Berbaju putih mendatangi istana dengan senyum ramahnya, ia berjalan melintasi halaman Istana negara. Kemudian berbicara dihadapan wartawan
"Dapat amanah baru, tugas baru yang harus saya laksanakan. Ya, benar (Menkes)," katanya usai bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan, Selasa (22/10/19) kemarin seperti yang dilansir CNNIndonesia.com.Â
Dia adalah Mayor Jenderal DR Terawan Agus Putranto Sp. Rad. K.IR, Kepala Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto. Salah satu orang yang kemarin dipanggil Jokowi untuk mengisi pos menteri di periode kepemimpinannya yang ke II.
Pria kelahiran, Yogyakarta, 5 Agustus 1964 ini setelah lulus sekolah menengah atas, ia melanjutkan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Ia berhasil lulus sebagai dokter pada 1990 saat usianya menginjak 26 tahun.
Sesaat setelah lulus sebagai dokter kemudian ia mengabdikan dirinya menjadi personil militer di TNI Angkatan Darat. Sempat ditugaskan ke beberapa daerah antara lain Lombok, Bali dan kemudian di Jakarta.Â
Untuk memperdalam ilmu Kedokterannya ia kemudian ia melanjutkan kuliahnya dengan mengambil spesialis Radiologi di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.Â
Ia memutuskan memilih spesialis Radiologi karena merasa ilmu Radiologi belum terlalu banyak dikembangkan. Kemudian ia memperdalam ilmu Radiologi Intervensi, yang merupakan Sub Spesialis Radiologi yang memanfaatkan prosedur minimal invasif untuk melakukan diagnosis dan terapi pada hampir semua organ tubuh dengan menggunakan panduan foto yang dihasilkan dari alat-alat Radiologi, seperti USG, CT Scan, MRI, Flouroskopi.
Untuk Sub Spesialis ini ia memperdalam ilmunya di Universitas Hasanudin, Makasar. Dalam perjalanannya di dunia medis ia kerap kali melakukan berbagai riset. Hasilnya ia menemukan metode baru untuk penderita stroke.
Metode baru yang biasa disebut Flushing Brain ini ia tuangkan menjadi disertasi sebagai syarat kelulusan Doktoralnya. Disertasi ini berjudul "Efek Intra Arterial Heparin Flushing Terhadap Regional Cerebral Blood Flow, Motor Evoked Potentials, dan Fungsi Motorik pada Pasien dengan Stroke Iskemik Kronis".
Metode baru penanganan bagi pasien terkena stroke ini kemudian ia kembangkan, ditengah berbagai pro dan kontra kalangan medis di Indonesia.
Dengan memakai metode ini, penderita stroke akan dioperasi dan dalam waktu 4-5 jam setelahnya pasien itu bisa sembuh dari strokenya. Metode ini kemudian ia patenkan di Jerman dengan nama "Terawan Theory".Â