Saat perang dunia pertama mulai berkecamuk, Amerika Serikat yang terlibat di dalamnya mulai merasakan kekurangan dana untuk membiayai pasukannya. AS saat itu secara ekonomi tak sekuat hari ini.Â
Saat itu dana yang mereka miliki tak mampu menutupi semua biaya perang yang dibutuhkan. Menghadapi situasi ini Pemerintah AS kemudian menaikan pajak warganya, namun kenaikan itu tak juga mampu mencukupi biaya perang yang memang cukup tinggi.
Merasa tak mungkin harus terus menerus menaikan pajak, Pemerintah AS akhirnya pada tahun 1917 menemukan cara yang lebih mudah sekaligus solusi alternatif untuk menutupi hutang pemerintah akibat membiayai perang sekaligus dapat menyokong pertumbuhan ekonominya.
Solusi alternatif itu ialah mengeluarkan Surat Utang Negara, yang saat itu dinamai Liberty Bond atau Obligasi Liberty. Inilah yang mengawali surat utang negara seperti yang kita kenal hari ini.
Obligasi Liberty diterbitkan oleh pemerintah AS untuk mendapatkan dana guna menutupi defisit anggaran negara. Caranya, obligasi tersebut dijual kewarga negaranya dengan iming-iming imbalan bunga yang tinggi. Ternyata warga AS antusias untuk membeli obligasi tersebut, dalam waktu singkat dana yang sangat besar berhasil diraup Pemerintah AS hasil penjualan Obligasi tersebut.
Seiring membaiknya perekonomian AS dan pemasaran yang agresif, penjualan Obligasi Liberty itu menjadi semakin membesar dengan volume yang masif.Â
Obligasi Liberty digadang-gadang sebagai investasi yang paling aman, karena di jamin dan disokong oleh kepercayaan penuh dan keyakinan terhadap Pemerintah AS.
Faktor keamanan investasilah hal yang sangat penting harus dipahami. Obligasi menawarkan opsi jenis investasi yang aman dan memiliki resiko sangat kecil bagi investor, meskipun seandainya dunia berada dalam kekacauan akibat perang dan krisis keuangan. Â
Kebenaran klaim tersebut dibuktikan Kementerian Keuangan AS, meskipun mereka sebenarnya tidak memiliki dana yang cukup buat membayar kembali Obligasi Liberty. Namun mereka tetap mampu membayarnya, melalui penerbitan obligasi baru untuk menutupi pembayaran 0bligasi Liberty milik warganya.
Hingga saat ini penerbitan Obligasi terus dilakukan dengan jumlah yang semakin membesar untuk menutupi utang lama sekaligus mendanai anggaran pemerintah yang akan datang.
Bukan hanya Amerika Serikat saja yang menerbitkan surat utang negara seperti ini. Hampir semua negara di dunia sekarang merilis obligasinya masing-masing, termasuk Jepang, Inggris, Indonesia, dan lain sebagainya. Bahkan, perubahan di pasar obligasi setiap negara akan memengaruhi nilai tukar mata uang dalam jangka pendek maupun panjang.