KKN) bertajuk "Implementasi Teknologi Tepat Guna: Kreasi Alat Cap Batik sebagai Ikon Khas Desa Candiwatu," mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya berhasil mengubah limbah kardus dan karton menjadi alat cap batik yang bernilai ekonomi tinggi.
Mojokerto, 19 Juli 2024 - Desa Candiwatu di Kecamatan Pacet, Jawa Timur, memperkenalkan inovasi terbaru dalam pengelolaan sampah dan pemberdayaan ekonomi kreatif. Melalui Program Kerja Nyata (Program ini berlangsung selama 12 hari, mulai 10 hingga 21 Juli 2024, dengan melibatkan ibu-ibu PKK dan anggota Bank Sampah Anggrek Dusun Sumberbendo. Mereka dilatih untuk membuat alat cap batik dari limbah kardus dan karton, yang kemudian digunakan untuk menciptakan batik khas Desa Candiwatu. Langkah ini tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya daur ulang dan pelestarian lingkungan.
Pelatihan yang dilakukan membekali masyarakat dengan keterampilan baru dalam bidang batik, dengan hasil yang cukup memuaskan. Produk batik yang dihasilkan memiliki desain yang mencerminkan identitas lokal Desa Candiwatu, menjadikannya produk unggulan yang berpotensi menarik pasar lokal maupun nasional.
"Kami berharap inovasi ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Candiwatu sekaligus melestarikan budaya batik yang menjadi warisan nenek moyang kita," ujar salah satu mahasiswa yang terlibat dalam program tersebut.
Program ini diharapkan menjadi solusi inovatif untuk pengelolaan sampah dan mendorong ekonomi kreatif di Desa Candiwatu, serta menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam memanfaatkan teknologi tepat guna untuk mengatasi permasalahan lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H