Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Drama Aibon Jadi Menarik Karena PSI, Anies, dan Ahok

31 Oktober 2019   18:27 Diperbarui: 31 Oktober 2019   18:29 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: tirto.id/Andrey Gromico

Lem Aica Aibon belakangan menjadi menjadi bua bibir. Bibir William Aditya Sarana anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang pertama berucap mengenai merk perekat legendaris ini.

Kok bisa jadi rame? Ya rame lah wong dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta tahun 2020 terdapat anggaran untuk pengadaan lem ini senilai Rp. 82,8 milyar.

Jumlah anggaran yang diluar kewajaran, bayangkan berapa banyak lem yang lebih dikenal dengan nama Aibon ini jika di beli dengan uang sebesar itu.

Menurut William dalam akun Instagramnya @wilsarana "Lem Aibon itu dibeli untuk 37500 murid. Artinya Dinas Pendidikan mensuplai dua kaleng lem Aibon per murid setiap bulannya."

Kemudian ia meminta penjelasan terkait hal itu kepada Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Bukan mendapat penjelasan yang substantif. Pihak Pemda DKI malah terkesan ngeles, bahwa temuan William itu akibat salah ketik alias typo saat input data ke dalam sistem e-budgeting.

Demikian yang dikatakan oleh Sekretaris Dinas Pendidikan, Susi Nurhati.  Seraya membantah keberadaan anggaran yang diungkap William tersebut.

Nggak ada lah, enggak mungkin," katanya Rabu (30/10/19) kemarin seperti dilansir Tirto.id.

Eh ternyata lewat situs apbd.jakarta.go.id William tak hanya menemukan anggaran Aibon. Terdapat 4 anggaran lain yang dianggap aneh dengan jumlah yang fantastis.

Anggaran pembelian bolpoin sebesar Rp. 124 milyar di Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Timur.

Pembelian 7313 unit komputer senilai Rp. 121 milyar. Anggaran Rp.66 milyar untuk kebutuhan storage Dinas Komunikasi dan Informatika.

Serta anggaran buat influencer Pariwisata DKI sebesar Rp. 5 milyar. Aneh memang anggaran yang agak-agak berbau mark-up.

Anggaran itu ditetapkan harus berdasarkan kewajaran. Sulit juga rasanya kita bisa menerima anggaran buat kebutuhan-kebutuhan yang aneh dengan plafon anggaran yang fantastis.

Terkait hal ini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi bibir kedua yang membuat keramaian ini, 

Walaupun sepertinya ia tak berminat menjawab substansinya. Ia malah sibuk menyalahkan sistem e-budgeting yang dibuat pada masa pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Tak cukup hanya menyalahkan sistem, ia pun menyindir PSI,  Anies menanggap apa yang dilakukan politikus PSI itu merupakan bentuk cari perhatian saja.

"Bagi orang-orang baru, manggung. Ini adalah kesempatan beratraksi," kata Anies di Balai Kota DKI, Rabu (31/10/19) kemarin seperti yang dikutip dari CNBCIndonesia.com.

Rupanya Ahok mendengar bahwa e-budgeting yang ia gagas dan dipakai di jaman pemerintahannya, disalahkan Anies. 

Ia pun kemudian bersuara dan menyatakan bahwa sistem tersebut sudah bagus dan membuat siapapun bisa mengawasi pembahasan APBD DKI melalui situs tersebut dan kemungkinan korupsi menjadi sangat kecil karena transparan.

"Sistem itu berjalan baik jika yang input datanya tidak ada niat mark up, apalagi maling," ucap Ahok saat dihubungi, Kamis (31/10/2019). Seperti yang dilansir Detik.com.

Ahok merupakan bibir ketiga yang membuat isu Aibon ini menjadi meluas kemana-mana. Tak berhenti di Ahok rupanya. Gubernur sebelum Anies pun, Djarot Saeful Hidayat turut berkomentar.

Ia menyatakan sistemnya sudah baik, dan tak ada masalah, jika ada kurang tinggal diperbaiki saja. 

Di lain pihak,  teguran pun dilayangkan kepada William oleh Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI Inggard Joshua yang merupakan anggota fraksi Gerindra. Terkait masalah anggaran Aibon ini.

Bibir netizen sebetulnya lebih ramai lagi, dunia maya kemarin dipenuhi oleh meme dan percakapan Drama Aibon ini.

Anies terlihat gagap menghadapi masalah ini, bukan dijawab dan terangkan permasalahan substansinya malah menutup situs Apbdjakarta.go.id. Seraya menyalahkan pemerintahan sebelumnya terkait sistem tersebut.

Seharusnya Anies berterimakasih pada William dan PSI karena ia diingatkan dan terhindar dari jeruji besi lembaga anti rasuah.

Sumber: 1, 2, dan 3.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun