Mohon tunggu...
β˜…ε½‘ π…πžπ² 𝐃𝐨𝐰𝐧 ε½‘β˜…
β˜…ε½‘ π…πžπ² 𝐃𝐨𝐰𝐧 ε½‘β˜… Mohon Tunggu... Administrasi - Anti Scam Activist - Pemerhati - Penulis - IG @feydownwsc_official

𝐏𝐞𝐧𝐞𝐫𝐒𝐦𝐚 𝐊𝐨𝐦𝐩𝐚𝐬𝐒𝐚𝐧𝐚 π€π°πšπ«π πŸπŸŽπŸπŸ’ "π“π‘πž 𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐈𝐧 π’π©πžπœπ’πŸπ’πœ 𝐈𝐧𝐭𝐞𝐫𝐞𝐬𝐭" π—”π—»π˜π—Ά Scam π—”π—°π˜π—Άπ˜ƒπ—Άπ˜€π˜/π—ͺπ—Ώπ—Άπ˜π—²π—Ώ. πˆπ†: @𝐟𝐞𝐲𝐝𝐨𝐰𝐧𝐰𝐬𝐜_𝐨𝐟𝐟𝐒𝐜𝐒𝐚π₯ 𝑴𝒆𝒏𝒆𝒕𝒂𝒑 π’…π’Š π’Œπ’π’•π’‚ 𝑷𝒆𝒓𝒕𝒉, 𝑾𝒆𝒔𝒕𝒆𝒓𝒏 π‘¨π’–π’”π’•π’“π’‚π’π’Šπ’‚ π„π¦πšπ’π₯ : 𝐰𝐚𝐬𝐩𝐚𝐝𝐚𝐬𝐜𝐚𝐦@𝐠𝐦𝐚𝐒π₯.𝐜𝐨𝐦 𝐅𝐁 𝐏𝐚𝐠𝐞 : π–πšπ¬π©πšππš π’πœπšπ¦π¦πžπ« π‚π’π§π­πš πŸ‘

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berbagi Itu Datang dari Hati yang Peduli

15 November 2014   05:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:47 4250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman berbagi sudah diajarkan omasaat saya masih kecil. Hidup kami terbilang lebih dari cukup. Saat itu kami tinggal di Jalan Taman Sari IC No. 38A. Diwilayah itu hanya ada 4 rumah gedung saling berhadapan. Salah satunya adalah rumah omaku.Opaku pengusaha batik yang punya beberapa toko di Tanah Abang.

Setiap hari ada saja pengemis yang datang kerumah kami. Oma tak pernah menolak mereka. Beliau yang selalu menyuruhku memberi uang. Lalu Omamembungkus makanan dan diberikan pada pengemis itu.

Omamemang sosok yang sangat peduli, beliau selalu membantu saudara2 nya yang susah. Ada yang dibantu langsung, ada pula yang dipinjamkan uang. Andai yang pinjam tak mampu membayar, omaselalu mengikhlaskan. Setiap hari Minggu, oma masak banyak sekali, lalu di undangnya saudara saudara yang miskin datang kerumah, saat pulang merekapundiberi ongkos Oma sosok yang menjadikan panutan saya hingga saat ini.

Pengalamanhidup masa kecil dan setelah menikahmembuat saya mengerti bahwa hidup tiada arti jika kita tak mau berbagi dengan mereka yang membutuhkan. KarenaΒ  rezeki berlimpah yang kita dapat dengan jalan halal , di dalamnya ada hak hak orang miskin.

Suatuhari anak lelaki saya mengajak jalan ke Panti Asuhan di wilayah Pondok Petir, Depok, ia membawa sumbangan bulanan. Disinilah awal saya mengenal panti asuhan Hidayatullah yang memiliki anak anak yatim kurang lebih 66 orang.

Selain itu anak perempuan saya pernahmengajakΒ  membeli kerupuk dari seorang tuna netra yang berjualan di dekat masjid Witanaharja.Β  Saat itulah saya mengenal pak Ikhsan. Lalu saya buat tulisan tentang beliauΒ  dan menghimbau pada teman teman yang melewati masjid di Witanaharja agar mampir membeli kerupuknyaΒ  walau sebungkus. Harga kerupuk besar 10.000 dan kerupuk kecil 6000 rupiah.

Saya pernah ingin memberi uangpada pak Ikhsan tapi ditolaknya, katanya begini,

β€œ Ibu, saya bukan termasuk orang yang berhak menerima bantuan karena saya bekerja. Silahkan berikan pada oranglain yang lebih berhak dari saya. β€œ

Saya terkejut mendengar jawaban pak Ikhsan, ia tak mau dikasihani. Padahal berapaΒ  banyak pengemis berseragam danberdasi bertebaran di negeri ini tapi pak Ikhsan yang tuna netra malu dikasih uang cuma cuma.

Lalu saya cari akal gimana membantu pak Ikhsan tanpa menyinggung perasaannya. Maka sayapun mendapat jalan, kerupuk pak Ikhsan saya borong lalu bawa ke panti asuhan.Sekali dayung dua pulau terlampaui.

Untuk saat ini panti asuhan dan pak Ikhsan menjadi fokus bantuan keluarga kami. Sayapun sering mengajak kawan kawan diluar negeri untuk berbagi pada mereka. Alhamdulilah sudah banyak sumbangan berdatangan dan langsung saya salurkan, termasuk dari keluarga kami sendiri.

Dalam hal mengajak kawan kawan berbagi, saya cukup menghimbau bahwa saya akan membawa sumbangan pada minggu depan. Kebanyakan penyumbangΒ  minta tolong dibelikan bahan pokok lalu diserahkan pada panti. Walau ada juga yang ingin menyerahkan uang saja. Ngga pake lama, soalnya ini amanah, beraaat lho tanggung jawabnya. Saya langsung kirim pada hari yang ditentukan, lalu ada tanda terimanya yang saya kirim pada kawan kawan sebagai tanda bukti dan ucapan terima kasih.

Selain itu di Facebook saya punya grup yang adminnya ada dua dan saya sebutduo emak yaitu saya dan Retno. Saat kami mengadakan tour bersama grup di FB, kami tak ingin hanya bersenang senang saja tapi juga ada acara amalnya. Selesai tour kamikumpulkan uang dari mereka lalu sahabat saya Retno membawa ke panti asuhan tempat dia biasa menyumbang.

Tak dapat dipungkiribahwa masih banyak orang yang berat untuk berbagi.Buat mereka uang 10 ribu untuk beramal terasa berat, tapi 1 juta dibawa ke mall masih ngga cukup. Ada juga yang menolak saat saya ajak mengunjungi panti asuhan, padahal dia pengusaha kaya. Katanya ngga perlu ketempat begitu, anak buah sayajuga udah banyak saya bantu.Padahal hidup terasa indah bila kita mau berbagi. I feel good, itu yang saya rasakan.

Peduli pada sesama bukan berarti kita harus jadi orangkaya. Kaya miskin bisa koq peduli asal kita mau saja. Jika tak mampu menyumbang materi, bisa juga ilmu, tenaga dan waktu.Banyak cara membantu sesama asal kita mau saja.

β€œ Hidup terasa indah jika kita mau berbagi, berbagi kasih, waktu, ilmu dan rezeki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun