Perasaan senang jika melihat anak tersenyum di depan kamera atau dalam kehidupan sehari-hari. Senyumnya anak merupakan kebahagiaan orang tua. Tetapi setiap orang tua juga harus mengetahui kejiwaan anak, apakah sedang sedih, marah, atau senang. Berita tentang kekerasan anak yang terjadi saat ini sudah meresahkan orang tua, melihat ada oknum di luar sana atau di lingkungan sekitar kita banyak yang mengincar terhadap putra-putri kesayangan.
Oleh karena itu, komunikasi saat ini harus terbangun dengan kuat dengan anak. Jangan sampai kesibukan yang dilakukan orang tua sampai terlupa dengan hubungan komunikasi. Ajarkan anak untuk terus bercerita apa yang dilakukannya sepanjang hari. Baik tentang sekolah, teman, makanan, bermain atau tontonan tv.
Sesibuknya orang tua yang bekerja, memang untuk memenuhi semua kebutuhan rumah tangga. Komunikasi juga suatu kebutuhan. Sebagai tenaga pendidik, saya selalu menekankan kepada peserta didik (murid) di sekolah tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga mengajarkan banyak hal seperti pintar secara ilmu, tumbuh akhlak yang baik, jiwa sosial yang terbangun, dan kepekaan terhadap lingkungan.
Komunikasi sudah terjalin saat masih di dalam kandungan ibu. Kemudian lahir, komunikasi anak hanya dengan tangisan. Saat anak sudah mengeja kata seperti umi, abi... tentunya orang tua akan senang sekali mendengarnya. Saat anak 2- 5 tahun sudah mengenal kata-kata dan benda, anak  jadi semakin banyak bertanya kepada orang tua apa yang dilihatnya, apa yang tidak diketahui artinya? Orang tua harus punya kesabaran lebih saat menjelaskan kepada anaknya.
Terus ajak komunikasi dengan anak sepanjang hidup, jangan pernah terhenti karena perubahan zaman. Komunikasi bisa menjaga hal-hal negatif yang terjadi pada anak-anak kita yang ada di rumah bisa diketahui. Cepat cari solusinya ketika menemukan masalah dalam komunikasi. Semoga dengan tulisan ini, penulis  mengajak kepada para orang tua dimanapun mari lindungi masa depan anak-anak kita dari semua bentuk kekerasan, kejahatan terhadap anak dengan berkomunikasi saat ini, berkomunikasi dari yang terkecil, dan berkomunikasi mulai dari diri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H