Mohon tunggu...
fery ekopujiono
fery ekopujiono Mohon Tunggu... Guru - Bercita-cita jadi wartawan

Seorang pengajar yang bercita-cita jadi wartawan tapi tidak kesampaian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sinergi dengan Karang Taruna Bentuk Bank Sampah, IIK Bhakta Inisiasi Kampung Iklim

19 Agustus 2023   09:50 Diperbarui: 16 Oktober 2023   13:34 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah tantangan perubahan iklim yang semakin nyata, masyarakat di berbagai belahan dunia semakin sadar akan pentingnya beradaptasi dan berkontribusi dalam upaya menjaga lingkungan. Salah satu inisiatif yang semakin berkembang adalah konsep "Kampung Iklim" atau "Climate Village". Kampung Iklim merupakan sebuah gagasan inovatif yang mendorong masyarakat lokal untuk berkolaborasi dalam menghadapi dampak perubahan iklim serta menerapkan praktik berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari. Kampung Iklim adalah suatu komunitas atau daerah perkotaan yang aktif menerapkan strategi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan ketahanan terhadap bencana alam, dan menjaga keseimbangan ekosistem. Konsep ini tidak hanya berfokus pada aspek lingkungan, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam mengadopsi gaya hidup berkelanjutan dan mengintegrasikan solusi inovatif dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pertanian, energi, sampai transportasi. 

Salah satu ciri utama dari Kampung Iklim adalah adanya upaya kolaboratif dalam mengimplementasikan solusi-solusi berkelanjutan. Ini melibatkan pemerintah daerah, organisasi non-pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat umum. Beberapa langkah konkret yang biasanya diambil dalam Kampung Iklimyaitu Penggunaan Energi Terbarukan, Pertanian Berkelanjutan, Manajemen Air, Pendidikan dan Kesadaran dan pengelolaan sampah.

Penting untuk mencatat bahwa kesuksesan Kampung Iklim bergantung pada partisipasi aktif dan komitmen dari masyarakat. Masyarakat yang terlibat secara langsung dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi program-program berkelanjutan akan merasakan manfaat nyata dari usaha bersama ini. 

Banyak kampung dan kota di seluruh dunia menghadapi masalah serius terkait pengelolaan sampah. Sampah yang dibuang sembarangan atau diolah secara tidak benar dapat menghasilkan gas metana yang kuat, salah satu kontributor utama efek rumah kaca. Metana memiliki kemampuan untuk menangkap panas lebih dari 25 kali lebih kuat daripada karbon dioksida dalam jangka pendek. Oleh karena itu, keberadaan tumpukan sampah yang tidak terkontrol berpotensi berdampak besar terhadap perubahan iklim. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan sampah adalah dengan membentuk Bank Sampah.

Bank sampah adalah suatu sistem pengelolaan sampah yang melibatkan masyarakat dalam proses pemilahan, pengumpulan, dan pemanfaatan kembali sampah. Konsepnya adalah bahwa sampah yang telah dipilah dan diolah dapat memiliki nilai ekonomi. Di dalam bank sampah, masyarakat dapat menukarkan sampah yang telah mereka kumpulkan dengan imbalan atau insentif, seperti uang atau barang. Manfaat bank sampah sebagai inisiasi kampung iklim adalah Pengurangan Sampah, Peningkatan Kesadaran Masyarakat, Pemberdayaan Ekonomi Lokal, dan Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca. 

Di tengah gencarnya upaya menuju keberlanjutan dan penanganan perubahan iklim, masyarakat di berbagai belahan dunia terus mencari solusi inovatif untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Hal ini yang mendorong Fery Eko Sebagai Ketua Hibah Program Pengabdian Masyarakat Pemula dari DRPM Kemendikbudristek mengambil inisiatif untuk membentuk Bank Sampah sebagai langkah awal dalam membentuk Kampung Iklim yang berkelanjutan. Fery Eko dan kolega memimpin inisiasi yang menginspirasi karang taruna Desa Badal Pandean dengan membentuk Bank Sampah. "kami menginginkan agar masyarakat lokal dapat berpartisipasi secara aktif dalam mengurangi masalah sampah, mengolahnya dengan benar, dan menjaga lingkungan sekitar serta bisa menambah income bagi pendukuk" kata Fery Eko. Disisi lain, Kegiatan ini juga didukung oleh Kepala Desa Badal Pandean, Bapak M. Zainudi Ali Fathoni yang menyatakan bahwa kegiatan ini akan semakin meningkatkan kegiatan karang taruna yang sempat mati suri dan pembentukan bank sampah ini bisa menjadi program unggulan desa terutama dalam mendukung program kampung iklim. Disamping pembentukan Bank Sampah, untuk mendukung program ini juga dibuat program bank sampah berbasis android, pembuatan sabun dan pemanfaatan sampah organik menjadi ekoenzim.

Langkah inisiatif Dosen IIK Bhakta dalam membentuk Bank Sampah di Desa Badal Pandean menginspirasi perubahan yang lebih luas. Semakin banyak masyarakat yang merasa terdorong untuk berpartisipasi dalam upaya menjaga lingkungan dan membentuk Kampung Iklim yang lebih baik. Langkah sederhana ini menjadi bukti bahwa upaya kecil dapat berdampak besar dalam melindungi alam dan mewujudkan perubahan positif dalam komunitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun