan sandal dan sepatu. Petugas jaga memberi nomor dan meletakan sandal sandal di rak rak yang tersusun rapi. Ada kotak amal diatas meja bagi siapa saja yang mau menyisihkan rezeki seikhlasnya. Berjalan tanpa alas kakiΒ menuju tempat wudhu . Saat itu hari sangat panas dan saya yang ngga biasa tanpa sandal berjingkat jingkat kepanasan walau jalannya dilapisi karet. Ada papan petunjuk tempat mengambil wudhu wanita dan disana berderet deret kran air yang bersih dan segar. Tapi saya tak mengambil wudhu di situ karena tak ada toilet untuk membersihkan diri.
Suara azan terdengar tanda sholat dzuhur akan segera dimulai.Β Saya berjalan perlahan mengikuti arah panah yang bertuliskan toilet dan tempat wudhu wanita.Β Disana berderet tempat wudhu yang letaknya didepan dan tigaΒ toilet berada agak ke belakang. Ternyata di sana banyak yang antri, tapi saya sabar menunggu. Selesai membersihkan badan lalu menuju tempat wudhu. Ada beberapa ibu mengatakan airnya keluar sedikit sedikit.Walau airnya tersendat akhirnya selesai sudah saya mengambil wudhu. Sungguh sangat disayangkan masjid yang begitu megah bisa kehabisan air untuk berwudhu.
Memasuki pintu masjid ada tulisan dilarang memotret. Ternyata sholat berjamaah sudah hampir selesai. Saya dan banyak ibu ibu sholat sendiri .Β Karpet tebal terhampar indah , kita tak perlu lagi membawa sajadah, cukup mukena saja.Β Entah mengapa saat saya selesai sholat,Β diikuti dengan doa mohon ampunan dariΒ Allah SWT lalu tak lupa saya mendoakan keluarga dan teman teman, tanpa terasa airmata menetes dipipi. Entah karena terharu bisa mengunjungi masjid terbesar di Asia Tenggara atau sebagaiΒ manusia saya merasaΒ sangat kurang amalnya. Berjalan jalan sebentar melihat keindahan pilar pilar masjid sambil sesekali saya menawarkan diri untuk memotret mereka yang datang berempat atau bertiga agar mereka memiliki photo bersama. Tak lama saya keluar laluΒ bergabung kembali dengan putra dan cucu. Kenangan hari ini begitu berkesan, semoga suatu hari saya bisa berkunjung lagi. Insya Allah amin...