Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"Ditunggangi", Narasi yang Mengingatkan pada Orde Baru ala Wiranto

27 September 2019   11:09 Diperbarui: 27 September 2019   11:35 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber Foto: iNews.id/Aditya Pratama

Hal ini disebutkan oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto.  Ia menuturkan, penunggang aksi demonstrasi tersebut bertujuan menggagalkan pelantikan anggota DPR/MPR/DPD dan Presiden serta Wakil Presiden pada Oktober nanti. Dengan adanya kerusuhan, maka nantinya pemerintah akan memiliki citra yang buruk dengan adanya demonstrasi berujung rusuh. 

"Tujuan akhirnya adalah menggagalkan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih," ucap Wiranto dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Kamis (26/9/2019)kemarin, seperti yang dikutip dari Inews.id.

Narasi-narasi kontraproduktif seperti ini rasanya sudah kudet. Teringatnya saya kata "ditunggangi" ini lancar disebutkan oleh orang yang sama 21 tahun lalu. 

Saat reformasi 98 terjadi, saya yang saat itu masih berstatus mahasiswa, dan kebetulan ikut berdemo menduduki gedung DPR. Padahal tak ada satu pun yang menunggangi kami saat itu, yang menungangi kami saat itu adalah "Rakyat", tak ada yang lain.

Saya pikir seiring perubahan jaman cara negara menghadapi demonstrasi akan berubah, ternyata sama saja. Menggunakan kekerasan hingga 2 orang mahasiswa meninggal di Kendari Sulawesi Tenggara kemudian label ditunggangi dilekatkan kepada mahasiswa yang berdemonstrasi. 

Kenyataan dilapangan itu tak ada seperti itu, disusupi mungkin saja terjadi, karena akan sangat sulit mengontrol ribuan orang seperti itu meskipun strukturnya sudah dibuat serapi mungkin. 

Seharusnya pendekatan yang dilakukan keamanan itu berubah, lebih humanis dan mengedepankan dialog. Bukan memframing seolah-olah mahasiswa itu ditunggangi untuk kemudian dicitrakan salah. Sebaliknya Polisi dan Negara adalah pihak yang innocent.

Tiba saatnya Jokowi untuk mengganti pejabat-pejabat yang bertanggungjawab terhadap kejadian ini

Sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun