Mohon tunggu...
Fery Rusmiyadin
Fery Rusmiyadin Mohon Tunggu... profesional -

Saya adalah guru SD Bakti Mulya 400.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Silaturahim Menambah Keberkahan

3 Februari 2014   08:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:13 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1391403014493345400

Bercerita silaturahim, ini berawal dari perkenalan saya dengan teman umroh. Ketika itu seorang Bapak tua sedang kebingungan saat ingin melakukan tawaf. Saya hampiri Bapak tua itu, "Bapak ada rombongannya?', tanya saya. "Jika Bapak tidak keberatan, saya siap mendampingi Bapak melakukan tawaf sampai tahalul bersama-sama dengan mengikuti buku pedoman." Oleh karenanya Muthoyib (pendamping jamaah saat umroh) hanya 3 orang yang membawa rombongan yang mayoritasnya sudah lansia lagi sibuk. Sejak perkenalan pertama itu, saya berkenalan sampai hari perpisahan saat kembali ke Jakarta. Tak lupa, kami bertukar nomor telepon. Saya berdoa, "Jangan putus tali silaturahim ya pak!". Hari demi hari kulewati seperti biasa menjalani aktivitas mengajar. Tiba-tiba telepon berdering. Tak asing rasanya mendengar suaranya. Ternyata Bapak tua itu yang menghubungi saya. "Bagaimana kabarnya mas? Main donk ke Pasar Kemis.", ajakan Bapak tua kepada saya. Melihat kacamata Islam, Silaturahim merupakan salah satu kewajiban bagi setiap pribadi Muslim. Dalam Alquran, Allah menegaskan, “Dan bertakwalah kepada Allah yang kalian saling meminta dengan nama-Nya dan sambunglah tali silaturahim.’ (QS. An-Nisa [4]:1). “Sebarkanlah salam, sambunglah tali silaturahim, dan shalatlah ketika manusia tidur (tahajud) niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat.” Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga pemutus tali silaturahim.” Dalil-dalil di atas menunjukkan arti penting akan kewajiban silaturahim. Sebab, di dalamnya terdapat banyak keutamaan dan keistimewaan. Di antaranya, pertama, dengan silaturahim, kita bisa saling mengenal antara yang satu dan yang lainnya (QS Al-Hujurat [49]: 13). Dengan silaturahim, kasih sayang dan kerja sama yang positif bisa diwujudkan. Kedua, dengan silaturahim, persatuan dan kesatuan (ukhuwah Islamiah) akan dapat dibangun. Dengan silaturahim, akan timbul rasa saling membutuhkan, solidaritas, dialog, pengertian, dan menguatkan kerjasama dalam perjuangan yang kokoh. Rasulullah SAW bersabda, “Tangan Allah berada di atas jamaah.” Dalam hadis lain dikatakan, “Persatuan (al-jamaah) itu rahmat dan perpecahan (al-firqah) adalah azab.” Berdasarkan hadis di atas, Allah SWT senantiasa akan menolong hamba-hamba-Nya yang senantiasa bersatu dan menjauhkan diri dari perpecahan. Hal ini terbukti dalam sejarah Islam ketika umat Islam bersatu, Allah menolong mereka hingga mampu menguasai sejumlah wilayah bahkan mampu menundukkan dua imperium besar, yakni Romawi dan Persia. Sebaliknya, pada saat umat Islam berpecah belah, terjadilah perang saudara dan saling membunuh hingga merusak kekuatan Islam. Ketiga, dengan silaturahim, berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat akan mudah diatasi. Baik masalah ekonomi, pendidikan, kebudayaan, maupun lainnya. Keempat, silaturahim juga akan mampu menyelesaikan berbagai persoalan horizontal yang terjadi di masyarakat. Sebab, dengan mengedepankan kasih sayang, sikap emosional dalam diri umat yang bisa memicu permusuhan dapat diatasi dengan baik. Dengan demikian, akar persoalan pun akan ditemukan dan bisa diselesaikan dengan damai. Kelima, dengan silaturahim, berbagai ide-ide dan gagasan yang brilian, inovasi-inovasi, program-program, dan kegiatan-kegiatan yang positif juga bisa diwujudkan. Ketika umat Islam berkumpul dalam kasih sayang dan semangat kebersamaan, akan muncul ide-ide kreatif dalam memacu umat untuk mencapai kemakmuran bersama. Kondisi ini jauh lebih bermanfaat di bandingkan sendirian. Dan sesungguhnya, kejayaan umat Islam di masa lalu berawal dari silaturahim. Keenam, dengan silaturahim, akan banyak ilmu pengetahuan yang tersebar. Dengan demikian, akan banyak pula ilmu dan wawasan yang bisa diserap darinya. Dari sini diketahui bahwa silaturahim menjadi media menumbuhkan wawasan persatuan dan kesatuan. Dari keutamaan iIlaturahim ini, saya mendapatkan saudara muslim yang baru. Berbekal nomor telepon dan alamat yang saya miliki dengan mengucap Basmallah saya pun berkunjung ke Pasar Kemis Kabupaten Tangerang. Jarak tempuh dari rumah Cipadu ke Pasar Kemis memakan waktu 2 jam jalan santai (40km/jam). Tak lupa setelah berkunjung ke Pasar Kemis, saya dibawakan kelapa muda sekarung dan beras hasil panennya. ALhamdulillah berkah banget. Semoga kita semua diberikan kemudahan untuk senantiasa menyambung silaturahim demi memperkuat ukhuwah Islamiah (sesama umat Islam), ukhuwah basyariah (kemanusiaan), dan ukhuwah wathaniah (semangat cinta tanah air).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun