Teman saya girang bukan main, katanya sering sering saja biar duit kita utuh. Β
Tak jauh dari apartemen kira kira 1o menit naik taxi, ada sebuah super market besar dan terkenal. Di sanalah saya selalu belanja mingguan. Beberapa kali saya berjumpa dengan Bapak H yang sedang belanja, dia selalu menawarkan saya pulang bareng Β tapi saya tolak dengan alasan lagi menunggu teman jemput. Β
Hingga suatu hari Β saat saya bawa belanjaan dan sedang menunggu taxi tiba tiba mobilnya berhenti di depan saya. Β Ternyata Bapak H menawarkan tumpangan katanya dari pada menunggu taxi sudah jam 8 malam. Β Berhubung tak enak hati sayapun menerima tawaran beliau.Β
Ternyata Bapak H tidak langsung mengantar saya pulang, malah muter muter lebih jauh dengan alasan ingin ngobrol dan kenal saya lebih jauh. Β Tiba tiba mobilnya berhenti dipinggir jalan di tempat sepi. Β
Saya sangat ketakutan karena ini di negeri orang dan Β yang saya hadapi adalah lelaki lokal. Saya terus berdoa dan berpikir langkah apa yang harus saya ambil.
"Kenapa kita berhenti disini pak.. Nanti orang kira kita pacaran. Apa ngga takut nanti ditangkap polisi ? "
"Tenang, polisi polisi di sini kawan saya semua. Kapan kapan kita jalan jalan ke Dubai yuk? Saya akan pakai celana jeans dan tshirt jadi tak ada yang kenalin." katanya. Β Β
Saya jawab terima kasih atas tawarannya dalam hati licik juga nih orang akalnya. Bapak H memang biasa pakai kondora, baju khas pria Arab. Mungkin kalau lagi iseng sama cewek ketemunya di Dubai jadi tak ada yang mengenali.Β
Β Tiba tiba Bapak H Β ingin memegang dengkul saya, Β tapi saya tolak tangannya. Mata beliau nampak liar menatap saya. Aduh ngeri banget rasanya tapi entah ide dari mana tiba tiba saya bertanya pada beliauΒ
"Ngomong2 saya sudah kenal Bapak tapi koq tak pernah cerita tentang keluarga sih? Anak ada berapa dan istri berapa ? Pasti deh istrinya cantik! "Β
Pertanyaan saya membuat Bapak H tidak nyaman dan hilang sudah sorotan mata liarnya. Β Diapun menjawab bahwa anaknya 8 orang dan istrinya satu. Β