[caption id="attachment_379361" align="aligncenter" width="615" caption="Ilustrasi cyber crime. (Shutterstock)"][/caption]
Jangan sembarangan membeli barang yang ditawarkan di online shop Facebook, karena banyak sekaliΒ penipuan. MemangΒ tak semua online shop menipu tapi akibat perbuatan si palsu, akhirnya yangΒ asli kena imbasnya.
Tawaran si toko palsuΒ memang sangat menggiurkan, foto-foto dipajang menantang padahal boleh dapat dari Google, selain itu harganya pun sangat murah agar orang tertarik membeli.Β Mereka tak menerima system COD (Cash on Delivery) tapi biasanya minta uang muka. Lalu dengan alasan barang sudah dikirim, calon korbanΒ diminta melunasi.
Para penipu tokoΒ online ini licik sekali. Jika pembeli melunasi atau ngotot minta barang tiba di tangan baru bayar sisanya, maka akhirnya sama saja, uang melayang dan semua kontak diputuskan oleh si toko palsu.
KISAH PUTRI:
βBunda, bagi saya uang habis bisa dicari, tapi yang aku inginkan kejujuran dan kepercayaan bagi siapa saja yang berbisnis di online shop. Aku ingin Bunda mengingatkan teman-teman di Facebook agar tak ada lagi korban kelicikan toko online palsu.β
Demikian pesan yang saya terima dari Mbak Putri (samaran) yang bekerja di Hongkong.Β Ia telah ditipu oleh toko online di FB β Martin Aulia Ponselβ yang menjual HP murah meriah. Niat ingin memberikan hadiah ulang tahun untuk adiknya malah ditipu.
Saat itu Putri melihat iklan menjual handphone dengan harga miring, lalu ia memesan satu untuk adiknya dan dibayar lunas. Tanpa rasa curiga pada penjual, ia segera mengirim uang sejumlah Rp 1,821,690 atau HK$ 1170 ke rekening BRI atas nama: Dika Mustofa, no akun: 3657-0100-1458-505.
Dijanjikan oleh penjual bahwa barang akan dikirim lewat TIKI dan dalam 1 hari sampai ke rumah adik Putri. Tapi ternyata semua hanya akal licik mereka danΒ barang yang dijanjikan tak pernah datang.
Tak lama kemudianΒ dari pihak toko mengatakan bahwa barang diimpor dari Kanada dan ditahan bea cukai.Β Seperti sudah diduga di siniΒ 2 peran orang lain sebagai pegawai bea cukai, namanya Rendy Mahesa, lalu sebagai pemberi kesaksian seolah toko itu asli dan dia ingin pesan barang lagi. Padahal merekaΒ satu komplotan dan bisa juga orang yang sama. Penulis yakin bahwa semua foto yang dipakai para penipu adalah foto milik orang lain yang disalahgunakan.
Putri disuruh menelepon orang bea cukai palsu itu.Β Seperti biasa dikasih pilihan mau damai atau jalur hukum. Kalau mau diselesaikan secara kekeluargaan maka Putri harus membayar pada Rendy 1,5 juta rupiah dan barang akan dikeluarkan. Jika ngga mau bayar maka akan dibawa ke jalur hukumΒ karena membeli barang illegalΒ dan hukuman minimal 9 th.Β Tentu saja Putri tak mau bayar, lalu si penipu mem-bully dengan kata-kata tidak sopan. Ini buktinya:
Karena Putri sudah sadar telah ditipu, maka seperti biasa komplotan ini langsung memutuskan kontak dengan korbannya dan mencari mangsa baru.Β Begitulah sifat manusia yangΒ sudah keenakan menipu bangsanya sendiri dan menikmati uang haram.
Saran dari Penulis:
1. Jangan mudah percaya pada toko online di mana saja yang belum terjamin kredibilitasnya
2. Jangan mudah tergiur barang mewah dengan harga murah, cek dulu foto-foto yang dipajang lewatΒ Google Image.
3. Biasakan βGooglingβ saat ada tawaran dari toko online, cek nama tokonya lalu bandingkan harganya dengan toko toko lain. Lebih baik hati-hati dan teliti daripada tertipu nanti.
4. Jika mereka memberikan alamat toko, cek juga di Google atau cari teman FBΒ yang tinggal di daerah tsb.
Mengapa penipu maya di Indonesia makin merajalela?
1.Β Tak adaΒ perlindungan hukum bagi mereka yang tertipu.
2.Β Tak ada tindakan tegas dari pemerintah dalam penyalahgunaan media sosial.
3.Β Apalagi bagi BMI di luar negeri, jika tertipu mereka harusΒ pulang dan melapor sendiri.
4.Β Mudahnya mengganti akun FB dengan foto curian.
5.Β Beli SIM card di Indonesia murah meriah, habis menipu tinggal buang ganti yang baru.
6.Β Lapor ke bank harus ada surat dari kepolisian dan prosesnya panjang.
WASPADA DAN HATI HATI SAAT BELANJA ONLINE DI FACEBOOK DARI PADA MENYESAL NANTI!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H