keluhan pembungkus rokok
Banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi rokok, mulai dari kalangan remaja hingga dewasa dan bahkan anak-anak membuat resah para pelopor kesehatan, yang di karenakan tingginya tingkat kesakitan bahkan kematian akibat rokok tiap tahunnya.
Pada tahun 2014, mentri kesehatan mendapatkan ide untuk menekan jumlah perokok di indonesiadengan meniru Negara asian lain yaitu menaruh gambar menyeramkan di pembungkus rokok, Negara-negara asian seperti Filipina thailan, malaisia dan singapura telah menggunakan cara ini, menurut penelitian Negara-negara tersebut bahwa gambar tersebut berhasil menekan jumlah perokok dinegara mereka, maka dari itu mentri kesehatan Indonesia juga menggunakan cara tersebut, tetapi timbul berbagai pertanyaan tentang ide tersebut, apakah budaya masyarakat kita sama dengan Negara lain? Apakah gambar tersebut mampu menyadarkan perokok di Indonesia, pertanyaan ini kita tidak ketahui jawabannya jika tidak menggunakan gambar tersebut di pembungkus rokok,
Tetapi pertanyaan lain muncul, kenapa hanya rokok? Kenapa produk-produk lain yang membahayakan kesehatan tidak di beri gambar jga, contohnya seperti mie instant, minuman keras dan sebagainya, apakah produk itu tidak berbahaya? Atau produk tersebut mungkin hanya membuat kesehatan sdikit rusak hehe, lanjut ke pertanyaan lain, knapa hanya di pembungkus rokok? Yang di hisat itu apa? Bungkus rokok atau batang rokok?
1 hal yang membuat saya tersenyum ketika sedang melaksanakan kkn di suatu desa Sulawesi tenggara, saat duduk” bersama pak desa, pak desa menyuruh keponakannya untuk membeli rokok, tetepi lucunya pakdesa tersebut menyuruh anak tersebut untuk membuang bungkusnya, dan membawakan rokoknya saja, saat saya Tanya knapa?, pak desa tersebut berkata, gambarnya itu ada di bungkus klau diliat bukan jadi tdk mau merokok, tapi jadi malas makan, hehe lucu juga pak desa tersebut, makanya dia hanya mengambil rokoknya dan membuang bungkusnya karena di rokoknya tidak bergambar
Semoga bisa di pertimbangkan lagi, hal sekecil apapun yang dapat merusak kesehatan itu perlu di perhatikan, dan kreatifitas pelopor kesehatan bukan dari meniru.
Salam sehat
Berhentilah merokok sebelum rokok membunuhmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H