Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Obligasi Ritel Indonesia Seri 016 Kini Dijual Online, Ini 4 Langkah untuk Mendapatkannya

2 Oktober 2019   15:55 Diperbarui: 2 Oktober 2019   16:21 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Obligasi Ritel Indonesia atau ORI merupakan instrumen pembiayaan yang dikeluarkan pemerintah khusus buat investor eceran atau ritel. Penerbitan ORI sudah dilakukan  sejak  13 tahun lalu, setiap bulan Oktober biasanya ORI ini diluncurkan. 

Nah hari ini Rabu 2 Oktober 2019 ORI seri 016 diluncurkan, dengan mematok kupon  sebesar 6,8 persen/per tahun dan kuponnya akan dibayarkan secara bulanan setiap tanggal 15 setiap bulannya. Masa penawaran akan dimulai sejak hari ini tanggal 2 Oktober 2019 sampai dengan 24 Oktober 2019. 

ORI016 ini bisa dijadikan alternatif investasi yang sangat menarik selain berisiko sangat rendah atau bahkan bisa dikatakan tanpa resiko karena baik kupon maupun pembayaran kembali pokoknya apabila telah jatuh tempo dijamin oleh negara melalui Undang-Undang Nomor 24 tahun 2002.

Berbeda dengan seri ORI015, ORI seri 016 ini lebih milenial friendly karena transaksinya bisa dilakukan secara online dan minimal investasinya pun sangat murah hanya 1 juta dan kelipatannya sampai dengan 3 miliar rupiah untuk satu nama. Siapapun sepanjang mereka Warga Negara Indonesia boleh berinvestasi di instrumen keuangan ini.

Lain dengan Saving Bond Retail (SBR) yang tidak bisa diperdagangkan kembali, ORI016 ini dapat diperdagangkan kembali dipasar sekunder namun khusus untuk antar investor domestik. Kelebihannya jika dapat diperdagangkan kembali di pasar sekunder adalah investor berpotensi untuk mendapatkan capital gain atau selisih antara beli dan jual. Namun setiap potensi keuntungan tentu saja ada potensi kerugian. 

Kerugiannya apabila saat kita beli di pasar perdana harganya 100 persen, nah kemudian saat kita berniat mau menjual ternyata harganya ada di posisi 90 persen maka kita akan rugi sebesar itu. Namun jangan takut potensi kerugian itu dapat di minimalisir dengan mengukur tren, artinya situasi ekonomi dunia sekarang sedang melemah, biasanya ketika situasi seperti ini suku bunga cenderung akan menurun. 

Dan hukum dari harga obligasi itu akan selalu berlawanan dengan arah suku bunga, artinya suku bunga turun, obligasi pasti naik harganya. dan suku bunga naik harga obligasi akan turun. Jadi tak perlu khawatir, cuan menanti kok, jika mau berinvestasi disini.

Nah bagi yang berminat dan belum pernah melakukan transaksi investasi ORI yang berbasis online, terdapat 4 langkah mudah agar transaksi investasi ini bisa dilakukan.

Pertama. Registrasi dapat dilakukan setiap saat bahkan sebelum masa penawaran SBN Ritel dibuka. Calon Investor dapat mendaftarkan diri pada sistem elektronik yang disediakan oleh Mitra Distribusi (Midis), dengan menginput data-data antara lain, data diri, nomor SID (Single Investor Identification), nomor Rekening Dana dan nomor Rekening Surat Berharga. 

Bagi Calon Investor yang belum memiliki nomor SID, Rekening Dana, dan/atau Rekening Surat Berharga, dapat menghubungi Mitra distribusi yang terdiri dari 14 bank yakni PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Permata Tbk (BNLI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), dan PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP). PT Bank HSBC Indonesia, PT Bank DBS Indonesia, PT Bank UOB Indonesia, dan PT Bank Commonwealth.

4 Perusahaan Sekuritas yaitu PT Trimegah Sekuritas Tbk (TRIM), PT Danareksa Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas.  dan perusahaan fintech yang terdiri dari PT Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku) dan PT Investree Radhika Jaya dan perusahaan fintech Aperd terdiri dari PT Bareksa Portal Investasi, PT Star Mercato Capitale (TanamDuit), dan PT Nusantara Sejahtera Investama (Invisee). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun