Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Nasdem Mencari Keseimbangan, Jumpa PKS dan PAN

1 November 2019   15:18 Diperbarui: 1 November 2019   15:20 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Partai Nasional Demokrat alias Nasdem terus bergerak, mencoba meraih keseimbangan baru. Setelah hari Rabu (30/10/19) lalu bertemu dengan mendatangi para petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS)di Kantornya di jalan TB Simatupang Jakarta Selatan. Walaupun kita tak pernah tahu apa yang terjadi sebenarnya dalam pertemuan tersebut.

Karena dalam politik itu biasanya apa yang terlihat dipermukaan bukan etalase sebenarnya sebuah sikap. Politik itu terlihat sangat kekurangan ketulusan, bisa saya saja wajahnya terlihat senyam senyum padahal di dalamnya sedu sedan berurai air mata.

Dalam pertemuan antara Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Ketua Umum PKS, Shahibul Umam konon katanya menghasilkan 3 kesepakatan yang tertuang dalam nota kesepahaman.

Pertama, Kedua belah pihak menghargai dan menghormati posisi masing-masing, Nasdem berada di posisi berpelukan dengan pemerintah sedangkan PKS berada di luar pemerintah berjuang sesuai dengan arah politik mereka. Namun perbedaan tersebut tak akan mengurangi fungsi check and balances keduanya terhadap pemerintah agar demokrasi tetap berlangsung secara sehat.

Kedua, Keduanya juga sepakat menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan cara menjalankan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai landasan setiap tindakan politik keduanya.  Radikalisme, intoleransi, komunisme, dan separatisme tidak akan diberikan tempat oleh keduanya.

Ketiga, PKS dan Nasdem sadar bahwa secara sosiologis kebersamaan nasionalis dan agamis itu secara historis sudah terbentuk sejak lama. Tak usah dijadikan penghalang sepanjang itu demi kekuatan persatuan berbangsa dan bernegara.

Banyak pihak yang beranggapan kunjungan Nasdem ke PKS ini merupakan sebuah tanda ketidakpuasaan Nasdem terhadap hegemoni politik yang sekarang digenggam erat oleh PDIP. Dan PDIP sepertinya sedang tak menginjak bumi dan terkesan agak arogan.

Kabarnya setelah mengunjungi PKS, Nasdem akan datang mengunjungi Partai Amanat Nasional (PAN), partai yang juga ada di luar pemerintahan 

"Ada rencana begitu (bertemu PAN), tapi waktunya mungkin setelah kongres Nasdem," kata Willy Aditya Ketua DPP Partai Nasdem, Jumat (1/11/2019). Seperti yang dikutip dari Kompas.com

Manuver Nasdem ini mungkin saja diteruskan dengan bertemu dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai pimpinan Partai yang berada diluar pemerintah lainnya. menarik sekali langkah Nasdem ini.

Seperti kebalikan apa yang dilakukan Prabowo ketika sibuk mengunjungi partai-partai yang berseberangan dengan Gerindra saat Pilpres lalu. Nah apakah kemudian perilaku sedikit nakal Nasdem ini penanda mereka akan bergabung dengan "Oposisi"?

Saya rasa sih tidak, faktanya Nasdem tak menolak jatah 3 kursi di Kabinet yang artinya mereka masih berada dalam pelukan koalisi pendukung Jokowi. Namun apa yang dilakukan Nasdem itu lebih merupakan semacam sentilan kepada hegemoni PDIP.

Nasdem sedang berjalan mencari jalan untuk mencari titik keseimbangan baru agar hegemoni ini tak terus mendominasi dan membesar, menjadi tak terkontrol akhirnya melahirkan orde baru dengan cara yang berbeda.

Menurut saya tak perlu ada yang dikhawatirkan juga terkait manuver ini baik oleh PDIP maupun Istana. Justru ini menjadi edukasi politik bagi masyarakat bahwa kontestasi elektoral dalam pilpres ini bukan pertarungan hidup dan mati, keterbelahan publik dalam pilpres tidak boleh berlanjut menganggu persatuan membangun bangsa bersama.

Selain itu memang pada dasarnya keseimbangan poltik itu sangat dibutuhkan dalam sebuah pemerintahan agar kontrol tetap terjadi, dan tak terjadi oligarki politik yang kemudian akan melahirkan otoritarianisme baru, dan ujungnya perlawanan akan dilakukan masyarakat sipil karena sudah tak bisa berharap pada fungsi trias politika yang ada.

Sumber.

https://nasional.kompas.com/read/2019/11/01/12203471/setelah-bertemu-pks-nasdem-akan-lanjut-safari-politik-ke-pan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun