Mohon tunggu...
Fery Firmansyah
Fery Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang memiliki minat dan hobi dalam bidang jurnalistik, teknologi, dan gadget.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Daur Ulang Limbah Karton Menjadi Cap Batik Ikonik

19 Juli 2024   16:21 Diperbarui: 19 Juli 2024   16:29 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kegiatan

Mojokerto, 19 Juli 2024 - Desa Candiwatu di Kecamatan Pacet, Jawa Timur, memperkenalkan inovasi terbaru dalam pengelolaan sampah dan pemberdayaan ekonomi kreatif. Melalui Program Kerja Nyata (KKN) bertajuk "Implementasi Teknologi Tepat Guna: Kreasi Alat Cap Batik sebagai Ikon Khas Desa Candiwatu," mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya berhasil mengubah limbah kardus dan karton menjadi alat cap batik yang bernilai ekonomi tinggi.

Program ini berlangsung selama 12 hari, mulai 10 hingga 21 Juli 2024, dengan melibatkan ibu-ibu PKK dan anggota Bank Sampah Anggrek Dusun Sumberbendo. Mereka dilatih untuk membuat alat cap batik dari limbah kardus dan karton, yang kemudian digunakan untuk menciptakan batik khas Desa Candiwatu. Langkah ini tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya daur ulang dan pelestarian lingkungan.

Pelatihan yang dilakukan membekali masyarakat dengan keterampilan baru dalam bidang batik, dengan hasil yang cukup memuaskan. Produk batik yang dihasilkan memiliki desain yang mencerminkan identitas lokal Desa Candiwatu, menjadikannya produk unggulan yang berpotensi menarik pasar lokal maupun nasional.

"Kami berharap inovasi ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Candiwatu sekaligus melestarikan budaya batik yang menjadi warisan nenek moyang kita," ujar salah satu mahasiswa yang terlibat dalam program tersebut.

Program ini diharapkan menjadi solusi inovatif untuk pengelolaan sampah dan mendorong ekonomi kreatif di Desa Candiwatu, serta menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam memanfaatkan teknologi tepat guna untuk mengatasi permasalahan lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun