Ia lulusan Pasca Sarjana Universitas Trisakti, dan merupakan mantan Ketua Umum Pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) periode 2014-2016.
Yang paling tua diantara mereka adalah Ayu Kartika Dewi, berusia 36 tahun. Founder sekaligus perumus Gerakan Sabang Merauke ini lulusan dari Duke University Amerika Serikat.
Namun diantara ke 7 milenial ada satu yang istimewa dengan tugas lebih khusus dibanding teman-temannya itu.
Namanya Angkie Yudistia berusia 32, istimewanya, ia merupakan penyandang disabilitas tuna rungu. Founder Thisable Enterprise ini ditunjuk jadi juru bicara Presiden.
Mungkin secara lengkap mengenai profile mereka bisa dibaca diberbagai media yang memang lagi hot memberitakan mereka.
Saya melihat penunjukan ke 7 milenial ini, sebagai upaya Jokowi untuk membuka komunikasi dengan kaum yang akan segera menjadi penguasa jaman ini.
Program -program yang terkesan birokratis penuh retorika politis dan hukum yang tak asik buat milenial akan dibuat asik tanpa harus kehilangan maknanya.
Kemudian secara resiprokal milenial  bisa menyampaikan lewat mereka apa yang kaum muda ini inginkan.
Ide-ide inovatif nan konstruktif terkadang out of the box dari teman-teman sekaumnya bisa mereka serap untuk kemudian para stafsus ini sampaikan kepada Presiden Jokowi.
Apa yang sedang Jokowi lakukan saat ini saya pikir merupakan sebuah terobosan untuk mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia yang agile, innovative dan sustainable untuk memanfaatkan bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini.
Bonus demografi ini seperti pedang bermata dua, jika tak disikapi dengan benar melalui program-program pembinaan yang berkelanjutan, bisa menjadi bumerang.