Mohon tunggu...
fetra ananda
fetra ananda Mohon Tunggu... Mahasiswa - aktifis muda riau

hobi berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh media terhadap perilaku remaja di indonesia

3 Januari 2025   13:17 Diperbarui: 3 Januari 2025   13:17 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Banyak masyarakat Indonesia berpendapat bahwa media dapat meniru kehidupan. Namun, ada arti sebenarnya di mana media ditiru oleh kehidupan. Kehadiran media memastikan bahwa apa yang dilihat, didengar dan dialami melalui media dapat mempengaruhi perilaku remaja-remaja sekarang khususnya, baik mereka menyadarinya atau tidak. Media adalah satu hal yang hampir tidak pernah dapat dipisahkan dari kehidupan. Contohnya kebanyakan remaja-remaja di Indonesia sekarang masih sangat tergantungan dengan gadget. Remaja Dihadapkan dengan banyak pilihan dan tantangan, mereka sering mencari arahan dan panduan tentang bagaimana mereka dapatmenjalani kehidupan mereka dalam masyarakat saat ini. Dengan demikian, mereka sangat rentanterhadap pesan perilaku media yang dapat diterima, tidak dapat diterima, atau normal. Karena sebagian besar pesan ini ditulis dalam gambar dan cerita, membuat media menjadi arahan perilaku
remaja meningkat.
 

Sementara media memiliki kapasitas untuk mengajarkan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai sosial yang positif, sebagian besar penelitian tentang pengaruh media terhadap remaja telah berfokus pada hubungan sebab dan akibat antara penggambaran perilaku tidak bermoral atau berbahaya di media dan akibat negatifnya, perilaku remaja semakin memburuk. Media adalah alat yang sangat kuat, yang dapat mengarahkan remaja dalam perjalanan mereka melalui kehidupan. Ini yang selalu menciptakan ketegangan antara orang tua yang memiliki harapan positif untuk anak remaja mereka dan remaja yang melihat harapan seperti itu sudah ketinggalan jaman. Tujuan dari esai ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh media pada remaja di Indonesia, terutama bagaimana media membentuk perilaku remaja.
 
 Referensi tentang pengaruh media terhadap remaja sangat luas dan kebanyakan dari mereka berfokus kepada dampak negatifnya. Mereka cenderung mengedepankan pandangan bahwa cara pemuda bereaksi terhadap situasi, atau cara berpikir mereka sepenuhnya didasarkan pada efek dari media, terutama televisi dan film, videogame, dan internet. Hasil pengaruh media sebagian besar negatif, terutama karena bentuk media di atas telah secara negatif mempengaruhi perilaku dan terutama seksualitas remaja.

 Media telah menjadi pusat perhatian dalam mempengaruhi perilaku remaja sat ini di
Indonesia. Sebagian besar remaja menghabiskan waktu berjam-jam untuk menonton televisi, bermain video game dan bersosialisasi di internet di situs jejaring sosial. In karena, rentanya penjagaan dari orang tua tersebut yang sangat memudahkan bagi remaja untuk menonton dan mengunduh video yang tidak layak ditonton di internet, yang memengaruhi perilaku mereka secara negatif.

 Efek negatif pertama yang telah dicatat pada remaja adalah peningkatan kekerasan dan emosional yang tinggi. In adalah efek langsung dari apa yang mereka lihat di film, televisi, dan video game. Studi terbaru telah mengungkapkan bahwa hampir sebagian besar film dan program televisi yang ada dalam produksi saat ini di Indonesia memiliki persentase besar skrip yang cenderung tidak mendidik dan seksual. Industri produksi film bersifat oportunistik dan para produser dan sutradara memahami pentingnya membuat film yang penuh dengan adegan-adegan seksual kekerasan, dan remaja di Indonesia cenderung meniru apa yang mereka lihat di televisi, film dan video di internet tapa menyadari efeknya terhadap remaja sekarang. Sistem penilaian yang digunakan untuk program televisi tidak banyak berperan dalam mengatur jumlah penonton dan bahkan tidak memiliki bentuk kontrol konten yang serius. Remaja memiliki akses ke program dan film seperti itu terlepas dari yang dimaksudkan untuk pemirsa dewasa atau tidak. Di Indonesia ada lembaga yang memiliki nama KPI tau Komisi Penyiaran Indonesia yang mengatur bahwa sebagian besar film seksual dan kekerasan inilah yang dapat menyiratkan bahwa film tau program tidak cook untuk pemirsa di bawah usia 17 tahun tetapi pandangan dekat dari film menunjukkan bahwa mereka hanya tidak hanya cocok untuk orang dewasa.

 
Orang tua sering sekali lalai dalam menjaga anaknya dan sering sekali membiarkan anaknya, bahwa tidak ada salahnya membiarkan anak-anak mereka menonton acara televisi dan film. Produser televisi berpendapat bahwa film mereka tidak dapat mempengaruhi perilaku manusia. Alasan seperti itu menyesatkan para konsumen, terutama terhadap pikiran anak remaja di Indonesia yang saat ini mash rentan terhadap apa yang mereka tonton di televisi. Sejumlah insiden telah dicatat di mana seorang siswa remaja membawa senjata tajam ke sekolah dan menggunakannya pada teman-teman sekolahnya. Media dan jenis-jenis gambar yang terpapar anak-anak di internet, film thriller di televisi dan video game sangat memengaruhi banyak insiden-insiden semacam itu.

 Jenis-jenis video musik juga beberapa dianggap sebagai pengaruh negatif pada kaum remaja dan memiliki dampak besar pada emosi mereka dan lirik-lirik yang tidak pantas dicontoh. Jenis-jenis musik tertentu misalnya musik metal, rap, pop sangatlah banyak yang mengandung kekerasan dan perkataan yang tidak patut dicontoh. Karena banyak artis ingin sekali menangkap atau memikat para audiens dan menjadikan mereka target, dan biasanya anak remejalah yang paling mudah. Karena anak remaja di Indonesia sekarang sangat mudah untuk dijadikan pengikut bagi artis tersebut. Jumlah remaja di Indonesia yang mendengarkan musik yang berlirik kasar seperti itu sedang mula meningkat. Lirik lagu-lagu dalam genre in telah berkontribusi pada sifat perkataan remaja menjadi rusak. Beberapa video musik yang diproduksi ole para artis juga mengandung adegan yang kekerasan, seksual, dil. Dalam hip-hop dan rap misalnya artis yang terkenal di luar neger sangat banyak dan disukai jika mereka memiliki lirik menarik untuk didengar tetapi mengandung kata-kata yang tidak pantas. Remaja dalam upaya untuk menjadi gaul akan meniru apa yang dikatakan para artis in dan mengatakan kata-kata yang tidak senonoh. Ini telah menjadi sebuah bukti di Indonesia bahwa media sudah mempengaruhi perilaku remaja secara negatif.

 Jenis-jenis video game yang maraknya kekerasan dan seksual. Banyak orang berpendapat bahwa video game yang penuh kekerasan dapat mengarah pada potensi para remaja di Indonesia in sering di tiru terutama pada anak SMP dan SMA yang masih sering tawuran antar sekolah. Game telah berevolusi untuk memungkinkan orang yang memaikan dapat membunuh karakter game di video . Contohnya adalah video game seperti "Call of Duty" adalah mereka dirancang sedemikian rupa sehingga pengguna menjadi sangat terlibat dalam game sehingga merasa bahwa pengaturan itu sebenarya nyata. Ini telah menyebabkan peningkatan kekerasan diantara para pemain video game. Diperkirakan hampir sebagian besar game yang sat ini diproduksi adalah game berorientasi kekerasan dan seksual. Karena membaiknya pembuat game grafis telah mampu membuat game senyata mungkin, bahkan mampu menunjukkan darah. Game seperti itu yang mempengaruhi perilaku remaja di Indonesia saat ini termasuk Grand Theft Auto atau GTA. Dalam uraiannya tentang game Grand Theft Auto, menyatakan bahwa game ini telah diproduksi sedemikian rupa sehingga memungkinkan pemain game tersebut berpartisipasi dalam kejahatan yang sifatnya kekerasan mulai dari drive-bye dan shoot out. Internet juga berperan memengaruhi perilaku kekerasan remaja karena menawarkan platform untuk mengunduh film, video game, dan musik yang mengandung kekerasan. Masalah dengan internet adalah bahwa ia tidak memiliki segala bentuk kontrol dan remaja memiliki akses ke semua jenis informasi. Terutama Internet telah melangkah lebih jauh dan tersedia media ponsel, komputer, laptop, dan bahkan TV. Dengan demikian kontrol orang tua pada penggunaan internet sangatlah minimal dan harus diwaspadai.

 Berbagai bentuk media juga bertanggung jawab untuk menyensor adegan yang menunjukkan seks dan telanjang. Akses ke konten eksplisit seperti itu oleh remaja terutama melalui gambar yang dicari di internet an bahkan berbagai situs porno di internet memiliki efek yang sangat serius. Diluar negeri merupakan hal yang wajar sekali yang dilakukan oleh remeja untuk melihat gambar wanita telanjang di film dan situs web, yang mudah diakses oleh remaja tetapi di Indonesia sangatlah fatal bagi orang tua untuk membiarkan anaknya melihat hal tersebut.
Hal ini dapat menyebabkan para remaja jaman sekarang melakukan praktik seksual yang tidak dinginkan yang mengakibatkan kehamilan dini dan penyakit menular seksual. Ketika media menyediakan penggambaran seks tanpa konsekuensi atau batasan, remaja cenderung untuk memulai aktivitas seksual lebih awal, dan akan membuat anak tersebut mendapatkan dengan berbagai cara. Penting untuk melindungi remaja dari situasi seperti itu yang dapat berdampak negatif pada kehidupan mereka serta studi mereka. Karena sangatlah penting untuk melindungi kehidupan muda mereka untuk menjaga masa depan.
 
 Kesimpulan yang diasumsikan adalah dengan demikian, akan sangat mudah, untuk menyatakan bahwa media memiliki efek yang besar pada citra diri banyak remaja di Indonesia dan tren yang terus menerus berdampak pada perilaku anak remaja. Sangat jelas bahwa apa pun yang disajikan di media sangatlah berpengaruh besar dalam kehidupan remaja normal mana pun. Daya tarik media yang luar biasa in sangat mengkhawatirkan karena tampaknya meskipun dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, dan tidak akan segera berakhir. Dalam kasus apa pun, masyarakat dan Lembaga di Indonesia yang harus mengatur penggunaan media harus dibatasi dengan cara membuat undang-undang ketat yang cenderung membuat penayangan beberapa informasi di media sering terjadinya masalah yang harus dilalui para remaja untuk diselesaikan. Karena remaja sekaranglah hanya mengikuti terpaku perkembangan media sehingga sangat disayangkan jika media sekarang sangat tidak terdidik dan mengemukakan ancaman in pada diri mereka sendiri, karena meskipun tampaknya tidak berakhir, dalam waktu dekat yang ketat, langkah-langkah harus dilakukan. Ada kebutuhan untuk memiliki kemiripan kontrol terhadap jenis informasi yang dapat diakses oleh remaja. Jenis media yang paling banyak digunakan adalah internet, televisi, ponsel, atau video game dan musik inilah yang berpengaruh terhadap remeja di Indonesia. Biasanya orang tua cenderung membiarkan anaknya untuk melakukan apapun yang dia inginkan. Oleh karena itu disini orang tua memiliki peran yang sangat penting sekali bagi remaja di Indonesia. Lalu peran penting terakhir ialah dari remaja itu sendiri, a harus dapat memilah atau menyaring hal baik dan hal buruk di dalam media tersebut.

 Referensi tentang pengaruh media terhadap remaja sangat luas dan kebanyakan dari mereka berfokus kepada dampak negatifnya. Mereka cenderung mengedepankan pandangan bahwa cara pemuda bereaksi terhadap situasi, atau cara berpikir mereka sepenuhnya didasarkan pada efek dari media, terutama televisi dan film, videogame, dan internet. Hasil pengaruh media sebagian besar negatif, terutama karena bentuk media di atas telah secara negatif mempengaruhi perilaku dan terutama seksualitas remaja.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun