Mohon tunggu...
Fetty Kurnia
Fetty Kurnia Mohon Tunggu... -

aku hanya insan yang ingin belajar

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Operasi Patah Tulang yang Kujalani........

29 Januari 2011   08:37 Diperbarui: 4 April 2017   16:56 11574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

adakala nya manusia mengalami kejadian yang tak mungkin terlupakan seumur hidupnya. entah itu suka maupun duka yang kita tak bisa menduga, mengira dan bahkan menghindarinya. layaknya lahir pada tanggal berapa atau dari rahim siapa? entah meninggal kapan dengan cara apa? semuanya serba tanda tanya untuk manusia namun tidak untuk yang maha kuasa.

tak pernah kusangka sebelumnya aku akan mengalami suatu hal yang tak pernah terduga. hari senin tanggal 23 Agustus 2010 jam 07.00 aku keluar dari rumah saudara untuk mengantarkan adikku ke sekolah. karena rumah berada di gang maka didepan gang aku berhenti sebentar untuk menengok kan kan kiri jalan untuk menyeberang. suasana biasa - biasa saja, tidak begitu ramai karena masih pagi dan bulan puasa juga. anak - anak sekolah cenderung masuk lebih siang, begitupun dengan orang yang bekerja. dari kiri jalan ada seorang ibu yang mengendarai motor maticnya dengan tenang, setelah dia lewat maka akupun menyeberang jalan, baru berjalan 3 meter setelah menyeberang tiba - tiba ada motor kencang dari arah berlawanan. dijalan yang hanya berukuran kurang lebih 3  atau 4 meter ini dia tidak bisa mengendalikan apa laju kendaraan. aku kaget bukan kepalang, karena motor kami tiba - tiba berhadapan. dan dengan hitungan detik, aku menyaksikan motor terhantam, kakiku sebelah kanan tertabrak ban dengan sangat kencang. aku sempat berujar dan menyebut tuhan "Ya Allah, kakiku".  karena aku merasakan tumbukan yang sangat keras menghantamku. aku tidak tahu juga berapa detik aku pingsan, karena helm yang kukenakan sudah dilepaskan ato terlepas entahlah kutak tahu. yang aku tahu posisiku duduk seperti duduk diantara 2 sujud menghadap keselatan, motorku menimpaku. orang - orang sudah bergerombol menolongku, adikku menangis dan menjerit melihatku dan berkata "mbak, sikilmu (mbak, kakimu)". aku masih belum mengerti apa yang terjadi. setelah motorku disingkirkan, tanganku diangkat orang, namun aku tidak bisa berdiri. mendengar tangisan adikku dan apa yang kurasakan, aku ketakutan, jangan - jangan waktu diangkat kakiku sudah terlepas dari persendiannya. namun alhamdulillah ya Allah, kaki hamba masih utuh walau memang sakitnya luar biasa dan kaki kanan bengkok ke kiri. sambil menunggu mobil yang akan mengantarkanku kerumah sakit, budeku menggunting celana panjang yang ku kenakan. rasanya dari lulut kebawah sakit sekali untuk bergerak. bahkan saat itulah lebih sakit dari waktu terjadi kecelakaan. aku hampir tak kuat menahan. sampai dRSU Dr. Soedono Madiun , setelah keluarga ribet dengan urusan administratif akhirnya diberi perawatanlah sama para perawat - perawat disitu. habis diinfus lalu dibawa keruang radiologi. sebelumnya kukira lututku yang luka karena disitu pusat rasa sakitnya, namun ternyata patahan tulang terjadi kurang lebih 10 cm dsiatas lutut, yaitu  pada tulang paha (dalam bahasa dokternya femur). akhirnya dokter yang menangani mengharuskan untuk segera dioperasi karena tulang patah dan ada serpihan tulang yang pecah dan menyebar di daging. karena rumah orang tuaku jauh dari madiun, kurang lebih 1,5 jam perjalanan, maka keluarga yang ada tidak diperkenankan untuk menandatangani berkas - berkas operasi. namun aku diberikan perawatan awal berupa obat anti nyeri dan kakiku digips agar tulangku yang bengkok bisa kembali lurus. kurang lebih jam 09.00 bapakku datang dan langsung dihampiri dokter yang menanganiku, tanpa basa basi sang dokter bilang "pak ini operasi, biaya sekian juta, iya apa tidak?" dalam hati aku berkata "ya Ampun dok, orang baru dateng langsung ditanyain masalah uang, tanpa menjelaskan keadaan sakitnya". tanpa berfikir panjang bapakku langsung menandatangani surat - surat untuk operasi, dan terjadi kesepakatan operasi akan dilaksanakan pukul 12.00 siang ini juga. setelah berkas - berkas selesai aku lalu dibawa ke ruang tunggu operasi. sampai pukul 12.00 belum ada tanda - tanda aku akan dibawa kekamar operasi padahal obat bius dikakiku sudah habis. perih, panas dan nyeri sekali rasanya sampai aku memaksa untuk disuntik obat anti nyeri lagi, namun perawat menolak karena  operasi akan segera dilaksanakan. namun sampai pukul 12.30 perawatnya bilang dokter masih rapat, operasi ditunda. dengan desakanku lagi akhirnya perawat menyerah dan aku disuntik obat anti nyeri lagi. kurang lebih pukul 14.00 aku dibawa kekamar operasi. rasanya takut sekali masuk keruangan ini. dengan hanya memakai baju pasien dan selimut aku dipindahkan ke meja operasi dengan lampu yang sangat terang diatasku. disana para perawat berusaha mengajakku bercanda, namun aku masih saja takut, bayangan operasi sepertinya sangat mengerikan. apalagi 6 atau 7 perawat semuanya laki - laki, hanya ada satu perempuan. namun dengan santainya dokter menyuntikkan obat bius diinfusku, seketika itu juga ruangan menjadi abu - abu dan tiba - tiba gelap. setelah operasi hampir 4 jam, pecahan tulangku tidak juga ditemukan, akhirnya dokter memutuskan untuk menyelesaikan operasi. kakiku dipasang plate sepanjang paha kanan dengan 10 screw untuk menguatkannya. bangun - bangun sudah adzan magrib yang aku dengar dan aku menggigil kedinginan, padahal sudah berselimut tebal. . rasanya badan ini lemah tak berdaya, walau hanya untuk membuka mata. aku benar - benar sadar pukul 8 malam, ketika ibuku baru datang dari jakarta menjemput embah untuk lebaran. semalaman diruang ICU mata ini tak bisa bener - benar terpejam, seperti setengah sadar setengah diawang - awang. apa ini efek bius total dari operasi yang baru saja berjalan?? esoknya aku dibawa kembali keruang radiologi untuk melihat hasil operasi dengan selang darah tertancap di paha kananku dan infus di tangan kiriku, semuanya baik dan rapi namun pecahan tulang itu tetap masih ada walau pada saat bedah tidak diketemukan. seminggu kemudian aku baru diperbolehkan pulang. walau baru bisa duduk dan masih dibopong untuk berpindah tempat. namun biaya rumah sakit yang mahal jadi pertimbangan.  Alhamdulillah kini sudah bisa berjalan walau belum normal dan subhanallah tidak ada luka lain dalam badanku kecuali tulang yang patah serta adikku sehat walafiat dan hanya sedikit memar dilututnya karena dia memakai rok dan jatuh kearah depan. untuk semua teman - teman, ternyata operasi itu tidak se-menyeramkan seperti yang dibayangkan. namun siapa pula yang mau dioperasi dan menjalani sakit. namun dibalik semuanya pasti ada hikmahnya,  mungkin Allah mengingatkan kesalahan - kesalahan yang telah diperbuat waktu kita diberi kesehatan, atau mungkin kita diberikan waktu istirahat dari kelelahan menjalani kehidupan dunia yang berwarna. Wallahu a'lam *untuk proses penyembuhan patah tulang dan pengembalian fungsi tulang akan saya tuliskan kemudian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun