Mohon tunggu...
β˜…ε½‘ π…πžπ² 𝐃𝐨𝐰𝐧 ε½‘β˜…
β˜…ε½‘ π…πžπ² 𝐃𝐨𝐰𝐧 ε½‘β˜… Mohon Tunggu... Administrasi - Anti Scam Activist - Pemerhati - Penulis - IG @feydownwsc_official

𝐏𝐞𝐧𝐞𝐫𝐒𝐦𝐚 𝐊𝐨𝐦𝐩𝐚𝐬𝐒𝐚𝐧𝐚 π€π°πšπ«π πŸπŸŽπŸπŸ’ "π“π‘πž 𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐈𝐧 π’π©πžπœπ’πŸπ’πœ 𝐈𝐧𝐭𝐞𝐫𝐞𝐬𝐭" π—”π—»π˜π—Ά Scam π—”π—°π˜π—Άπ˜ƒπ—Άπ˜€π˜/π—ͺπ—Ώπ—Άπ˜π—²π—Ώ. πˆπ†: @𝐟𝐞𝐲𝐝𝐨𝐰𝐧𝐰𝐬𝐜_𝐨𝐟𝐟𝐒𝐜𝐒𝐚π₯ 𝑴𝒆𝒏𝒆𝒕𝒂𝒑 π’…π’Š π’Œπ’π’•π’‚ 𝑷𝒆𝒓𝒕𝒉, 𝑾𝒆𝒔𝒕𝒆𝒓𝒏 π‘¨π’–π’”π’•π’“π’‚π’π’Šπ’‚ π„π¦πšπ’π₯ : 𝐰𝐚𝐬𝐩𝐚𝐝𝐚𝐬𝐜𝐚𝐦@𝐠𝐦𝐚𝐒π₯.𝐜𝐨𝐦 𝐅𝐁 𝐏𝐚𝐠𝐞 : π–πšπ¬π©πšππš π’πœπšπ¦π¦πžπ« π‚π’π§π­πš πŸ‘

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dengan Payung, Kulawan Pelecehan di Atas Bus

1 Desember 2018   19:21 Diperbarui: 1 Desember 2018   19:54 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Payung bagiku bukan saja pelindung tubuh dari panas dan hujan tapi ternyata bisa juga untuk membela diri. Β Kubuat keok Β lelaki PK yang melecehkanku. Puas rasanya membuat dia menjerit kesakitan dan kabur. Β Terima kasih payung...

Saat itu tahun 1990 dan kantorku di Jakarta Selatan. Setiap pagi aku naik bus dari Jalan Thamrin tepatnya di depan Sarinah jurusan Blok M. Β Seperti kita ketahui kalau naik Metro mini pada saat jam kerja atau pulang kerja pasti berdesak desakan bagai ikan sarden.

Penumpang dan kelompok copet menjadi satu. Para penumpang banyak yang tak peduli walau ada ibu hamil atau manula yang butuh tempat duduk. Β Memang ada juga laki laki atau perempuan termasuk saya Β  yang selalu menawarkan tempat duduk . Tak tega melihat manula dan ibu hamil berdiri berdesakan.Β 

Kalau tak salah Β kejadiannya bulan Nopember Β dan saat itu sedang musim hujan. Sayapun membawa payung hitam yang ujungnya tajam. Tak bisa dilipat jadi seperti tongkat. Β Jalan kaki dari rumah kira kira 10 menit Β ke halte bus di depan Sarinah. Seragam kerjaku adalah rok sedengkul dan blazer

Saat itu hujan tak begitu deras tapi lumayan bikin baju basah. Diatas bus saya tak kebagian tempat duduk dan berdiri sambil pegangan. Tas diselempang, payung dipegang. Setiap bus berhenti, yang turun sedikit yang naik tambah lagi.

Setengah perjalanan dengan posisi masih berdiri, saya merasa ada laki laki yang rasanya koq dekat banget dibelakang saya. Tak berburuk sangka saya pikir maklum lah bus penuh jadi berdesakan.

Anehnya setiap bus berhenti Β koq orang ini makin mepet ke bokong saya. Β Makin lama saya merasakan nafas berat si laki bejat yang akhirnya membuat saya sadar kalau dia sengaja nempelin tongkatnya.Β 

Saya sangat kesal dan marah, tak peduli sedang penuh sesak. Saya balik badan dengan ujung payung mengarah ke selangkangan laki laki itu lalu saya dorong dengan kuat! Sambil teriak " Kurang ajar loe ya ! Setan!" Dia mundur Β kesakitan sambil megangin anunya lalu terbungkuk bungkuk nyusup diantara penumpang. Andai saya pakai celana panjang, sudah saya tendang biar dia nyungsep sekalian.Β 

Tak lama bus berhenti Β dan ia melompat turun. Saya tak Β peduli lagi penumpang lain lihatin saya dan entah ngomong apa. Pokoknya saya puas sudah membuatnya keok. Β  Andai kejadiannya saat ini, habis tuh manusia bejat digebukin orang satu bus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun